Pelonggaran Masker di Dalam Negeri

Akhirnya Indonesia beberapa hari yang lalu melalui publikasi oleh Presiden Jokowi, menyampaikan bahwa pemakaian masker di ruang terbuka mulai dilonggarkan. Dalam arti bahwa ketika kita aktivitas di ruang terbuka dan tidak berkerumun tidak lagi dipaksakan menggunakan masker. 

Ini merespon banyak pihak yang menanyakan bagaimana dengan Indonesia, di negara lain pelonggaran pemakaian masker ini sudah terjadi, kenapa Indonesia belum? 

Publikasi yang dilakukan pak presiden kemarin itu setidaknya bisa jadi respon apa yang ditanyakan sebelumnya. 

Ilustrasi, aktivitas masyarakat di luar ruangan ketika masih ber masker, sebuah kebutuhan atau keharusan karena terpaksa? Gambar diambil dari Google

Lalu apakah kalian setuju? 

Jika pertanyaan itu ditujukan pada saya, saya sih mana saja ya, tapi buat saya penggunaan masker itu sudah jadi kebiasaan dan saya sudah tidak berada lagi dalam fase terganggu menggunakan masker, entah alasan gerah, kesulitan bernafas dll.,  kecuali ya aktivitas berolahraga dipaksakan tetap ber masker itu baru saya komplain. Kemudian saat kita terengah-engah karena panas, sulit bernafas masih dipaksakan pakai masker. 

Mungkin orang lain bilang, "Wah gak begitu koq!"


Tidak di tempat saya bekerja, di tempat saya bekerja ini agak unik memang, paksaan penggunaan masker ini ya wajib dan harus. Bahkan ketika ada publikasi dari presiden kemarin ini belum tentu berpengaruh pada aktivitas bermasker di tempat ini. 

Bahkan ya kalau boleh saya cerita, ada tukang atau pekerja bangunan yang bekerja menggali, saat itu kondisi hujan lebat, saat itu mereka bekerja di lingkungan perusahaan, si pekerja itu dipaksakan harus memakai masker yang kondisinya basah kuyup karena harus tetap bekerja dalam kondisi hujan. Masker itu tidak boleh dilepas, sewaktu si pekerja ini melepas masker, "polisi masker" melintas, si pekerja ini habis diomelin. 

Si "polisi masker" ini tidak menyadari betapa sengsaranya si pekerja ini kesulitan bernafas dengan kondisi masker basah. Lagi pun si pekerja ini bekerja di tempat terbuka tanpa kerumunan. 

Dengan adanya informasi yang disampaikan pak presiden ini seharusnya gak ada lagi penerapan seperti yang dilakukan "polisi masker" tadi. Tapi belum tahu implementasinya di lapangan. Karena tempat dimana saya bekerja ini kadang punya aturan yang berbeda dengan yang umum berlaku. 


Kembali pada pertanyaan awal tadi di atas. Jika ditujukan pada saya, apakah setuju atau tidak? Jawaban saya setuju² saja dan gak ada komplain. 

Tapi saya akan tetap menggunakan masker sesuai kebutuhan saya. Karena apa, saya memakai masker untuk melindungi saya pribadi dan orang lain jika misalnya sedang sakit flu atau semacamnya yang memungkinkan penularan dari pernafasan. 

Karena sejak covid19 beredar, saya jadi sangat jarang mengalami sakit flu. Padahal dulu setahun bisa beberapa kali kena flu. Terkadang saya butuh waktu hingga 7-14 hari untuk sembuh hanya mengandalkan imunitas tubuh, tanpa obat.

Ini semua menurut saya karena pengaruh masker, ya masker double yang saya kenalan setiap hari, ketika beraktivitas dalam ruangan dengan banyak orang dan di luar ruangan, masker jadi alat bantu pelindung diri yang wajib. Meski kalau di rumah ya saya lepas lah. 

Selama pandemi ini saya tercatat pernah membuat beberapa postingan soal masker. Tautan nya saya lampirkan di postingan ini. 


Postingan saya itu berkaitan dengan situasi yang terjadi saat itu, jadi ya komentar terkait situasi yang terjadi saat postingan itu saya buat. Begitupun dengan postingan kali ini adalah merespon dari publikasi terbaru soal penggunaan masker oleh Pak Jokowi baru² ini. Menyampaikan pandangan saya saja. 

Walaupun ya sejauh ini masih mendukung pemakaian masker di setiap aktivitas, dengan resiko muka jadi belang seperti postingan di awal tahun ini, saya masih menganggap masker punya manfaat lebih banyak sih. 


Postingan saat itu lebih menyindir saja soal kerja keras karyawan yang begitu loyalitas, sampai muka belang kurang mendapatkan apresiasi dan kompensasi yang cukup. 

Bahkan sebelum covid19 datang saya sudah menganggap masker ini penting, sampai saya punya masker respirasi yang saya pakai ketika berkendara sepeda motor untuk melawan asap gas buang angkutan polusi di Jakarta. 


Dengan postingan ini saya sekalian mau melihat nanti ke depan kira² akan ada perkembangan apa lagi soal masker ini. Akankah dibebaskan seperti dulu saat jaman covid19 belum ada, atau dikembalikan ke masyarakat masing² mau pakai masker terus silakan, tidak ya silakan, jadi masker adalah kebebasan dan tidak boleh ada larangan penggunaan masker. 

Seperti jaman dulu, kan kalau masuk ATM kita harus lepas masker, topi, kacamata dll., untuk supaya terpantau CCTV mengurangi potensi kriminal. Lalu kemudian kalau ke kantor polisi masker, topi, kacamata, helm wajib dilepas. Sejak covid19 kan masker jadi kewajiban gak boleh dilepas, buktinya ya aman² saja, teroris justru gak memanfaatkan momen seperti ini untuk menyerang. 

Sebenarnya sih dasat terorisnya aja goblok, dia senang nya cari advantage, ketika ada pelarangan penggunaan masker justru mereka malah niatnya ngebom, giliran ada aturan masker yang membuat peluang mereka lebih berhasil melakukan aksi malah gak dilakukan. #sindiransatir Intinya mereka itu takut mati sama covid19 daripada sama bom 😁✌ #becanda


Yang jelas kalau saya sih akan tetap menggunakan masker karena manfaat yang rasakan untuk kesehatan saya sendiri dan orang lain. 

Bagaimana dengan kalian, saya yakin kalian sih lebih setuju masker lepas kembali seperti biasa. Ya gak masalah sih, itu kan pilihan, intinya jangan ada pemaksaan, karena saya gak suka dipaksa, cukup diatur dan aturan jelas, saya ikut. 

Sampai jumpa dibahasan lain kesempatan mungkin bahas soal masker lagi. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar