Birthday Trip 2018: Adventure With 2 Angels

Masih belum lupa dari ingatan, edisi birthday tahun lalu, dari go trip ke kantor dengan sepedaan, kehilangan dan one day trip ke utara Jakarta.



Tidak berasa tahun ini sudah birthday lagi aja. Tahun ini berbeda dengan tahun lalu, tahun ini 'kado specialnya' adalah crash minggu lalu di Dharmawangsa, sampai bikin beberapa hari ini jalan jadi pengkor.


Sejak tahun lalu, saya akan membiasakan trip peringatan hari ulang tahun, dan tahun ini rencananya saya mau trip mudik Cirebon, tapi batal karena laka kemarin. Akhirnya dalam rangka peringatan, tahun ini birthday tripnya adalah jalan-jalan ke tempat yang katanya bagus menurut referensi mbah google.


Awalnya sih tidak ada plan langsung, tujuan ke sini atau ke situ. Tujuan awal adalah jalan-jalan menikmati udara laut di atas tanah sengketa di utara Jakarta, Pantai Indah Kapuk adalah tujuannya.

Tapi pas di sana, berasa 'asing', karena yang ke sana mobilnya bagus-bagus, mana orang berduit semua. Sudah gitu, pake digusur sama security pula, disuruh parkir bareng mobil-mobil elit, #edisiminder, akhirnya cabutlah kita. Dimulailah kita memilih tujuan.

Oh iya, saya lupa. Birthday trip saya kali ini ditemani dua ladies angels, Ms. Wiji dan Ms. Dyah. Tujuan yang kami pilih pertama adalah 'danau biru cisoka', begitu sih kata google. Katanya tempatnya bagus gitu kalau menurut review di sana. Memang belakangan saya sering browsing, di sana jadi salah tujuan wisata terdekat dari Jakarta. Berangkatlah kita ke sana dengan berbekal Google Maps dan Waze.

Nyasar ke Hokben
Berhubung kami baru, tidak ada yang ngerti tuh lokasi danau biru ini dimana, jadi Google Maps jadi tuntunan. Eh, dasar GMaps ya, selalu aja bikin keder. Masuk Kota Tangerang, kita dibuat muter-muter dua kali, GMaps mengarahkan ke tujuan yang ngawur.


Entah karena kita kurang fokus karena lapar belum sarapan, jadi salah baca peta, muter-muterlah kita di sekitar Polres Kota Tangerang. Akhirnya, kita lihat ada Hokben tuh di sebelah polres, mampirlah di sana, kebetulan ada promo 17an, sekalian saja sarapan kita di sana.

Telaga Biru Cisoka
Nah tujuan pertama adalah telaga biru cisoka atau danau biru cisoka, lokasinya itu berada di Jalan Cigaru Cisoka, Cisoka, Tangerang, Banten. Berdasarkan review yang ada di Google, telaga ini punya view yang bagus, dengan biru toskanya itu cantik sekali. Pokoknya itu instagramble banget. Itulah alasan kami menuju lokasi ini, meskipun jauh sekali kalau dari Jakarta. Kalau dari Depok (Yahya Nuih) itu estimasi jaraknya 72,5 kilometer. Kalau dari kami start tadi PIK estimasinya 54,2 kilometer.

Pagi tadi kami start dari PIK, langsung masuk tol ke arah Tangerang - Merak, nanti keluar di Balaraja Barat. Habis itu lanjut Jalan Raya Serang, Jl. Raya Cisoka, kemudian masuk deh ke jalan kecil menuju lokasi. Ya karena berbekal GMaps, beberapa kali kami dibuat keder, meski akhirnya sampai juga di tujuan sih.

Mendekati lokasi, kami dibuat ragu, karena jalan menuju lokasi itu sempit, ya hanya cukup untuk satu mobil ukuran besar, macam Fortuner atau Pajero. Jadi masalah itu kalau pas papasan sama mobil lain, pasti repot. Ini jadi catatan minus saya untuk lokasi wisata ini. Minus lainnya adalah kondisi alam Tangerang ya memang gersang, berdebu sangat, jadi sunguh membuat tidak asri, pepohonan hijau nampak abu-abu karena berdebu pasir, sangat tidak layak untuk berefresing ria.





Jujur sih, ekspektasi saya tinggi jauh-jauh ke lokasi ini. Ternyata eh ternyata, apa yang diharapkan seperti digambar tidak terealisasi. Sampai lokasi itu teriknya ampun, plus berdebu, jadi suasannya ya gersang, telaga yang ada jadi berasa oase semu. Tampilan air biru toskanya pun tidak ada, hanya ada warna hijau saja. Kemudian, apa yang ada diimajinasi saya sebelumnya berbekal foto yang viral di Google pun sirna sudah.

Karena panas terik, gersang, debu membuat kami tidak betah berlama-lama di sini. Ya sekedar ambil gambar buat bukti, terus kami cabut meninggalkan lokasi. Tidak ada niat buat eksplorasi lebih lanjut karena suasananya tidak mendukung. Sambil terheran-heran, editan foto telaga ini luar biasa sekali ya. Katanya sih, emang danau ini bisa berubah warna, jadi mungkin saja biru toskanya lagi tidak muncul karena panas terik membuat dasar telaga ditumbuhi lumut yang membuat efek warnanya jadi kehijauan.

Sedikit informasi soal terbentuknya telaga cisoka ini. Telaga ini awalnya merupakan tambang pasir rakyat sekitar tahun 1999-2005, yang digali cukup dalam, namun karena lubang yang cukup dalam ini pada akhirnya terisi air hujan. Lama-kelamaan air genangan ini mempunyai karakter unik dimana airnya itu bisa tampak kebiruan toska atau warna lain seperti hijau. Karena keunikan dan view yang menarik ini, lama-lama lokasi ini punya daya tarik tersendiri, dan akhirnya menjadi lokasi wisata rakyat. Tahun 2015 lokasi ini mulai dibuka menjadi lokasi wisata. Luas keseluruhan telaga ini kurang lebih 4 hektar.

Pada awalnya sih wisata ke sini gratis. Tapi seiringnya waktu, untuk masuk ke sini jadi dipungut biaya. Di pintu masuk awal, ada warga yang memungut biaya 10K untuk satu mobil, mereka tidak menghitung jumlah orang, tapi kendaraan. Itu bukan biaya parkir ya, di dalam untuk parkir kita akan dipungut biaya lagi 5K. Karcis parkirnya pun tidak diberikan kita, tapi malah diminta lagi sama penjaganya. Untuk ke kamar kecil itu kena bayar 3K.


Untuk urusan perut, tidak perlu khawatir di sini banyak warung-warung rakyat yang menjajakan makanan kecil hingga makanan berat, plus tempat berteduh, ya lumayan melindungi dari panas dunia yang terik sekali siang hari ini.


Lokasi wisata ini katanya sih masih dalam tahap pengembangan oleh pemerintah daerah. Tapi entah kapan, mengingat kondisi sekarang masih memperihatinkan sih, akses keluar masuk menuju lokasi nampak tidak diperhatikan. Wisata ini khusus untuk pemotor saja, kalau mobil bakal kesulitan apalagi bus, yang ada bakal jeblos parit kali. Ini jadi catatan minus saya untuk lokasi ini.

Saran saya sih kalau mau datang ke sini cocoknya saat mendung atau mataharinya lagi "rusak", jadi tidak panas betul. Pagi sebelum jam 10 atau menjelang sore, suasana ini cukup nyaman untuk berfoto dan menikmati keindahan telaga buatan manusia dan alam. Terus, kalau bisa ke sini naik kendaraan pribadi, kalau naik kendaraan umum dijamin bakal kerepotan deh, oke berangkat bisa sampai, untuk pulang mungkin agak sulit, biaya ojeknya bisa "kena" mahal, mengingat lokasinya yang terpencil. Kalau naik mobil pun wajib waspada, soalnya jalan sempit, buat berpapasan dua mobil saja sulit. Datanglah di saat sepi pengunjung, jadi tenang.


Tidak lama kami di lokasi telaga biru cisoka, kami akhirnya searching lokasi lain yang katanya bagus. Kembali lagi, katanya Google. Ada satu lokasi yang tidak jauh dari lokasi kami saat itu, yaitu namanya "kandang godzilla". Hmm, jadi penasaran lagi, katanya Google dan reviewer sih lokasinya bagus, instagramable. Akhirnya, demi mengobati rasa kecewa, diputuskanlah kami ke lokasi itu.


Taman Tebing Koja
Lokasi selanjutnya adalah kandang godzilla, katanya mereka yang sudah pernah ke lokasi ini bilangnya begitu. Padahal nama lokasi ini sebenarnya adalah taman tebing koja. Lokasi wisata ini berada di Kampung Cirendeu, Solear, Tangerang, Banten.

Disebut kandang godzilla karena, lokasi wisata ini nampak berbukit-bukit dengan tebing batu kapur menjulang, mirip seperti 'kandang' godzilla. Padahal sih di sini tidak ada godzilla. Godzilla kan hewan imajinasi asal Jepang yang macam bentuknya mirip monsternya ultramen gitu deh. Namun ada batu yang menyerupai godzilla, inilah yang membuat sebutan tersendiri terhadap tempat ini.


Lokasi ini sebenarnya adalah eks tambang pasir rakyat, lama-lama tidak lagi terurus, pengaruh alam juga membuat lokasi ini jadi 'unik'. Awalnya ya lokasi ini digunakan warga sekitar untuk memancing, karena memang ada genangan air di dasar tebing-tebing yang kebetulan legok kemudian terisi air hujan. Seiring waktu, lokasi ini mulai terkenal karena beberapa foto bagus di lokasi tersebar di internet. Mulailah lokasi ini dikelola warga sekitar untuk jadi lokasi wisata.

Waktu yang cocok ke lokasi ini dan pas untuk ambil gambar ya pas suasana mendung atau pas matahari lagi "rusak", kemudian pas pagi hari saat matahari terbit dan pas sore hari. Kalau pas lagi panas terik, seperti kurang nyaman sih menurut saya.

