Seri MotoGP Losail, Qatar 2025 baru saja usai diawal pekan lalu, race dimenangkan kembali oleh Marc #93. Meski diakhir race diwarnai sedikit drama penalti tekanan ban kepada Maverick Vinales yang harus diganjar penalti sebanyak 16 detik, dan alhasil harus merelakan finish keduanya kepada Pecco #63.
Alhasil, Franco Morbidelli yang finish ke-4 terdongkrak naik ke posisi ke-3 dan berhak dapat piala.
Ada hal menarik yang ingin saya komentari. Ini soal rider yang 'manja' ketika terjadi singgungan satu sama lain. Memang saya hanya berkomentar, tidak mengalami sendiri. Tapi begini, insiden balapan itu mau gak mau pasti ada, jadi jangan berharap anda akan 'bersih' terus.
Akan selalu ada drama overtake yang melibatkan senggolan satu sama lain, jika ribut salah²an percuma anda balapan, lebih baik time attack seperti halnya babak kualifikasi. Lalu hasil mu sendiri seperti apa, apakah lebih baik time attack atau saat race?
Setiap pebalap pasti punya potensi membuat kesalahan. Rider yang sudah di kelas tertinggi kelas MotoGP sekalipun bisa melakukan kesalahan² tidak perlu bahkan. Bahkan, pebalap kelas senior pensiunan saja bisa melakukan hal 'bodoh'. Jadi gak perlu merasa diri paling benar, tanggapi setiap insiden harusnya dengan lebih bijak, itu menurut saya sih.
Jadi dari judul ini saya tulis soal kata 'karma'. Karena saya ingin tahu, rider ini dikemudian hari suatu saat akan mengalami hal yang sama seperti yang orang lakukan padanya. Misalkan, dia ini si B, ketika balap ada insiden balap yang merugikan si B oleh si A. Lalu si A minta maaf tapi si B ini seperti tidak terima, dan mengerluarkan statement² yang menurut saya tidak perlu, kecewa boleh tapi dia harus sadar suatu saat bisa saja dia yang melakukan kesalahan yang sama. Nah saya ingin tahu, suatu saat kapan kah si B ini mendapatkan karmanya? Postingan ini ingin mengingatkan saya akan hal ini, nanti jika suatu saat terjadi.
Itu sih prinsipnya dalam balap itu kita gak bisa mau main aman, karena balap adalah persaingan, balap ya balapan, berebut posisi terbaik dengan aturan main yang ada. Dalam balapan banyak hal bisa terjadi diluar kendali siapapun yang ada di sana. Tapi percayalah, tidak ada pebalap yang ingin saling mencelakakan satu sama lain, catat itu!
Nah apa yang saya bahas di atas itu tadi relate dengan insiden balap yang terjadi antara Fabio Digiantonio dan Alex #73.
Akibat insiden tersebut, Alex #73 diganjar long lap pinalti. Alex #73 dianggap bersalah, dia sendiri pun mengakui kesalahannya, karena salah perhitungan sehingga menyebabkan kontak dengan Fabio Digia. Dia terima dihukum long lap tersebut. Meskipun akibatnya keduanya harus tersingkir dari kelompok depan. Nasib kurang beruntung harus dialami Fabio Digia karena kehilangan momentum banyak untuk memperbaiki posisi akhirnya tercecer.
Alex #73 menabrak motor Fabio Digia di tikungan 12, saat perebutan posisi ketiga. Kondisi ini membuat Digia keluar jalur dan tercecer ke posisi ke-21. Namun pada akhir race, Alex #73 berhasil mengamankan posisi ke-6 sedangkan Digia hanya berhasil finish ke-16. Kondisi ini membuat Digia kecewa dan memberikan statement sindiran:
"Balapan yang penuh insiden. Start saya sangat bagus, saya berjuang untuk posisi teratas, karena hari ini saya memiliki kecepatan untuk naik podium. Lalu kemudian manuver aneh oleh Alex. Manuver berbahaya oleh Alex."
"Sangat disayangkan karena menurut saya kesalahan seperti ini tidak bagus untuk level pembalap kami di kejuaraan ini. Itu agak keterlaluan, terutama untuk pinalti yang kami terima jika melakukan kesalahan-kesalahan ini."
"Saya jelas berada di depan, lalu saya tertabrak cukup keras. Saya yakin itu tidak disengaja, itu adalah kesalahan. Namun di level kami di MotoGP, kesalahan² ini ada batasnya."
"Sapa pikir kita harus bekerja keras untuk ke depannya, karena pada akhirnya, pembalap ya g benar² menghancurkan balapan saya finish me-7 dan saya kehilangan kesempatan untuk melakukan balapan yang bagus."
"Manuver kasar seperti itu hanya mungkin dilakukan oleh seorang pemula, yang berada di depan untuk pertama kalinya dan masih diliputi emosi yang tinggi. Namun level kami, kami haeus menghindari situasi seperti itu karena sangat berbahaya. Dari pihaknya itu adalah manuver yang sangat berbahaya dan dia juga menempatkan saya dalam bahaya besar. Saya beruntung tidak jatuh. Jika itu terjadi, saya tidak tahu apakah saya bisa berada di sini untuk berbicara dengan media. Mungkin saya akan berakhir di pusat medis."
Sebenarnya jika dia mampu dan mau berusaha lebih, ya tinggal buktikan, tetapi jika itu sudah maksimal ya sudah, kekecewaannya perlu disadari bahwa ini insiden balap. Ini menurut saya. Setiap rider berhak kecewa, tapi ingat, dilain kesempatan justru andalah di posisi yang membuat kesalahan, jadi ketika kecewa gunakanlah dengan cara yang bijak, karena dengan cara yang sama anda akan dibalas kelak. Ini menurut opini saya, makanya saya mencoba menyimpan momen ini dan menunggu karmanya.
Padahal dulu Digia adalah rider yang santun, tenang dan lebih menonjolkan bakatnya ketimbang drama. Seiring waktu, prestasi dia tidak lebih baik dari Morbideli yang menunggangi motor spek tahun lalu, sedangkan Digia adalah spek terbaru sama seperti Pecco #63 dan Marquez #93. Apa ini efek pergaulan dengan si veteran?
Hal serupa pernah terjadi pada Jorge Martin dulu ya dia komplen karena dia jadi korban insiden balap dan dia berkomentar (-), kekecewaannya ditunjukan secara nyata. Eh gak lama, karma langsung dibalas instan, pada akhirnya dia yang dulu dimintai maaf eh karma terjadi dia meminta maaf. Kesalahan yang tidak perlu, yang dulunya dia komentari akhirnya dia sendiri yang ngalami. #kapok
Intinya dalam balap, insiden apapun bisa terjadi. Jadi perlu manajemen emosi yang baik dan cara menanggapi rider yang terlibat insiden itulah yang akan dilihat, karena disana titik kedewasaan masing² pebalap kelas para raja.
Ataukah, sampai tua dan pensiun masih menyimpan sakit hati dan kekecewaan? Coba direnungkan sih.
Penonton melihat tiap insiden itu ya senang² saja, drama apapun itu kita sih seneng² saja, karena itu tontonan. Tapi apa gak lebih baik ketika kalian bisa memberikan tuntunan tidak sekedar tontonan. Ini sih komentar pribadi saya saja, ada yang gak sependapat ya silakan sih. Tapi bagi saya, karma itu ada dan balasan pasti akan setimpal koq.
Statement² para pebalap MotoGP ini jadi konsumsi banyak orang, bisa juga jadi tuntunan mental yang baik untuk pebalap² muda. Jadi bersikaplah yang baik, supaya rider muda itu mencontoh yang baik.
Sebagai penutup, saya menunggu drama selanjutnya, karma dibayar tunai. Sah, sah, sah! -cpr
#onedayonepost
#motogp
#insidenbalap
#opini
#postingpribadi
#olahraga
1 Komentar
Nampaknya ybs. membuat drama lagi, dikatakan kalah #73 tidak meminta maaf pada dirinya dan tim nya. Padahal setelah race, #73 datang ke garasinya tetapi ditolak, ya sudah lah, berarti apa, sekarang berharap orang lain memohon maaf supaya dia bisa nampak 'memaafkan'. Sulit memang kalau dibina oleh pensiunan tukang drama. Prestasi nol, drama digedein.
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6