Kaki Tiga vs Badak



Awalnya mereka adalah satu, kini mereka berpisah dengan identitasnya sendiri. Dulu, yang kita tahu adalah "Kaki Tiga dengan logo Badak" di kemasannya. Sekarang masing-masing menampilkan cirinya. Yang satu memakai ciri "Kaki Tiga" dan satunya lagi dengan "Badak".
Cap Kaki Tiga[Sumber : Google Image]
Itulah yang terjadi kini, persaingan antara produk minuman penyegar panas dalam. Larutan penyegar "Cap Kaki Tiga" dan "Cap Badak". Sejak sengketa niaga yang terjadi diantara mereka, hingga akhirnya putusan pengadilan memutuskan. Meski katanya sih masih ada proses hukum yang berjalan.
Cap Badak[Sumber : Sindebudi]
Masing-masing punya iklannya. Memakai artisnya masing-masing pula. Ada yang memakai jasa artis ternama berpengalaman. Ada pula yang memakai jasa artis ternama berpengalaman dan pemuka agama yang sedang terkenal sekarang ini. Persaingan mereka di pasar tetap berlangsung. Mereka berusaha kembali menanamkan pada konsumennya bahwa mereka yang terbaik.
Saya sendiri tertawa ketika melihat iklan dari kedua produk itu. Memang sejak ribut-ribut sengketa niaga diantara mereka. "Badak" lebih sering dikenalkan melalui iklan, baik di televisi maupun di radio, dan media cetak. Bahkan sampai ada misi penyelamatan hewan yang dibawa. "Tidak ada badak tidak baik", begitu slogan dalam salah satu iklannya, sebuah misi yang baik.
Kemudian, beberapa waktu lalu, saya akhirnya melihat iklan dari pesaingnya. Kalau tidak salah dalam iklan itu, memakai jasa pemuka agama terkenal sekarang ini. Memang sebelumnya ada iklan mereka yang menampilkan artis generasi tua. Meski iklannya lebih sederhana dan tak gencar, tapi cukup untuk memperkenalkan produknya ada perbedaan dengan pesaingnya.
Meski di media elektronik maupun cetak mereka bersaing, namun ketika saya lihat di minimarket, toko swalayan, kedua produk ini terlihat berdampingan. Memang dulu mereka satu, dalam bentuk larutan penyegar "Cap Kaki Tiga berlogo Badak", kini mereka sudah masing-masing. Terlihat di etalase kedua produk itu berdampingan ( tampak rukun). Kalau sudah begini, hasil kekuatan pasarlah yang akan berperan. Pilihan konsumen akan jatuh kemana?
Persaingan tetap persaingan, memang sesekali perlu ada menang ada kalah, tetapi bukan itulah yang terpenting. Yang penting persaingan yang mengedukasi. Sehingga bukan saja jualan tapi ada nilai positif yang bisa dibagi, bersaing dengan sehat. Cpr.
 
Berita terkait :
Mata Hukum. Sengketa Cap Kaki Tiga ke Mahkamah Agung | diakses 5 September 2012
Dedi Suryadi | diakses 5 September 2012
Tribunnews. Konflik Cap Kaki Tiga dari Hulu yang Sama | diakses 5 September 2012
Kompas[dot]com. Larutan Cap Kaki Tiga | diakses 5 September 2012

Posting Komentar

15 Komentar

  1. Wah, ini kena spam deh (⌣_⌣”)
    Thx kunjungannya ... Siii :D(y)

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6