Tepat tanggal 14
Oktober 2018 yang lalu, Paus Fransiskus membeatifikasi beberapa tokoh Gereja
Katolik, yang punya andil dalam pengembangan iman gereja. Salah satunya adalah
Paus Paulus VI. Siapakah beliau ini, seperti biasa, saya akan mencari tahu.
Biodata
Paus yang memilih
nama Paulus VI mempunyai nama kecil Giovanni Battista Enrico Antonio Maria
Montini. Beliau lahir di Concensio, Italia, 26 September 1978. Antonio
Maria Montini dibabtis 30 September 1897.
Keluarga
Ayahnya bernama
Giorgio Montini, merupakan seorang pengacara, wartawan, direktur aksi Katolik
dan anggota parlemen. Ibunya bernama Giudetta Alghisi berasal dari keluarga bangsawan
pedesaan.
Sumber: Google |
Antonio Maria
Montini punya saudara kandung, yaitu Fransesco Montini yang berprofesi sebagai
seorang dokter dan Lodovico Montini yang berprofesi sebagai pengacara dan
politikus.
Sumber: Google |
Karir pastoral
Pada tahun 1916,
Antonio Maria Montini masuk seminari. Beliau ditahbiskan menjadi Imam Katolik
Roma pada 29 Mei 1920 di Brescia dan merayakan misa kudus pertamanya di
Basilica Santa Maria delle Grazie.
Sumber: Wikipedia |
Setelah itu, Pater
Montini melanjutkan studinya di Milan, Italia untuk mengambil gelar doktornya
di bidang Canon Hukum. Beliau juga mengenyam pendidikan di Universitas Gregorian dan
Universitas Roma La Sapienza. Tidak hanya itu, Pater Montini juga mengenyam
pendidikan di Accademia dei Nobili Ecciesiastici (The Pontifical Ecciesiastical
Academy) yang mana sekolah akademi yang mendedikasikan melatih para imam untuk
melayani di Korps Diplomatik dan Sekretariat Negara Tahta Suci Vatikan.
Pater Montini punya
mentor yaitu Mgr. Giuseppe Pizzardo. Atas permintaan Mgr. Pizzardo, Pater
Montini diminta untuk masuk di Sekretariat Negara pada tahun 1922. Di sana
Pater Montini bekerja membantu Mgr. Fransesco Borgongini-Duca, Mgr. Alfredo
Ottafiani, Mgr. Carlo Grano, Mgr. Domenico Tardini dan Mgr. Francis Spellman.
Kesemua Uskup tersebut merupakan para pembantu Paus dan termasuk orang penting
saat itu, kesemua Uskup itu kemudian diangkat menjadi Kardinal pada nantinya.
Tahun 1923, Pater
Montini ditugaskan sebagai duta besar Vatikan untuk Polandia, namun itu tidak
lama, beliau lalu kembali ditarik pulang untuk mengurusi Sekretariat Negara.
Pada tahun 1954,
Pater Montini diangkat menjadi Uskup Agung Milan. Beliau menggantikan Uskup
Agung Milan Mgr. Alfredo Ildefonso Schuster, OSB yang meninggal dunia. Pater
Montini ditahbiskan menjadi Uskup Agung Milan pada 12 Desember 1954 di Basilika
St. Petrus oleh Kardinal Eugene Tisserant. Saat itu, Pater Montini tidak
ditahbiskan oleh Paus Pius XII karena saat itu Paus sedang sakit keras.
Secara singkat
karirnya sejak beliau ditahbiskan menjadi imam antara lain menjabat sebagai
Referendary Prelate Apostolic Signatura (1926 - 1938); Sekretariat Negara Tahta
Suci Vatikan (1937 - 1953); Sekretaris Pro untuk Sekretariat Biasa Negara
Bagian (1953 - 1954); Uskup Agung Milan (1954 - 1963); Kardinal-Imam of Ss.
Slivestro e Martino ai Monti (1958 - 1963).
Karya
pastoral
Saat menjadi Bapa
Uskup Agung Milan, Mgr. Montini banyak berperan dalam pembaharuan gereja,
beliau sekaligus mengawal proses reformasi liturgis yang tengah dilakukan Paus
Pius XII.
Karya pastoral Mgr.
Montini terus berlanjut ketika beliau dilantik menjadi Kardinal pada tanggal 15
Desember 1958, oleh Paus Yohanes XXIII. Paus Yohanes XXIII (Kardinal Angello
Roncalli) menggantikan Paus Pius XII yang wafat, menjadi Paus ke-261.
Saat menjadi
Kardinal inilah, Kardinal Montini banyak mendapat tugas keluar Vatikan, untuk mewakili Paus Yohanes XXIII.
