Memahami Sejarah Awal Mula Pesta Hallowen

Ini gunanya blog bagi saya, jadi sarana pengingat saya akan sesuatu hal, yang saya tidak tahu, lalu kemudian, kepo, dari kekepoan itu kemudian saya cari informasi dan mencatatkannya. Di saat saya membutuhkannya, saya lebih mudah mengaksesnya.

Malam ini tepat tanggal 31 Oktober 2018, beberapa hari sebelumnya memang disosial media ramai sekali pernak-pernik hallowen. Kemudian, saya lihat beberapa publik figur olahragawan seperti Christiano Ronaldo nampak merayakan hallowen bersama keluarganya terlihat dipostingan IG.

Kebetulan, saya pun pernah mencatat tentang hal ini, ditahun 2011, ketika itu saya kepo dengan perayaan ini. Kekepoan saya saat itu saya tuliskan diblog pribadi saya, dan bisa dibaca dibawah ini. Ketika itu saya kurang mendapat informasi lengkap. Oleh karena itu, secara umum catatan itu lebih melihat hallowen dari budaya sekular barat.

Baca juga: Apa Itu Halloween?

Kali ini catatan saya tentang hallowen lebih menitikberatkan pada awal mula sebenarnya, hallowen itu perayaan apa, untuk apa. Seperti yang saya juga bahas singkat, bahwa memang diakui bahwa hallowen merupakan perayaan dari penganut Katolik. Dan itu memang benar, hari ini beberapa sosial media IG @katolikvidgram, @letsinspire.co, @katolikmedia, dan @akutahuimanku membahas topik ini. Informasi dari mereka ini akhirnya melengkapi informasi yang kurang atas catatan saya yang lalu. Sehingga catatan kali ini lebih membahas apa itu hallowen dari kacamata Kristiani.

Tradisi gereja Katolik selalu mengenal perayaan malam dimana besoknya adalah hari rayanya. Contohnya seperti ini, misalkan esok itu adalah Hari Raya Natal atau Hari Raya Paskah, malam ini kita akan merayakan Malam Natal atau Malam Paskah. Dalam tradisi gereja dikenal dengan istilah "vigili", yang berarti penantian. Jadi "malam vigili adalah malam penantian".




Tahu ga sih kalian kalau perayaan Halloween itu tradisi yang Katolik banget? Sebenarnya, Halloween bukanlah perayaan hantu, penyihir, drakula, atau zombie yang kita kenal seperti di zaman modern ini, yang sudah disekularisasi oleh budaya Barat. . . Aslinya, Halloween merupakan perayaan vigili menjelang Hari Raya Semua Orang Kudus (Solemnity of All Saints/All Hallows) dan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman (Commemoration of All Souls). Yuk, swipe ke kiri dan buat Halloweenmu bermakna sesuai aslinya. . . Repost : @akutahuimanku . . . . . . . . . . . . . . . . #omk #omkindonesia #gereja #katolik #katholik #gerejakatolik #katolikindonesia #catholic #church #katholik #pray #nice #doa #music #praise #worship #Jesus #Yesus #bible #kitabsuci #injil #amazing #rohani #beautiful #keren #katolikvidgram #jomblo #happy
A post shared by Catholic Creative (@katolikvidgram) on


Pada tanggal 1 November setiap tahunnya, gereja Katolik merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus atau Solemnity of All Saints/ All Hallows. Pada awalnya, hari raya ini dirayakan setiap tanggal 13 Mei. Ketika itu Paus St. Bonifasius IV mendedikasikan Kuil Pantheon di Roma kepada St. Maria dan para martir pada tahun 609. Lalu kemudian oleh Paus St. Gregorius III dipindahkan menjadi tanggal 1 November, saat dimana saat itu Paus melakukan konsekrasi terhadap Kapel Semua Orang Kudus (All Saint Chapel) di Basilika St. Petrus, pada abad ke-8.

Hallows sendiri merupakan kata dalam bahasa Inggris kuno yang berarti Saint, dalam bahasa Indonesia santo/ santa atau orang kudus.

Oleh karena hari rayanya adalah pada tanggal 1 November, maka pada tanggal 31 Oktober dirayakanlah malam vigili yang dikenal dengan All Hallows Evening atau All Hallow's Eve atau Malam Para Kudus.

Hari Raya Semua Orang Kudus pada tanggal 1 November berdekatan sekali dengan Peringatan Arwah Semua Orang Beriman atau Commemoration of All Souls, yang mana gereja Katolik peringati setiap tanggal 2 November.




