Clean in Place (CIP) pada Industri

CIP, pertama mendengar istilah ini saya dibuat bingung, saya kira itu kaya “CHIP” yang ada di film Warkop, tapi ternyata bukan hahaha, CIP adalah singkatan, istilah dalam dunia industri, salah satu cara dalam proses cleaning atau sistem pembersihan jalur produksi. Biasa, dari rasa kepo inilah, saya mencoba mencari tahu lebih lanjut mengenai hal ini, sekaligus menambah wawasan saya.

...

CIP atau singkatan dari Clean in Place, merupakan cara atau sistem pembersihan jalur produksi di dunia manufaktur. CIP adalah salah satunya, ada satu lagi itu dikenal dengan COP (Clean of Place) dimana proses pembersihan lini produksi dilakukan secara manual, artinya dibongkar satu per satu.

Ilustrasi

Sebelum menentukan metode atau pola sistem pembersihan hendaknya kita memperhatikan beberapa hal diantaranya bersifat apakah kotoran yang akan dibersihkan organik atau anorganik, permukaan benda yang akan dibersihkan berbahan apa, kasar atau halus/ licin, luas permukaan yang terkotori, frekuensi terjadinya kotoran, lingkungan sekitar tempat membersihkan.

Barulah setelah kita memahami hal-hal di atas, keputusan menggunakan metode yang mana, entah CIP atau manual. Di sini yang akan saya catatkan sebagai sumber informasi pengetahuan hanya seputar sistem CIP, tentang bagaimana sistem bersih-bersih yang dibuat sistematis.

Pengertian
Proses CIP atau clean in place merupakan sistem cleaning yang kompleks yang terdiri atas pompa, katup, instrumentasi, filter dan pipa yang memungkinkan proses pembersihan peralatan produksi secara teratur tanpa pembongkaran, yang didukung kebutuhan air yang besar, bahan kimia dan energi.

Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam efektifitas pembersihan antara lain:
  • Waktu: lama waktu untuk siklus pencucian proses CIP menunjukan keefektifitas senyawa kimia mengikis kotoran. Waktu yang terlalu singkat membuat senyawa berkerja tidak efektif untuk mengikis kotoran yang ada.
  • Suhu: suhu yang digunakan dalam proses pembersihan, akan sangat berpengaruh terhadap keefektifan senyawa kimia. Suhu yang meningkat akan menyebabkan menurunnya kekuatan ikatan antara zat pengotor dengan permukaan mesin, menurunkan viskositas, meningkatkan kelarutan senyawa, dan meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
  • Konsentrasi bahan pembersih: hal ini berpengaruh pada biaya serta efisiensi serta efektifitas pencucian.
  • Sanitizer (contohnya air panas, radiasi, atau bahan kimia) dan proses mekanis alat pembersih: maksudnya adalah pencucian dianggap efektif apabila cairan pembersih yang didalamnya ada air bilasan, bahan pembersih dan sanitizer kontak dengan permukaan mesin yang hendak dibersihkan. Untuk itu diperlukan aksi mekanis yang cukup untuk memungkinkan hal tersebut di atas terjadi (kontak cairan pembersih dengan media yang kotor). Aksi mekanis ini berhubungan dengan terciptanya gerak turbulen.

Pembersihan dengan sistem ini punya kelebihan yaitu efisiensi dan kepraktisan, karena tidak perlu membongkar keseluruhan peralatan produksi dalam waktu bersamaan dan tempo yang sesering mungkin. Namun ada kelemahan yakni hasil operasional dari sistem CIP ini sulit untuk diverifikasi, karena kecenderungan kontaminasi disetiap jalur pembersihan.


Secara khusus, ada beberapa poin kelemahan dari sistem CIP ini, antara lain:

  • Kompleksitas sistem CIP ini memungkinkan kegagalan peralatan tinggi, yang dampaknya pada tingkat keamanan produksi makanan, minuman atau obat-obatan yang diproduksi (kontaminasi).
  • Ketika hasil pembersihan tidak terverifikasi kebersihannya, maka potensi kegagalan produksi bisa terjadi, dan ini akan menjadi inefisiensi bagi produksi.