Kardinal Montini
saat itu sudah dianggap sebagai Kardinal yang cakap mengemban jabatan Paus di masa
depan. Kedekatan dengan Paus Pius XII dan Paus Yohanes XXIII serta
pengalamannya di Sekretariat Negara Tahta Suci membuat para kardinal menilai
Mgr. Montini mampu.
Sumber: Google |
Setelah Paus
Yohanes XXIII wafat, Kardinal Montini akhirnya terpilih menjadi Paus ke-262
selanjutnya, setelah melakukan proses panjang pemungutan suara hingga keenam kalinya saat
konklaf pada tanggal 21 Juni 1963. Kardinal Montini lalu mengambil nama Paulus
VI.
Wafatnya
Sebelum
wafatnya, pada tanggal 14 Juli 1978 beliau meninggalkan Vatikan untuk pergi ke
kediaman musim panas Paus di Castel Gandolfo.
Beliau wafat pada tanggal 6 Agustus 1978. Sebelumnya beliau masih sempat mengikuti misa dihari Minggu pukul 18:00, meski dari tempat pembaringannya . Beliau mengalami serangan jantung, beliau hanya bisa bertahan hidup selama beberapa jam sejak serangan jantung hebat tersebut, beliau dinyatakan wafat pada pukul 21:41, di Castel Gandolfo.
Beliau dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus bersama mendiang jasad para Paus pendahulunya, beliau dimakamkan tanpa ada hiasan. Beliau memang meminta dimakamkan "benar-benar di dalam bumi" dan tanpa hiasan-hiasan oleh karena itu beliau dimakamkan di dalam tanah, sehingga makam Paus Paulus VI berada di bawah lantai.
Sumber: Google |
Seperti yang pernah saya sampaikan di beberapa catatan lain, proses untuk menetapkan tokoh gereja menjadi orang kudus tidaklah mudah dan sesederhana yang dibayangkan. Penetapannya pun tanpa ada keinginan dari yang bersangkutan, seperti wasiat atau lainnya yang secara sengaja meminta penetapan seperti ini, tidak seperti itu.
Gereja Katolik sangat berhati-hati mengenai hal ini. Sehingga proses yang panjang akan dilalui mengalir begitu saja, tanpa ada target tertentu.
Proses kanonisasi Paus Paulus VI sudah dimulai sejak 11 Mei 1993 pada masa Pontifikat (kepemimpinan paus) Paus Yohaness Paulus II. Paus Paulus VI memperoleh venerasi (decree of heroic virtue) oleh Paus Benediktus XVI pada tanggal 20 Desember 2012. Venerasi atau penghormatan orang kudus adalah tindakan menghormati seorang kudus/suci (santo/santa), seseorang yang telah diidentifikasi memiliki suatu tingkat kekudusan atau kesucian yang tinggi.
Pada tanggal 19 Oktober 2014, Paus Paulus VI dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus. Beatifikasi berasal dari bahasa Latin, 'beatus' yang berarti yang berbahagia, merupakan suatu pengakuan atau pernyataan yang diberikan oleh gereja terhadap orang yang telah meninggal bahwa orang tersebut adalah orang yang berbahagia. Dalam proses beatifikasi memerlukan bukti berupa mukjijat, kecuali dalam kasus martir. Pembuktian ini maksudnya untuk memastikan orang yang dianggap suci atau kudus itu telah berada di dalam surga dan dapat mendoakan orang lain.
Pada akhirnya, pada tanggal 14 Oktober 2018 Paus Paulus VI dikanonisasi oleh Paus Fransiskus bersama beberapa orang kudus lainnya.
Alasan
pemberian gelar Santo
Paus Paulus VI
merupakan Paus yang kala itu bertugas melanjutkan proses dari Konsili Vatikan
II. Melanjutkan karya Paus sebelumnya, Paus Pius XII dan Paus Yohanes XXIII.
Kala itu, keputusan dari Konsili Vatikan II adalah reformasi gereja.
Salah satu bentuk
reformasi gereja saat itu adalah memperbolehkan misa menggunakan bahasa
setempat ketimbang bahasa Latin. Salah dua bentuk reformasi gereja adalah
gereja menghormati agama lain, dan salah tiga meluncurkan tonggak rekonsiliasi
dengan Yahudi.
Pahami ya, 'salah'
di sini itu bukan 'tidak benar', hanya istilah yang saya buat saja, soalnya
dikalimat sebelumnya pakai istilah 'salah satu' jadi saya lanjutkan 'salah
dua', 'salah tiga'. Just intermeso.
Upaya reformasi
gereja yang dijalankan ternyata mendapat tentangan dari banyak pihak, seperti
kelompok ultrakonservatif gereja, dengan alasan bahwa keputusan menjalankan
reformasi gereja ini merendahkan tradisi yang sudah berjalan sejak awal.
Paus Paulus VI
mulai mereformasi gereja dari dalam, dengan mulai menhindari upacara agung dari
kemewahan dalam lembaga kepausan. Beliau merupakan Paus terakhir yang
dimahkotai mahkota kepausan, beliau meninggalkannya dan meletakan mahkota
tersebut sebagai simbol di atas altar Basilika Santo Petrus. Ritus-ritus
kemewahan yang merupakan warisan dari tradisi romawi pada pengadilan kepausan
pun mulai ditinggalkan.
Keputusan lainnya
yang merubah wajah gereja dalam proses reformasinya adalah membubarkan Guardia
Palatina d'Onore (Palatine Guard) merupakan unit militer negara Vatikan yang
dibentuk tahun 1850 oleh Paus Pius IX dan Gaurdia Nobile (The Noble Guard)
merupakan resimen infantri pengawal Tahta Suci Vatikan yang dibentuk tahun 1801
oleh Paus Pius VII. Beliau tetap menyisakan Garda Swis sebagai satu-satunya
ordo militer di Vatikan hingga saat ini.
Hal lain yang jadi
pemikiran Paus Paulus VI adalah soal pandangannya terhadap KB atau kontrasepsi,
dengan pandangan atau dasarnya adalah pada Hidup Manusia.
Paus Paulus VI
merupakan pimpinan umat Katolik pertama dijaman modern yang berkunjung keluar
Italia untuk mengunjungi umat Nya. Meskipun sebelum menjabat menjadi Paus,
beliau sudah mendapat tugas mewakili Paus Yohanes XXIII untuk urusan luar
negeri.
Sumber: Google |
Sekedar informasi, Paus Paulus VI pun pernah mengunjungi Indonesia pada 3 - 4 Desember 1970. Kala itu Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto. Kedatangan Paus ke Indonesia menjadi yang pertama kali dalam sejarah Indonesia dan sejarah gereja Katolik di Indonesia.
Ada satu kalimat
yang baik yang diucapkan beliau, "Kalau saja kita bisa mengucapkan doa Bapa
Kami dan tahu apa artinya, maka kita akan memahami iman Kristiani."
Secara umum, apa
yang dilakukan Paus Paulus VI adalah menyatukan gereja-gereja yang berbeda,
bukan diartikan mengembalikan kembali jadi satu utuh tapi adalah menerima
perbedaan-perbedaan yang ada dan mengakui satu sama lain. Paus Paulus VI sejak
berakhirnya Konsili Vatikan II intens menjalin komunikasi dengan semua pihak,
terutama dari bagian terdekat gereja, dengan dialog ekumenis. Mereka yang
berada di sekitar gereja dianggap sebagai "saudara-saudara yang
terpisah".
Dialog yang intens
coba dibangun oleh Paus Paulus VI dengan Patriarch Orthodoks di Yerusalem dan
Konstantinopel, Pemimpin Gereja Timur, Pemimpin Gereja Orthodoks Timur,
Pemimpin Gereja Koptik, hingga Gereja Anglikan. Tidak hanya itu, hubungan
dengan Gereja Kristen Protestan pun dibangun. Tonggak relasi Gereja
Katolik yang baik dengan gereja-gereja lain hingga saat ini merupakan karya
pelayanan beliau. Beliau dikenal sebagai 'paus modernitas', karena beliau
mengatur transisi dalam liturgi, pembinaan seminari, studi teologi dan
kehidupan gerejawi lainnya.
Sekian saja kilasan
catatan sekaligus resume tentang beliau, Paus Paulus VI yang kini kita berhak
memanggilnya Santo Paus Paulus VI, kita pun diperbolehkan menggunakan nama
beliau untuk nama paroki atau pelindung khusus.
Semoga informasi
ini bermanfaat, di Google tentunya banyak informasi seputar beliau, seperti
beberapa rincian sumber informasi yang saya peroleh, saya hanya coba
merangkumnya dan menyimpannya sebagai catatan pribadi. Tak kenal maka tak
sayang, dengan saya mencatat, membaca kembali setidaknya membuat saya tahu
siapa beliau.
Orang Muda Katolik
harus kepo untuk sesuatu yang baik, sesuatu yang bisa jadi pemupuk semangat
iman kekatolikan. Santo Paus Paulus VI doakanlah kami. Berkah dalem, Tuhan menyertai kita selalu. Amin. -cpr-
Sumber Informasi:
Tempo.co. Kisah Tragis 2 Imam Diangkat Paus
Fransiskus Jadi Orang Suci | diakses tanggal 16 Oktober 2018
Katakombe.org. Para Kudus: Santo Paulus I |
diakses tanggal 16 Oktober 2018
Penakatolik.com | Paus Fransiskus Mengenang ' Paus
Modernitas', Paulus VI, yang akan Dikanonisasi 14 Oktober 2018 |
diakses tanggal 18 Oktober 2018
Wikipedia. Paus Paulus VI | diakses tanggal 18 Oktober 2018
24hoursworship.
Pijar Vatikan II: Sambut Paus Pailus Vi di Indonesia, Lalu Pak Harto ke Vatikan
| diakses tanggal 1 November 2018
Wikipedia. Venerasi | diakses tanggal 2 November 2018
8 Komentar
Hanya kata, untuk menanggapi postingan yang informatif (bagi komunitas dan kelompok kategorial) yang dihadirkan pak Christ. Informatif dan sangat bermanfaat.
BalasHapusBegini:
Saya bangga jadi Katolik, walau saya tidak sempat memilihnya. Mulai dari hirarki, sangat jelas dan menurut saya paling jelas (maaf hanya pendapat pribadi).
Pembaharuan:
saya bangga dan apresiasi sebab gereja (sebagai lembaga bukan umat Allah yang saya maksud), mereka tidak tidur. Ini hebat, para tokoh gereja selalu dimuliakan, itu baik sekali. Karena sesudah para rasul merekalah penyelenggara ilahi di bumi.
Namun pernakah memberi apresiasi terhadap pastor awam, mereka-mereka yang berkarya di pedalaman Papua, ironis, gereja seperti lupa, dalilnya adalah kurang imam. Benar dan saya tahu itu, tetapi alangkah bijak jika gereja pun terlibat dengan mereka yang kita sebut pastor awam, tidak perlu jadi santo atau santa. Cukuplah mereka dilihat dengan kasih seperti kotbah di atas mimbar.
Notes:
Maaf pak Chris, komentar saya nyeleneh... salam
Berkah dalem,
Amapu benjer.
"Pastor awam" ini seperti relawan kah? Tugas misi ke daerah pedalaman dan terpencil sbnrnnya sdh jd bagian tugas dari wilayah keuskupan dimana daerah berasal. Segala keterbatasan pasti juga sdh diketahui keuskupan setempat.
HapusTapi memang, kita semua umat harus bekerja sama juga, harus ikut juga membantu.
Sama seperti negara, ketika masih menuntut pada negara (memang sudah hak, wajar, dan itu tugas negara), ada baiknya juga kita memberikan yang terbaik buat negara demi kemajuan bersama.
Saya juga sedih sih melihat perkembangan umat di daerah timur yang awalnya jadi 'ladang', tapi di sana lebih memperihatinkan sih.
Saya beberapa tahun lalu ke Maumere, sy lihat gereja yang dulu terdampak gempa dan proses renovasi, selang 10 tahun saya kembali, hasilnya masih sama, renovasi belum selesai. Aduh, sedih sekali. Melihat di Jawa, untuk membuat taman doa, hanya butuh waktu 3 bulan saja kurang lebih. Sangat timpang sebenarnya.
Tugas kita semua, OMK untuk lebih kreatif lagi membangun iman dan gerejanya.
Nyimak dulu yah mas hehe, mantap sekali untuk memambah wawasan seputar Religi yang lain...
BalasHapusThx :)
HapusLihat foto beliau pertama di artikel mas Christ ini aku langsung membatin ' berkarisma wajahnya ya ', setelah ku scroll kebawah ternyata benar saja jika beliau adalah seorang keturunan bangsawan.
BalasHapusDari artikel ini aku juga makin paham jika proses penunjukan seseorang menjadi Paus, itu perlu waktu dan seleksi yang sangat panjang.
O, iya aku pernah baca jika seorang asal Indonesia ada yang jadi penasehat Paus di Vatican ya mas ?.
Iya, penunjukan seorang Paus itu panjang, tidak mudah, ada pertemuan khusus Konklaf namanya.
HapusUntuk mendapatkan gelar orang suci pun prosesnya panjang. Catatan di atas itu rangkuman tentang biografi singkat beliau, supaya OMK banyak tahu. Karena beliau termasuk dari beberapa orang suci yang diresmikan gereja oleh Paus Fransiskus.
Dan saya baru tahu bahwa beliau pernah melawat ke Indonesia.
Iya bnr, RP Markus Solo Kewuta, SVD, pastor Indonesia dari NTT yang jadi penasihat Paus Benediktus XVI.
Terimakasih infonya https://bit.ly/2O3d99q
BalasHapusSama2
HapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6