Akhirnya tibalah hari raya yang ditunggu para pengikut Yesus, hari dimana Yesus menggenapi janjinya, sesaat sebelum Yesus diangkat ke surga dengan mulia. Sekaligus penggenapan perutusan Yesus, agar menggembala semua domba-dombanya ke seluruh penjuru bumi.
Sebelumnya saya telah mencatatkan informasi tentang apa itu pentakosta atau pantekosta atau saat dimana roh kudus turun atas para rasul di Yerusalem. Sambil menunggu peristiwa itu, ada novena roh kudus yang dilakukan, menanti saatnya.
Baca juga: Peristiwa Pentakosta atau Pantekosta
Ada hal menarik dari hari raya ini. Bagi orang Kristen Katolik, atau jemaat Kristen mula-mula, yang merupakan jemaat awal mula pemahaman Kekristenan, yang disebarkan oleh para rasul, dimana Petrus jadi pemimpin para rasul. Di sanalah Kristen Katolik mulai menyebar, meskipun istilah 'katolik' baru ada beberapa tahun setelahnya.
Tapi, sebelum variasi Kekristenan ramai seperti sekarang, banyak aliran-aliran Kristen dengan berbagai paham dan tafsirannya, Kekristenan awalah yang paling original sejak awal.
Baca juga: Arti Kata Katolik
Peristiwa pentakosta atau pantekosta itulah jadi hari jadi atau hari lahir gereja Katolik, yang tetap berdiri hingga saat ini, meskipun pada tahun perkembangannya mengalami banyak perpecahan. Namun Bapa Suci Paus Fransiskus, dan paus-paus sebelumnya berusaha merekonsilasi pandangan berbeda tetap dalam kesatuan gereja.
Banyak orang Katolik tidak begitu paham, kapan hari lahir atau hari jadi gerejanya. Saya pun baru memahaminya saat ini, ketika memahami karya penyelamatan Tuhan dan penggenapan janji-janji Nya.
Pada hari raya pentakosta ini, ada kabar baik yang coba disampaikan romo dalam khotbahnya. Dimana, hendaknya kita sebagai orang Katolik yang sejak awal telah dikaruniai roh kudus harus bisa jadi sarana penerus berkat, bukan menjadi penghambat berkat.
Romo mencontohkan, kebanyakan orang Katolik berlaku seperti wasit bagi orang lain. Contohnya seperti apa? Romo mengisahkan, suatu ketika dia berkunjung ke sebuah keluarga, di sana ada keluarga Katolik tapi ada anggota keluarganya yang belum Katolik. Anggota keluarga tersebut tengah sakit tua, dan sudah beberapa waktu minta untuk dibabtis. Permohonan sudah coba diupayakan pihak keluarga kepada gereja, tapi karena alasan menjadi Katolik tidaklah mudah, harus ikut pelajaran dll.
Ya memang benar, menjadi Katolik tidaklah mudah. Tidak seperti sekedar mengucapkan 'syahadat' iman seseorang bisa berubah dengan sendirinya, Katolik memang tidak seperti itu. Tapi bukan berarti, orang tua renta yang sedang sakit itu tidak bisa memilih pilihannya sebagai Katolik.
Lalu kemudian romo menanyakan banyak hal kepada orang tua itu, mengenai kesanggupan dan seperti apa keinginannya menjadi Katolik. Setelah memahaminya, romo mengambil keputusan membaptis orang tersebut. Tak lama kemudian, seiring waktu berjalan, orang tua tersebut meninggal.
Dari pelajaran itu, kebanyakan kita menjadi penghambat berkat bagi orang lain, kita seakan-akan menjadi wasit, ini gak boleh, itu gak boleh padahal dokumen gereja tidak mengatur apapun tentang hal tersebut.
Contoh lain lagi, soal kegiatan komuni pertama. Terkadang, kebanyakan di beberapa paroki, acara komuni pertama ini seakan jadi komersial, artinya, ketika mau mendapatkan kelayakan sakramen ekaristi harus mengeluarkan biaya. Memang, ada sesuatu yang perlu dibiayai dari sebuah acara, tapi hendaknya itu tidak menghambat berkat bagi orang lain. Jangan sampai terkesan bahwa, menjadi orang Katolik sejati dikenakan biaya.
Contoh lain lagi, ini terjadi di salah satu paroki di Kota Cirebon, dimana ketika memanggil romo untuk misa harus mengeluarkan biaya stependium, kalau tidak dengar-dengar sampai ditagih. Romo sampai mengungkapkan keperihatinannya, sampai-sampai terucap dari umat, "kalau mengundang romo, harus bayar berapa ya?"
Dari contoh-contoh keseharian kita itu, hendaknya kita bisa belajar, menjadi murid Kristus yang baik, seperti para rasul, yang bisa menjadi penyalur berkat Allah.
Orang Katolik juga harus berani keluar dari kekotak-kotakan iman, dimana jadilah penolong kepada semua umat manusia, tanpa memandang apapun, SARA. Karena memang ada keyakinan ego, dimana ketika menolong haruslah dengan yang seiman, sehingga yang tak seiman sebenarnya tak harus ditolong. Oleh karena itu, jadilah orang Katolik yang sejati, yang mana tidak pernah mengotak-ngotakan berkat, berkat rahmat Tuhan Allah bagi manusia itu tidak terikat apa agamanya, begitupun kita pun bertindak hal yang sama. Itulah yang seharusnya dilakukan sebagai pengikut Kristus yang memahami kekuatan dan berkat roh kudus yang telah diterima.
Ada satu hal lagi, dimana ketika Roh Kudus turun, Yerusalem sedang dipenuhi orang-orang dari berbagai penjuru negeri, dengan beragam bahasa. Para rasul hanyalah orang biasa, nelayan yang tidak banyak tahu tentang pengetahuan berbahasa dari negeri lain.
Namun ketika Roh Kudus turun atas mereka, mereka pun dimampukan berbahasa yang mampu dipahami oleh orang-orang dari berbagai negeri. Melalui bahasa inilah, karya penyelamatan Allah terhadap manusia tersampaikan.
Inilah yang menjadi roh gereja, dimana gereja pun melakukan apa yang Roh Kudus lakukan, bahasa Tuhan pada akhirnya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa kita, anak-anak Nya yang ada di seluruh penjuru bumi. Bayangkan, jika apa-apa yang ada dalam liturgi masih menggunakan bahasa latin misalnya atau bahasa lain dari asalnya sana, dimana tidak semua orang memahami.
Menjadikan semua orang paham, memahami kebaikan Tuhan dalam hidup kita, dengan tingkah laku yang pantas, dan hendaknya kita yang telah dikaruniai Roh Kudus melalui rahmat babtisan, ekatisti, penguatan dimampukan melakukan itu, supaya bahasa kasih Allah tersampaikan, dan haruslah menjadi berkat bagi semua orang.
Catatan ini, saya rangkum berdasarkan apa yang saya bisa resapi. Maklum saja, ingatan saya lemah, dan ketika misa tidak sempat mencatat apa yang penting lainnya.
Maka baiklah kita menjadi orang Katolik sejati, karena percayalah pada penyertaan Kristus melalui Roh Kudus, janji Yesus adalah nyata, Dia tak akan pernah ingkar. Semoga, dihari raya pentakosta ini, kembali kita dikuatkan tentang daya kekuatan roh kudus dalam hidup sehari-hari. Amin. -cpr-
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6