Masalah pencernaan jadi masalah yang sering menyerang
kesehatan saya. Masalah yang saya hadapi adalah diare, atau bahasa kerennya
'menci-menci' alias mencret. Masalah ini sudah saya kenal sejak kecil, dulu
kecil kan saya pernah kena muntaber hebat, nyaris 'lewat'.
Nah sampai sekarang, saat saya sudah beranjak dewasa,
kalau sakit ya tidak jauh-jauh dari masalah pencernaan. Ada sih maag, tapi
tidak parah, hanya saja ketika sudah telat makan dan sudah keburu masuk angin,
efeknya itu ya ke diare juga, pasti jadi gampang menci-menci juga.
Sebenarnya, ada beberapa hal yang menjadi pemicu saya
mengalami diare atau menci-menci, selain tadi telat makan yang berujung maag,
ada pula karena faktor makanan. Beberapa hal tersebut antara lain:
- Telat makan, misalnya sehari jatah makan minimal
2x, tapi sampai hari nyaris lewat tengah bahkan tinggal sisa beberapa jam
sebelum ganti hari belum makan, dijamin 1-2 hari bakal keserang
menci-menci. Kejadian ini biasanya kalau lagi bayar utang tidur. Bisa
seharian hanya tidur saja.
- Minum kopi. Kopi jadi salah satu minuman semi
terlarang, tapi baiknya dihindari, kalau terpaksa pun minum setelah makan.
Kopi memang wangi, namun wanginya tidak seberapa dibandingkan 'wangi' BAB
yang tak sempurna ketika menci-menci. Latar belakangnya karena maag,
lambungnya tak lagi kuat menahan reaksi kimia dari kopi.
- Makan makanan pedas (level 1 up). Makanan pedas
ini jadi salah satu penyebab saya menci-menci. Pada dasarnya saya seneng
pedes, tapi hanya sekedar untuk mendorong nasi atau buat gurih-gurih
snack, contohnya snack makaroni pedes, usus goreng bumbu pedes. Kalau pun
terpaksa harus pedes-pedesan, ya levelnya tidak lebih dari satu dan ada
baiknya kurang dari itu. Lebih dari itu, pasti bakal menci-menci.
- Makan makanan terlalu asam juga jadi masalah
diperut. Rasa kecut itu bisa membangunkan rasa mules diperut, bawaannya
pengen segera ke toilet aja.
- Masuk angin. Ini sebenarnya berkaitan dengan
telat makan juga. Tapi ada juga, habis makan kenyang, makan rutin tetep
masuk angin, itu karena paparan angin langsung.
- Kebanyakan makan es krim dan minum coklat panas,
bisa bikin perut kontraksi ke arah mules-mules, dan BAB tidak sempurna.
- Kebanyakan mikir berat alias stres juga bisa buat
diare lho.
Ya begitulah kira-kira, nampak tidak ilmiah memang,
tapi itulah penyebab menci-menci yang sering saya alami.
Tahu kan soal berita tentang ada seseorang BAB di atas
KRL, yang menghebohkan seisi kereta. Entah bagaimana kronologis pasti kejadian
itu, yang pasti ada kotoran yang berceceran di atas kereta. Bayangkan, koq bisa ya terjadi seperti itu, padahal semua tahu kondisi KRL di Jakarta itu tidak ada
sepinya. Awalnya saya tidak bisa berpikir ke sana, sampai saya merasakan
sendiri bagaimana rasanya mules-mules parah, karena dorongan 'hajat', karena ya
serangan diare.
Rasanya ketika mendapat serangan mules saat kita lagi
kena diare itu benar-benar menakutkan, terutama saat kita sedang berada di luar
rumah, jauh dari akses WC. Terjangan udara dingin dari AC, angin sepoy-sepoy,
intinya terjangan angin akan memancing 'erupsi' di bagian lain. Perlu energi
yang besar dan tenang untuk meredam itu semua, ketenangan pikiran diperlukan
mengatasi masalah ini. Jika tidak, pertahanan bobol, perkara bisa panjang,
'erupsi' di tempat yang tidak semestinya akan sangat memalukan. Keringat panas
dingin itu keluar tiada henti, sambil menunggu cepat-cepat-cepat sampai.
Saya mengalami ini beberapa waktu lalu, diare saya
kambuh. Sepulang kantor, start dari kantor perut baik-baik saja, tapi mungkin
karena sudah waktunya makan malam ya, AC dari Transjakarta yang saya naiki
sejak dari Ciledug sudah dingin. Sampai di Manggarai, saya transit lanjut
Transjakarta lagi ke arah Depok. Kembali AC di dalam bus itu dingin sangat.
Mana jalanan padat, jadi bus jalan lambat. Semakin lama, terjangan udara dingin
memancing 'erupsi'. Waduh, mulai panik saya, keringat dingin keluarlah, duduk
sudah mulai tak nyaman, sambil sesekali memposisikan duduk ke arah yang benar,
mencegah 'erupsi'.
Nyaris saya mau memutuskan berhenti saja, turun, tapi
dipikir lagi, harus cari WC dimana ini. Akhirnya, satu cara hanya pikiran. Saya
percaya sama pikiran dan daya imajinasi saya yang tinggi mampu mengalau
'erupsi', dengan 'interupsi'. Perlahan, daya dorong mulai berkurang, saya hanya
khawatir ada rembes saja. Hahaha, tapi sepertinya tidaklah.
Akhirnya bus tiba di halte terakhir. Tapi perjuangan
saya belum usai, saya masih harus naik angkot dan jalan kaki. Untuk sementara
saya bisa merilekskan perut dan menstabilkan diri dulu. Lalu saya naik angkot.