Hari Raya Natal dan Hari Raya Paskah dikenal sebagai hari raya besar Kekristenan. Sementara itu, ada banyak banget perayaan di dalam Gereja Katolik! Secara khusus, di dalam Lima Perintah Gereja, ada dua perintah yang berbunyi demikian: 1. Rayakan hari raya yang disamakan dengan hari Minggu. 2. Ikutilah perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan pada hari raya yang diwajibkan; dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu. Nah, hari raya apa sih yang disamakan dengan hari Minggu atau diwajibkan? Lihat di #InfoINSPIRE ini ya... dan kamu diundang untuk merayakannya bersama-sama 😉 Oh iya, Hari Minggu Palma dan HR Kebangkitan Tuhan (Paskah) emang selalu jatuh di hari Minggu, jadi otomatis hari raya tersebut wajib, sebab sudah semestinya orang Katolik menghadiri Misa Kudus pada hari Minggu. — #LetsINSPIRE #decideinChrist #mulaidariNOW #DomusCordis #holydayofobligation #harirayawajib #feast #pesta #orangmudakatolik #omk #omkindonesia #gereja #gerejakatolik #katolik #katolikindonesia
A post shared by INSPIRE | Platform Katolik (@letsinspire.co) on

Asal muasal tanggal 2 November diperingati sebagai peringatan arwah, dimulai sejak tahun 998. Oleh St. Odilo dari Biara Cluny dan beberapa biara lain seperti di kalangan ordo Benediktin, biara Carthusian, gereja Anglikan dan beberapa gereja Lutheran juga melakukan peringatan ini pada tanggal dua dibulan kesebelas. Dengan dasar atas keyakinan dan penegasan bahwa orang Katolik mengakui adanya hubungan yang tak pernah putus antara gereja peziarah (dunia dimana ketika kita hidup ini), gereja menderita (yaitu dunia dimana arwah-arwah mengalami api penyucian) dan gereja jaya (Para Kudus di Surga).

Nah akhirnya, karena dua peringatan itu sangat berdekatan, tanggal 1 dan 2 November, maka pada tanggal 31 Oktober dirayakan sebagai mal vigili untuk kedua tanggal tersebut.

Nah, lalu kenapa seiring berjalannya waktu malam vigili untuk peringatan dua hari itu kini lebih dikenal dengan hari raya hallowen yang justru bergeser maknanya, cenderung identik dengan hal seram, hantu, topeng, tengkorak, zombi, drakula, vampir dan lain-lain?

Dari kacamata keyakinan Katolik, pergeseran itu dikarenakan memang istilah bahasa, dimana pada malam vigili dikenal dengan istilah "All Hollows Evening atau All Hollow's Eve", nah pada akhirnya muncul istilah "halloween". Perayaan halloween sekuler ini pun mulai muncul sekitar tahun 1800an, ketika para imigran di Amerika Serikat berbaur, yang akhirnya melencengkan makna rohani dari malam vigili untuk dua peringatan penting tersebut di atas.

Akhirnya perayaan halloween dikomersialisasi dan menjadi seperti sekarang ini, dikenal sebagai hari raya untuk "menakut-nakuti" atau memunculkan keseraman, ketakutan dengan kostum-kostum tertentu, yang intinya jadi seperti pesta hantu dan penyihir. Bahkan ada pula dilakukan ritual-ritual paganisme.

Nah sekarang sudah paham kan asal-usul dari kacamata orang Katolik, mengenai sebenarnya hallowen itu bermula. Sebagai OMK atau orang muda Katolik memang harus tahu dan meluruskan kepada generasi muda lainnya, untuk mengembalikan kepada makna yang sebenarnya.

Sekarang pertanyaan, hallowen yang ada sekarang adalah pergeseran dari makna yang sebenarnya, lalu apakah kita OMK tetap boleh merayakannya? Tentunya boleh saja, kita tidak pernah sekaku 'kanebo kering' kan. Tapi, ketika kita tahu apa makna sebenarnya, ada baiknya kita memulai mengembalikan ke makna sesungguhnya dengan mengisinya dengan berkumpul bersama keluarga berkisah tentang pengalaman iman kisah santo/ santa, bisa juga dengan berdoa kepada santo-santa pelindung, berkunjung ke makam sanak keluarga yang sudah meninggal dan mengirimkan doa untuk mereka. Itu kenapa, hampir disemua paroki di seluruh Indonesia ini (yang saya tahu) akan mengadakan misa arwah bertempat di pemakaman yang dikeloka paroki atau komunitas Kristen di wilayah paroki tersebut.