Usaha guna meminimalisir poin kelemahan tadi yang bisa dilakukan adalah:
  • Sering melakukan proses perbaikan proses melalui pendekatan trial and error;
  • Memodifikasi bahan kimia yang digunakan, agar lebih aman;
  • Pengaturan waktu kapan dilakukan pembersihan;
  • Memperhatikan suhu air;
  • Melakukan checking terhadap peralatan yang digunakan secara aktif.

Pemilihan bahan kimia untuk sanitasi pun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah:
  • Biodegrable artinya adalah alami dan bisa dicerna oleh alam;
  • Halal, karena digunakan untuk produksi bahan makanan, minuman dan atau obat-obatan;
  • Bebas bahan berbahaya yang tidak layak untuk konsumsi seperti formaldehyde. Meski formalin adalah kimia yang bermanfaat untuk sanitasi, namun penggunaannya tidak diperkenankan untuk kontak dengan bahan makanan.

Sistem CIP yang dilakukan secara terpusat mengontrol beberapa fungsi, apa saja itu:
  • Mempertahankan kekuatan dan suhu larutan pencuci;
  • Merpertahankan level konsentrasi dalam tanki;
  • Berturut-turut mengawali dan menghentikan aliran larutan;
  • Menyediakan aliran hembusan udara;
  • Menggerakan agitator dan membuka dan menutup katup;
  • Membuang larutan yang telah digunakan;
  • Mematikan pompa dan mengingatkan operator apabila parameter tidak sesuai.

Proses pencucian dalam SIP itu meliputi prinsip siklus:
  1. Prerinsing;
  2. Alkaline cleaning;
  3. Rinsing;
  4. Acidic cleaning;
  5. Disinfection;
  6. Rinsing.

Semua proses ini berjalan secara satu kesatuan dimana dilakukan terpusat dalam pengendaliannya, sehingga proses pembersihan bisa dilakukan serentak untuk semua mesin-mesin produksi yang telah terinstal sistem CIP ini.

Setelah proses CIP dilakukan, perlu adanya pengujian untuk menentukan efektifitas atau verifikasi dari hasil cleaning yang telah dilakukan. Beberapa pengujian dilakukan berdasarkan standar tetentu yang telah ditentukan sebelumnya, pastinya standar yang berlaku secara internasional, agar hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.

Beberapa pengujiannya antara lain analisis konsentrasi bahan pembersih basa, analisis konsentrasi bahan pembersih asam, swab test (guna mepersiapkan sampel untuk menguji Enterobacteriaceae),  uji Enterobacteriaceae, uji ATP, kemudian dilanjutkan dengan verifikasi efektifitas sanitasi. Pemilihan analisis pengujian ini bisa berbeda, tetapi  secara umum adalah memastikan bahwa proses berjalan sesuai yang diharapkan.


Informasi mengenai catatan ini saya rangkum dari berbagai sumber terlampir di bawah ini. Bahan bacaan inilah yang saya rangkum di atas, supaya saya bisa membaca dengan mudah, sehingga secara ringkas saya tahu apa itu sistem pembersihan alat-alat produksi secara terpusat. Meskipun baru sekedar teori, karena saya tidak tahu percis bagaimana prakteknya di lapangan.

Catatan ini saya kumpulkan guna memahami kebutuhan pabrik, dimana saja wajib tahu tentang kemungkinan proyek yang akan dilakukan ke depannya di tempat dimana saya berkerja sekarang. Semoga catatan ini bisa bermanfaat.


Sumber informasi:
Amreta, Fina. 2008. "Studi Komprehensif Proses CIP pada Produksi Susu Kental Manis Sachet di PT Indolakto - Studi Kasus: Optimasi Konsentrasi Bahan Pembersih untuk Sanitasi Jalur, Hopper Tank dan Mesin Filling Sachet". Skripsi. Institut Pertanian Bogor.


Posting Komentar

2 Komentar

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6