Proses Panjang Seseorang Mendapat Gelar Santo/Santa Menurut Gereja Katolik

Seperti pada catatan saya sebelumnya, bahwa tidak mudah gereja menetapkan atau memberikan gelar santo atau santa atau gelar orang kudus pada seseorang yang sudah meninggal. Bahkan ketika kita awam melihat banyak mukjijat Tuhan yang muncul melalui perantaraan orang tersebut, tidak serta merta orang tersebut dilabeli orang kudus.

Gereja sangat selektif mengenai hal ini. Karena ini menyangkut iman, sehingga perlu dilakukan penyelidikan dan pemenuhan atas beberapa kriteria tertentu.

Berikut ini beberapa kriteria dan proses panjang yang bisa kita pahami sebagai awam, bagaimana gereja Katolik memberikan gelar tersebut kepada seseorang yang telah meninggal. Tiap orang yang telah menerima


Servant of God (Hamba Allah)
Proses ini dimulai dilevel Keuskupan, dimana pada level ini dibuka kesempatan untuk penyelidikan seseorang yang akan dinyatakan kudus, penyelidikan ini mengenai kebajikannya. Umumnya proses ini dilakukan setelah lima tahun meninggalnya. Tidak menutup kemungkinan lebih cepat dari itu proses dimulainya. Setelah informasi dirasa lengkap, Uskup akan mempresentasikan semua informasi awal itu kepada Roman Curia. Lalu kemudian ditunjuk seorang postulator untuk menyelidikinya lebih lanjut.

Declaration Non Cultus (pernyataan tidak ada tahayul)
Poin ini juga sangat penting, karena hal-hal berbau tahayul umumnya dibuat oleh iblis sebagai propagandanya untuk menyesatkan manusia. Gereja paham betul hal ini, sehingga proses ini dianggap penting. Pada suatu saat diizinkan untuk memeriksa jenazah 'Hamba Allah' dan pernyataan bahwa tidak adanya tahayul / pemujaan sesat yang ditujukan pada sang pelayan Tuhan ini.

Venereble/ Heroic in Virtue (yang terhormat/ heroik dalam kebajikan)
Setelah semua informasi tentang Hamba Allah ini terkumpul dan diverifikasi, Bapa Paus akan mengumumkan teladan kebajikan dari pelayan Tuhan ini, yang berhubungan dengan kebajikan Ilahi dengan iman, pengharapan dan kasih. Kemudian kebajikan pokok seperti kebijaksanaan, keadilan, keberanian dan pengendalian diri hingga pada tingkat heroik.

Blessed (yang terberkati)
Pada proses ini akan diberikan beatifikasi, dimana gereja menyatakan bahwa kita dapat percaya pelayan Tuhan tersebut berada di surga. Tahap selanjutnya bergantung pada pelayan Tuhan tersebut seorang martir atau bukan. Jika seorang martir tidak diperlukan penyelidikan tentang mukjijat lebih lanjut. Jika bukan seorang martir maka diperlukan sebuah mukjijat melalui doa yang ditujukan dengan perantaraan pelayan Tuhan ini, untuk membuktikan beliau sudah benar-benar berada di surga.

Saint (Santo/ Santa)
Pada proses ini, diperlukan satu mukjijat lagi. Proses selanjutnya adalah gereja memberikan kanonisasi, dimana gereja memberikan pernyataan bahwa Santo/ Santa tersebut telah berada di surga dan memandang Allah dalam Beatific Vision. Pesta nama Santo/ Santa bisa ditentukan kapan dan boleh dirayakan.

Jika disederhanakan untuk memudahkan pemahaman, seperti proses kanonisasi Paus Paulus VI yang saya pernah buatkan catatannya, mengenal Paus Paulus VI, yang kini sudah menjadi Santo Paus Paulus VI, yang dikanonisasi oleh Paus Fransiskus pada tanggal 14 Oktober 2018.


Gereja Katolik telah banyak menetapkan santo/ santa yang telah diakui dan kita semuanya merayakannya pada tanggal 1 November setiap tahunnya, di seluruh Gereja Katolik di dunia ini, yang pasti yang terafiliasi dengan Tahta Suci Vatikan.



Para orang kudus atau Santo/ Santa merupakan orang-orang yang semasa hidupnya meneladani Kristus sampai titik yang sangat heroik.

Orang kudus atau dalam bahasa Yunani disebut hagois diartikan harfiah sebagai orang yang dipisahkan atau dikhususkan. Untuk siapa? Jawabnya untuk Tuhan. Tiap orang yang telah menerima keselamatan dalam Yesus Kristus telah dipisahkan sebagai milik kepunyaan Nya. Kekudusan tidak diperoleh oleh perbuatan-perbuatan manusia, melainkan karena karya Tuhan sendiri.

Proses menetapkan seseorang menjadi orang kudus, Santo/ Santa sudah dimulai sejak awal gereja perdana. Hanya proses untuk itu setelah sidang kongregasi membuat menjadikannya lebih tersistem dengan baik. Pada masa gereja perdana, banyak mereka yang mati demi iman akan Kristus, mereka dikenal dengan martir. Namun semua itu diputuskan oleh gereja, kita tidak bisa mengklaim atas keputusan dan keinginan sendiri.


Catatan ini dibuat untuk membantu kita atau yang awam memahami bahwa pemberian gelar orang suci pada seseorang bukanlah perkara sederhana. Mungkin akan aneh bagi mereka yang diluar gereja. Bahkan meskipun sudah dijelaskan sekalipun belum tentu mengerti atau memahami. Tapi setidaknya dengan catatan ini bisa membantu memberi pemahaman. Terutama bagi kita OMK (Orang Muda Katolik) harus tahu.

Dirangkum dari beberapa sumber yang saya baca, hasil browsing. Setidaknya catatan ini bisa jadi catatan pribadi untuk selalu mengingatkan saya pada proses bagaimana seseorang layak disebut orang kudus. Semoga catatan ini bermanfaat, buat yang mampir dan membacanya. Berkah dalem, Tuhan memberkati kita semua. -cpr-



Sumber informasi:

Renungan Harian. Orang-orang Kudus | diakses tanggal 25 Oktober 2018

Katakombe.org. Topik: Orang kudus gerejaperdana | diakses tanggal 25 Oktober 2018

Posting Komentar

0 Komentar