Young people, tahu nggak kalau Halloween aslinya punya akar Kristiani? Ternyata aslinya bukan serem-sereman atau setan-setanan. Beberapa hal mengenai Halloween (31 Oktober), Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November), dan Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman (2 November): 1. Awalnya dimulai dari penetapan tanggal 1 November sebagai Hari Raya Semua Orang Kudus oleh Paus Gregorius III (tahun 731-741 M). 2. Pada Hari Raya Semua Orang Kudus, Gereja Katolik secara khusus menghormati semua orang kudus, baik mereka yang "terdaftar" (dikanonisasi) maupun yang tidak. 3. Di daerah-daerah berbahasa Inggris kuno, hari raya ini disebut sebagai "All Hallows". Kata "Hallow" dalam bahasa Inggris kuno, berarti "saint" atau orang kudus. 4. Malam sebelumnya (31 Oktober) disebut sebagai "All Hallows' Eve", yang kemudian dipersingkat menjadi "Halloween". 5. Maka, arti yang sesungguhnya dari Halloween adalah "Malam Para Orang Kudus" ("Christmas Eve" yang jatuh tanggal 24 Desember merupakan "Malam Natal"). So, Halloween aslinya bukan soal hantu, setan, atau roh-roh jahat, melainkan soal Para Kudus! 6. Bentuk perayaan Halloween yang sekarang beredar di masyarakat, yang menggunakan kostum-kostum seram, berdandan ala hantu atau setan, diperkirakan muncul sekitar 500 tahun yang lalu. 7. Dianjurkan untuk mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Semua Orang Kudus pada hari Halloween secara fisik dan spiritual, misalnya dengan menerima Sakramen Tobat, berdoa, berpantang, atau berpuasa. 8. Hari Raya Semua Orang Kudus (1 November) adalah hari raya wajib. So, jangan lupa Misa ya. 9. Sehari setelah memperingati semua orang kudus, Gereja mengenangkan Arwah Semua Orang Beriman (2 November). 10. Selama tanggal 1-8 November, jika kita dalam keadaan rahmat, kita bisa memperoleh indulgensi untuk mereka yang sudah meninggal. Jangan lewatkan kesempatan untuk berdoa bagi mereka yang sudah meninggal, agar segera bersatu dengan Tuhan. Artikel lengkapnya bisa kamu baca di post yang dishare di Facebook INSPIRE 😉 — #LetsINSPIRE #decideinChrist #mulaidariNOW #DomusCordis . . #Halloween #AllHallowsEve #OMKIndonesia #orangmudaKatolik #Katolik #GerejaKatolik #KatolikIndonesia
A post shared by INSPIRE | Platform Katolik (@letsinspire.co) on

Sebagai OMK kita harus membagikan informasi yang benar, tentang makna dari hallowen sesungguhnya, sesuai dengan makna sebelumnya, yang berakar pada tradisi gereja Katolik, yang lebih religius, dibandingkan dengan memelihara "suasana seram" ala halloween sekuler yang jamak dimasa sekarang ini.

Jika pun harus merayakannya (halloween sekuler) jadikan perayaan itu sekedar budaya dan bukan jadi keharusan yang meniadakan perayaan yang sesungguhnya kita harus lakukan sesuai makna sesungguhnya.

Mengenai catatan ini bisa jadi pembanding dan melengkapi catatan sebelumnya, semoga bermanfaat. Tuhan memberkati. Berkah Dalem. -cpr-


Sumber informasi:
Beberapa postingan IG yang tertaut di atas | diakses tanggal 31 Oktober 2018


Wikipedia.Hari Arwah | diakses tanggal 31 Oktober 2018

ImanKatolik. Nopember Bulan Arwah | diakes tanggal 31 Oktober 2018

Posting Komentar

2 Komentar

  1. berarti aku salah kaprah, mas. aku pikir halloween itu perayaan hantu dan tradisi nakut-nakutin orang. ternyata bukan ya, mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya begitulah asal usulnya, makanya tugas kami OMK untuk meluruskannya untuk generasi dibawahnya. Mengembalikan ke makna yang sebenarnya, bukan untuk menghilangkan budaya yang sudah ada juga.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6