Pejuang Vaksin, Menghantar Takdir (2)

Semalam saya baru tidur sekitar jam 23an, selesai doa malam. Saya baru pulang dari kantor dan tiba di kos sekitar pukul 21. Sampai di kos, bersih² mobil buat besok. Terus beli makan malam dan sekalian nyisain untuk sarapan besok pagi.

Karena sebelum vaksin diusahakan kan badan fit betul, jangan sampai lemes, repot nanti kalau lemes. Walaupun belum tahu besok itu akan berhasil atau tidak di tempat awal tujuan.


Pagi ini saya kesiangan, kalau tidak ditelepon @irenekristiningrum, bablas, masa baru bangun sekitar pukul /5, bangun langsung cuci muka, sikat gigi, berangkat.

Ini dia perjuangan #pejuangvaksin, mendapatkan sertifikat vaksin pertama, yang kedua menunggu waktunya. Semoga semua berjalan baik, prokes berjalan normal dan terbebas dari covid19, tidak menjadi perantara covid19 untuk anggota keluarga atau orang lain.

Tiba pukul /6 di RSSA, Malang langsung ke lantai 3, Ruang Majapahit. Sampai di sana untung masih sepi, kursi² sudah ditata. Sampai di sana, alur pendaftaran tidak begitu jelas, ada tertulis daftar di Google Form, tapi pas kami kunjungi link, sudah tidak bisa isi form. Akhirnya isi form manualnya.

Ini dia dokumentasi ruangan lokasi vaksin di RSSA, beruntung datang sangat awal, jadi dapat duduk di depan, setidaknya jika gagal pun kita tidak menunggu gak pasti, awal dilayani.

Karena isi google form gak bisa, akhirnya isi form manual deh, ngisi pake kertas.

Kita beruntung bisa memilih kursi dibagian awal. Kita dibagikan nomor antrian, saya dapat nomor 03. Setelah tepat jam /8, proses dimulai, dengan reregistrasi. Setelah selesai itu kita pergi ke meja lain untuk pengecekan suhu dan tensi. Setelah itu kita lanjut ke meja berikutnya screening kesehatan hasil suhu dan tensi. Setelah itu lanjut ke area vaksinasi.

Ini dia form manual yang harus diisi, sertakan juga KTP asli, dan itu nomor antrian yang diberikan petugas berdasarkan urutan bangku. Selain isi form itu, kita isi form google via online, semua on the spot ya, tidak daftar dulu. I like this dan kuota terbatas ya tiap harinya.

Saat dilakukan pengecekan suhu normal. Lalu dilakukan cek tensi memakai mesin tensi otomatis, dan hasilnya 151/90, wow tinggi sekali. Pantas saja, belakangan sejak Senin saya rasa kepala pusing selalu. Ternyata tensinya tinggi. Ini efek begadang terus, melakukan pemantauan. Untungnya sih masih bisa lanjut suntik vaksin.

Ini alat tensi digital otomatis, lihat kan tensi saya tinggi sekali itu, parah banget, normalnya saya itu diangka 125/90 atau 130/90 lah. Ini sampai setinggi ini. Pernah saya kurang tidur, sekali itu karena perjalanan jarak jauh dengan bis AKAP kena diangka 146/90 itu pengetesan tahun 2013.

Ini meja screening setelah melalukan pengecekan suhu dan tensi darah dimeja sebelumnya.

Ini ruang bilik vaksinasi, dipisah antara perempuan hijab, perempuan biasa biliknya bareng dengan yang pria.

Ini dia suasana dibalik bilik vaksinasi yang tadi.

Setelah vaksin dicatat jam suntik jam berapa, lalu diminta menunggu sesuai jam tunggunya, lalu kemudian ke meja berikutnya untuk cetak sertifikat vaksinasi.

Kemudian sebagian peserta vaksin yang sudah ada yang langsung pulang, ada yang berjemur dulu di rooftop ini, saya dan teman² juga ke sana berjemur pagi. Menaikan imun tubuh sebelum kita lanjut pulang dan sarapan pagi.

Saat penyuntikan, sudah deg²an saja, takut sakit karena saya takut jarum. Kebetulan saya dipegang oleh dokter yang pengalaman, jadi bener² tidak sakit sama sekali, kalau kata orang bilang kaya digigit semut, ya bener adanya. Tetapi ada yang disuntik orang lain, agak sakit. Jadi, kesimpulannya, sakit tidaknya itu tergantung dari siapa yang menyuntik, pengalaman atau tidak.

Buat yang mau suntik, masih takut jarum, ini saya sampaikan, sakit tidaknya tergantung pada nakes yang melakukan vaksinasi. Jadi sangat tergantung keberuntungan kalian ya, delalah tumben hari ini saya beruntung dan gak sakit.

Efek after vaksin, sakit saat suntik kaya digigit semut itu betul. Kemudian agak gremeng perlahan, tapi gak terlalu berasa sekali. Agak pegal, iya sedikit hanya sesekali saja, tergantung tangan kita perlakukan, jika normal² ya hanya sesekali saja. Gejala lain tidak ada untuk saat ini saat saya menulis catatan ini.

Setelah kita berempat vaksin semua, dapat sertifikat, kita keluar di rooftop RS, kita berjemur matahari pagi dulu sejenak, sambil mentralisir efek vaksin, jika ada.

Ini dia pejuang vaksin kali ini. Mission success.

Oh iya, sebenarnya sebelum vaksin ini saya tanpa persiapan matang. Bangun kesiangan, tidur larut malam, tensi tinggi, tidak sarapan sama sekali, kurang minum air putih juga. Untung saja kondisi stabil dan baik² saja, ditakutkan jika yang saya lakukan (tanpa persiapan) berimbas pada efek after vaksin.

Setelah vaksin, kita cari makan, isi perut untuk tenaga selanjutnya dan kita balik kembali ke Pandaan, tiba dengan selamat. @irenekristiningrum turun di rumahnya Malang, saya, @ngaliman_hse dan @chatarina.tee kembali ke Pandaan untuk beristirahat.

Segitu dulu catatan saya sebagai pejuang vaksin dan success. Vaksin kedua dijadwalkan pada 29 Juli 2021 bulan yang sama, semoga berjalan baik dan lancar. Sampai jumpa dicatatan lainnya lagi sehubungan dengan catatan ini. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar