Bakso Boedjangan, Sidoarjo

Masih jalan-jalan di sekitar wilayah Sidoarjo. Kali ini saya mampir ke outlet Bakso Boedjangan cabang Sidoarjo.

Dulu pertama kali franchise kuliner bakso ini mulai dikenal, saya mencobanya di outlet Cibubur. Waktu itu saya ingat baru pulang dari birthday trip bersama two angels.


Nah kali ini iseng coba deh outlet yang di Sidoarjo, lokasinya dekat dengan GOR Delta. Lokasinya mudah dicari koq, pinggir jalan, akses parkirnya masih okelah karena jalan di depan outlet ini tidak hiruk pikuk seperti outlet Bakso Boedjangan di Margonda, Depok, Jawa Barat.

Saya mampir ke sini, bayangan saya ya sama seperti dulu saya pernah datangi. Ternyata, sekarang sudah berbeda. Konsep jualannya sekarang seperti resto cepat saji, ala-ala Hokben gitu.


Kita datang, ambil nampan, mangkok, lalu pilih baksonya, ada ragam bakso yang bisa kita pilih di sana, lalu pilih isian pelengkapnya dari tahu, gorengan, pangsit, mie hingga sayur, lalu kemudian kuahnya, kemudian pesan minuman, lalu bayar dan pergilah ke meja untuk makan.


Kalau dulu, itu kita datang langsung duduk, nanti ada poster menu gitu, kita pilih, kita isi kertas menunya, kita ke kasir untuk bayar dan pesanan datang.


Cukup heran juga sih saya dengan konsep seperti ini. Meskipun sudah pernah tahu konsep ngebakso seperti ini di Bakso Pirang. Tapi di kuliner yang modelnya modern ya baru ini sih yang jual bakso. Kalau bakso pirang kan warung biasa, bukan franchise.


Saya pesan, bakso mozarela dan bakso goreng isi keju, tambahan lontong dan kuah saja, lalu minum. Kenapa pesanan saya sedikit, karena cukup kaget juga semua isian ada harganya, dan harganya lumayan coy. Untung saja hari itu kita ada promo 50%, plus cashback OVO point 30%. Meski begitu, saya tetap beli sesuai budget saja, karena ini nyoba.



Tiba waktunya santap. Pertama saya coba kuahnya, rasanya? Hmm, biasa saja sih, kuahnya sih kaldu iya memang, tapi kuah dagingnya just kaldu, rasa-rasa dagingnya kurang strong. Coba makan bakso mozzarelanya, liat, gak empuk waktu dipotong dengan sendok garpu. Mozzarelanya sih berasa ya, okelah ada gurih-gurihnya. Kemudian coba bakso goreng isi kejunya, ya kejunya ada, untungnya gak liat, empuk, masih okelah. Tapi secara keseluruhan ya buat saya masih kurang jika dibandingkan Bakso Pirang, meskipun tidak ada varian ala keju-kejuan.

Entah apa yang membuat tekstur baksonya jadi liat, apa demi supaya lebih menjaga mozzarela di dalamnya agar lebih awet? Entahlah. Tapi saya tanya teman saya yang coba bakso pedas, itu pun liat dalam arti kurang empuk. Nah jadi, kesimpulan dari saya ya baksonya kurang empuk dan dagingnya kurang berasa.

Beruntung saja hari itu masih promo, jadi ya kekecewaan saya bisa terobati. Saya kecewa karena saya tidak merasakan apa yang saya rasakan dulu sewaktu pertama kali datang ke outlet Bakso Boedjangan. Entah mungkin konsep ini mengikuti perkembangan jaman, atau memang cara ini lebih menguntungkan. Yang jelas, saya rasakan dulu lebih fresh.


Untuk tempat, okelah, saya selalu suka tempat ini,  asyik aja buat nongkrong, ngobrol dan bersih. Ini yang masih saya dapatkan, jauh-jauh dari ibukota ke daerah.

Segitu saja catatan saya kali ini. Catatan ini setidaknya menambah catatan pengalaman saya, kalau-kalau lain waktu ada mampir ke outlet yang lain lagi, atau menemukan hal berbeda lagi yang bisa jadi bahan catatan baru. Sampai jumpa lagi, bye. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar