Jajan Steak, Holycow! Steakhouse by Chef Afit, Pregolan

Sore ini, sepulang kantor, masih diawal bulan saya dan teman-teman coba makan enak. Tujuan makan enak kali ini bukan all you can eat seperti sebelum-sebelumnya, kali ini menunya adalah steak.

Resto yang nawarin menu steak ada banyak, tapi dalam benak saya, ketika mendengar menu steak larinya pasti ke Holycow! Pertama kali kenal steak, ya di resto ini.


Saya kira hanya di Jakarta saja Holycow! ada, ternyata di Surabaya ada juga lho, kalau tidak salah ada 3 outlet untuk Holycow! Steakhouse by Chef Afit, salah satu yang saya kunjungi ini berada di Pregolan, Surabaya. Oh iya, jangan bingung, ada Holycow satu lagi di Surabaya, yaitu Holycow! Steakhotel #TKPGRAHAFAMILIY.

Baca juga: Makan Siang Enak

Berbekal GMaps, kami menuju outlet sepulang penat kerjaan di kantor. Sempet terjadi sedikit miss komunikasi, tapi semua bisa berjalan baik. Kami berangkat ber-7+1. Ada @kristiandwi1606, @rizkydhewantara, @marcel1771, @yanti_subijanto, @nirmalasari_siska, Geby dan @rullyavirgiani yang dijemput terakhir di Surabaya.


Perjalanan ditemani hujan cukup deras, jadi sedikit memperlambat sampai tujuan. Sekitar pukul 19:30 kami baru tiba di lokasi. Cukup mudah mencarinya. Parkirannya pun luas, jadi gak ribet, kemudian traffic di depan lokasi pun lancar.

Tiba di lokasi, langsung pilih tempat, karena kami ber-8 mau tidak mau harus gabungkan dua meja kapasitas 4 orang. Duduk, lanjut pilih menu deh. List menunya simpel, saya suka itu, jadi tidak banyak bingung memilih. Pilihan didasarkan atas harga saja paling hehehe.




Saya kali ini nyobain Prime Sirloin dengan kematangan rear medium, french fries, saus bbq, menu ini tercatat dengan harga Rp 105.000,- (exl. tax). Untuk minumnya, saya cari yang bisa refill, karena makan bakaran biasanya bikin haus. Ice lemon tea saya pilih, karena berdasarkan pengalaman saya, minuman ini yang cocok menemani lauk bakaran, harganya Rp 23.500,- (exl. tax).



Untuk menunggu menu tiba sejak di pesan menurut saya, relatif lama, tapi jika dipikir secara logika masih masuk akal sih. Soalnya pernah menunggu menu datang di sebuah cafe untuk makan sederhana, nunggunya lebih lama. Jadi, masih masuk akal lah menunggu di sini.

Setelah menu tiba di meja, yang pertama saya cium adalah aroma bakaran dagingnya, hmm, sedap wanginya. Setelah itu, yang saya coba selanjutnya adalah buncis/ kacang panjang, ini benar-benar gurih dan sedap. Saya suka ini, untuk menikmati bumbunya sampai merem-merem. Jagungnya pun diberikan bumbu yang sama, jadi ya enak juga. Rasanya itu gurih-gurih gimana gitu. Andaikan, semua sayuran dibuatkan bumbu seperti ini saat tumis lalap, uih saya suka sekali.


Kemudian, saya coba belah dagingnya. Untuk prime sirloin ini ternyata ada lapisan lemaknya. Potongan pertama saya lancarkan ke bagian ini, emang enak sih, gurih-gurih gimana gitu, saya menikmatinya sambil merem-merem. Hanya ya itu, motongnya jadi agak susah ya, tapi masih wajar, mungkin saya saja yang tak tahu tekniknya.


Soal posisi pisau dan garpu ternyata ada aturannya menurut 'table maner', dimana posisi garpu di kanan, dan pisau di kiri. Saya abaikan itu, yang penting potong ya makan. Tiap potongan daging saya nikmati dengan penuh hati, #mantab. Padahal kalau dipikir, ini baru steak kelas menengah ya, sudah enak begini, bagaimana steak yang kelas atas, sudah terbang ke awang-awang kali ya. Selama makan steak ini, batuk saya hilang. Mungkin teralihkan dengan lezatnya hidangan yang saya santap.

Oh iya, harga yang tercantum itu belum sama pajak ya. Jadi ada dua pajak di sini, yaitu pajak service 2,5% dan pajak restoran 10,25%. Untuk kenikmatan yang hakiki, saya iklaslah bayar pajak itu. Jujur, saya lebih puas makan steak ini daripada makan daging all you can eat, kecuali yang di Kintan, karena memang fokusnya ke dagingnya.

Ya segitu saja deh catatan saya soal jalan-jalan jajan di awal Desember ini. Mengawali bulan dengan cara yang enak untuk menghabiskan uang. Semoga ada rejeki lagi, dan bisa nyobain daging lainnya. Terima kasih Holycow! telah buatku puas malam ini. #lebay -cpr- 


Posting Komentar

0 Komentar