Buat Bolu Bareng Nyokap

Nyokap memang bukan seorang koki hebat yang bisa ikut master chef atau lainnya, nyokap saya adalah sama seperti ibu-ibu biasa, cuma beliau punya kemampuan yang diturunkan dari ibunya (eyang putri) untuk mengolah sesuatu yang berhubungan dengan makanan. Beberapa postingan tentang kuliner yang saya catat di Naturality merupakan kuliner buatan nyokap sendiri. Ya meski hanya kuliner buatan rumahan dan untuk konsumsi sendiri, namun buat saya ya beliau koki yang hebat buat keluarga saya.

Up's ini bukan postingan menceritakan soal nyokap. Saya mau mencatat pengalaman saya diajak membuat kue bolu. Makanan olahan yang terbuat dari tepung terigu, telur, mentega dll. Saya ingat ketika saya kecil, hampir setiap tahun nyokap membuat kue untuk acara hari raya, biasanya beliau buat untuk dikirim ke rumah eyang putri. Kue nastar, kue keju, dan macam kue kering lainnya. Namun seiring berjalannya waktu kegiatan rutin tahunan sudah tak lagi dilakukan, ya alasannya karena waktu itu biaya untuk membuat kue tak lagi murah. Namun untuk momen tertentu nyokap masih suka membuatnya, kue yang lebih sering dibuat ya bulu. Ya meski kadang kalau buat bolu hasilnya sering kurang memuaskan.

Sore ini nyokap mengajak saya membuat kue bolu itu, karena saya memintanya, kebetulan bahan-bahan untuk membuat bolu masih ada. Diawali dengan saya ditugaskan untuk menuangkan "blue band" ke panci  untuk dipanaskan/ dicairkan. Kemudian sisa "blue band" yang ada di bungkusnya digunakan untuk memoles loyang yang akan digunakan untuk menempatkan adonan bolu. Setelah dioles dengan "blue band", lanjut ditabur rata dengan tepung terigu, fungsinya agar loyang itu tidak lengket ketika bolu selesai dipanggang dioven.

Di tempat lain disiapkan kuning telur sebanyak ya 9 butir, putih telurnya hanya diberikan ya kira-kira 5 butir, kemudian dicampurkan juga gula pasir secukupnya (sesuai takaran tertentu). Kata nyokap buat bolu memang susah-susah gampang. Namun buat yang jam terbangnya sudah tinggi pasti tidak ada masalah untuk itu. Lalu juga tidak bisa sembarangan, katanya kalau sembarangan mencampur hasilnya nanti bisa tak optimal. Entah misalnya kurang telurnya, atau terigunya kebanyakan dll., bisa mempengaruhi hasilnya bolu nantinya. Setelah telur, gula dll. dicampurkan, kemudian siap untuk dimixer dengan mesin mixer tangan. Saya ditugaskan untuk memixer adonan hingga "kalis", ya begitu sebutan saya. Memixer begitu saja ya tangan ini berasa pegal, padahal kurang lebih hanya 8-9 menitan. Setelah adonan sudah "kalis", dilanjutkan masukan "blue band" cair, kemudian masuk juga terigu, lalu finishing diaduk dengan alat aduk hingga rata sebelum adonan dimasukan ke loyang, untuk kemudian dioven.


Setelah dioven, menunggu waktu sekitar 60 menitan, mungkin lebih. Maklum kami masih pakai oven manual, jadi tidak ada waktu pasti kapan bolu sudah matang. Kira-kira bolu sudah matang, akhirnya diangkat, untuk dipindahkan ke piring saji. Pas bolu mau dibalik ternyata susah, bolunya tidak mau keluar dari loyang. Nah, yang salah adalah waktu mengoleskan "blue band" di loyang saya kurang banyak mengolesnya, jadi membuat bolu jadi lengket. Padahal sih teksturnya tidak rusak, hanya saja untuk melepaskan dari loyang perlu usaha ekstra. Akhirnya takut bolunya rusak, terpaksa bolu tak disajikan ke dalam piring saji dalam rupa bolu bulat, solusinya jadi bolu dipotong langsung dari loyang baru kemudian ditiriskan. Ya itu tadi karena saya salah dalam mengoles "blue band" ke loyang, membuat hasilnya tidak sempurna. Namun kalau ditanya soal tekstur bolunya mantab, lembut, empuk. Enak deh pokoknya, buktinya hanya berselang beberapa jam saja, bolu satu loyang habis dikonsumsi tanpa sisa.

Sekian catatan saya soal membuat bolu bareng nyokap. Ya setidaknya catatan ini bisa jadi nostalgia saya, kalau suatu saat saya kangen makan bolu buatan nyokap. Sampai ketemu dikuliner lainnya, entah buatan nyokap atau buatan cheff dari restoran, atau warung pinggiran jalan. (^_^)?

Posting Komentar

0 Komentar