Untuk biaya masuk ke lokasi ini di 'pintu' masuk kita akan ditagih tiket masuk per orang 5K, untuk kendaraan (mobil) dihitung parkir tersendiri sebesar 10K. Untuk masuk ke lokasi tebing koja ini, kita akan ditagih karcis beberapa titik. Kebetulan titik pertama kami masuk ini ditagih 5K per orang. Lanjut di spot lain kita akan ditagih lagi 5K per orang. Berhubung kita anggap "biasa saja", dan rasa eman bayar lagi, kami memutuskan kembali ke lokasi awal. Tidak worthed sih bayar lagi, terkesan berasa dipalak gitu.


Sayang saja sih, lokasi wisata yang bisa jadi sumber pendapatan daerah dan rejeki warga setempat tidak dikelola dengan baik. Saya lihat ada banyak sampah, sudah gitu ada yang bakar macam api unggun tapi terkesan jadi lokasi bakaran sampah, jadi kan tidak bagus. Harapan mendapatkan view menarik seperti foto-foto di Google tidak kesampaian. Sepertinya terlalu banyak efek "keindahan" yang dibuat menutupi kekurangan.

Minusnya lokasi ini gersang, ya sama seperti lokasi pertama tadi, Tangerang memang adalah kota pasir, karena memang debunya ampun deh, buat lokasi wisata yang harusnya fresh jadi terkesan kotor, debu, lusuh.






Lokasi ini akan tampak asri mungkin saat musim penghujan, ketika semua debu pasir yang ada bisa luntur kebawa air. Jadi disarankan sih ke sini ketika musim penghujan atau habis hujan, tapi hati-hati licin, atau saat pagi hari atau sore hari. Berhubung lokasi ini belum dikelola oleh pemerintah, jadi lokasi ini minim safety, jadi wajib berhati-hati kalau berfoto di atas tebing.

Minus lain masih sama dengan lokasi pertama adalah jalan menuju lokasi sempit, untuk mobil berbadan besar akan kerepotan kalau berpapasan dengan kendaraan lain di depannya. Intinya sih, perlu pengembangan lebih lanjut agar lokasi wisata di Tangerang itu jadi wisata asri, bukan wisata pasir berdebu.

Di lokasi ini kami agak lama, ya sempet cekrek sana-sini untuk dokumentasi. Ya lebih lama dari lokasi pertama, karena di sini masih ada spot untuk berteduhnya, jadi kita masih bisa sedikit eksplor TKP.


Jajan yang Seger di Aeon Mall
Menjelang siang, perut lapar, haus juga, butuh yang segar-segar, karena kebetulan suasana siang ini panas. Akhirnya diputuskanlah jalan-jalan ke Aeon Mall. Kebetulan saya juga belum pernah ke mall besar warga Tangerang. Menuju lokasi, GMaps dan Waze jadi penunjuk arahnya.


Di Aeon Mall kami hanya jalan-jalan, tujuannya sih beli Hop Hop, entah minuman jus-jus macam "pop ice" gitu deh. Ya minumannya anak jaman sekarang. Saya juga coba satu minuman, yang kalau saya bilang sih kaya jus-jusan dikasi buble-buble kenyal gitu.



Di sini kami mengobrol sambil menghabiskan dahaga. Sambil hunting lokasi makan. Berhubung lagi tanggal tengah bulan, gaji tinggal pas-pasan, jadinya ya memilih lokasi makan nampaknya sulit. Dari steak hingga makanan korea, eh ujung-ujungnya diputusin makan bakso boedjangan.


Bakso Boedjangan Alternatif Cibubur
Lokasi bakso ini yang terdekat dengan arah pulang, awalnya sempat mau mampir cafe steak, banding-banding harga, karena tanggal tua jadinya dibatalkan, ke bakso aja lah.


Bakso Boedjangan yang di sini punya parkiran cukup luas, jadi tidak crowded seperti yang di Depok. Pilihan tepat kami ke sini setelah perjalanan cukup jauh keliling hari ini.

Semuanya terbayar kenyang dengan makanan yang tersaji, saya pilih mie item, dua ladies pilih menu bakso, plus tetelan wagyu yang empuk. Ya setidaknya mengobati kepengenan steak tapi belum kesampaian untuk beberapa waktu ke depan.

Kenyangnya perut kita bertiga menutup perjalanan birthday trip saya tahun ini. Sekarang tinggal pulang, ke rumah masing-masing. Tapi PeeR saya masih ada yaitu mengantar dua ladies partner birthday trip saya pulang, ke Ganceng dan ke arah Pekapuran.

Terima kasih banyak ya teman-teman, sudah menemani jalan-jalan dan bertualang hari ini. Lain waktu kita atur trip ke lokasi lain. Next trip, kita atur lagi deh. -cpr-

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Kandang Godzilla atau tebing koja dijadikan tempat action foto bugil, foto² nya sempet viral walau namun hilang setelah terkenal.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6