Pas diangkot, namanya angkot ya anginya bisa masuk dari pintu yang selalu
terbuka, kembalilah saya diserang dorongan 'erupsi' lagi, kali ini lebih hebat.
Pikiran benar-benar saya kondisikan untuk mengalihkan, hingga akhirnya saya
bisa turun angkot. Kali ini step terakhir menuju kos, jalan kaki coy! Di sini
ternyata kembali lagi mulesnya sangat luar biasa, mana harus jalan kaki, dua
bilah gunungan bokong kan pasti bergesekan, makin memicu saja. Sampai saya
harus sedikit berlari kecil menuju 'garis finish' alias WC.
Untung saja sampai kos, air di kamar mandi terisi
penuh, dan langsung saja saya tunaikan hajat melepas 'erupsi' di tempat yang
seharusnya, dibuka dengan 'tembakan salvo', #legahluarbiasa
Begitulah kira-kira momok menakutkan yang saya alami
ketika sedang diare. Sangat menakutkan bukan? Saya yakin kita semua pasti
mengalami situasi seperti ini.
Saya menggunakan istilah 'erupsi' karena memang yang
keluar ketika diare adalah 'lava pijar', bukan 'bongkahan', jadi dramatisasi
'erupsi lava pijar' itu lebih membahayakan. Saya menganalogikan demikian,
supaya tidak nampak vulgar, padahal kalau dibayangin sih sama-sama saja yang
dibahas kotoran juga hahahaha.
Mengenai mulas itu sendiri tidak melulu gejala karena mau
BAB, baik yang normal maupun yang tidak (karena lagi diare, muntaber atau
gangguan pencernaan lain) ada banyak hal tubuh mengartikan mules. Kita juga
perlu tahu, meskipun tubuh sih sudah otomatis membedakan itu, namun secara
ilmiah bisa dipahami seperti ini.
Menurut Wikipedia, mulas atau melilit merupakan rasa
sakit atau nyeri yang hanya terjadi di bagian perut. Mulas terjadi bisa karena
beberapa hal seperti:
- rangsangan karena mau BAB, BAK, bersendawa atau mau
buang angin (baca: kentut);
- tanda keluhan pencernaan seperti maag, masuk angin,
mual muntah, konstipasi, diare atau gangguan pencernaan lain;
- salah satu gejala menstruasi atau kehamilan pada
wanita;
- bisa juga sebagai tanda gejala awal kanker, kanker
pankreas atau kanker usus.
Untuk lebih jelas, tinggal klik saja tautan Wikipedia
di atas ya, itu bisa mengalihkan 'dunia' mu ke persoalan mules.
Sepertinya catatan saya soal momok menakutkan dari
diare saya cukupkan dulu. Sebagai penutup, ini bukan iklan ya, ini didasarkan
pengalaman. Untuk mengatasi atau menyembuhkan diare itu, biasanya yang saya
lakukan sih ya minum Diapet atau Neo Enterostop, tergantung mana saja yang ada.
Kalau dulu masih kecil sih saya minumin serbuk Tai PinSan cap Kupu-kupu, yang
kalau minum mesti diseduh rasanya pait. Berhubung sudah sulit menemukan, yang
praktis ya yang dua tadi saya sebut. Minum air hangat lebih banyak, minum jahe
tanpa gula pun bisa membantu. Mencehah sementara mengalihkan pikiran bisa
gunakan minyak kayu putih usapkan ke perut. Hindari yang jadi penyebab diare
dan makan yang banyak, supaya kondisi segera fit.
Sampai jumpa dicatatan saya yang lain, meski tak
bermutu, tapi ini bisa jadi bahan nostalgia saya dilain kesempatan. Toh suatu
saat bisa saja saya merasakan sensasi lainnya, yang baru, yang belum pernah
dialami sebelum-sebelumnya, sehingga menambah khasanah tentang hal ini. Bye.
-cpr-
7 Komentar
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusih, gambar ilustrasinya jorok. ha ha. ya, mencret bikin nggak enak perut. kalo pas ada kumpul2 gitu rasanya gak nyaman bgt gitu.
BalasHapusHahaha, untung hanya kartun itu
HapusBayangannya jangan ke sana, itu kartun kan lagi diem, kalau lagi bergerak, itu anak kcil lagi merengek di atas tumpukan guguran tanaman mie-miean, yang berwarna kuning.
Betul, sebaiknya kurangi konsumsi kopi jika perut mulai kerasa tidak enak, mas.
BalasHapusJika perut mulai menandakan gejala kurang fit, minum kopi bisa menyebabkan maag, migren juga diare.
Bahkan bisa berbarengan ketiganya dirasakan.
Akupun pernah mengalami seperti itu, mas.
Wah, bukan cuma itu sy rasakan, malah stlh minum kopi jadi kunang2, dugaan sy ada hubungan dengan tekanan darah tinggi, memang sudah sebulan terakhir, konsumsi garam meningkat. Harus diet garam juga sepertinya.
HapusJadi ini minum kopi ibarat, sekali tepuk dua lalat tumbang #tiwas
O, iya betul, mas .. aku juga pernah kok mata kunang-kunang setelah minum kopi.
HapusTerutama saat memaksakan diri udah tau gejala maag mulai kerasa.
Jadi, pastikan saja kita ngopi saat tubuh kita kerasa ngga ada gangguan.
Tapi Mas Hima ini nampaknya masih kuat ya minum kopi, dan kebanyakan orang sepertinya tidak bisa lepas dari aktivitas seduh kopi tiap pagi.
HapusKalau saya sudah sulit ini dengan kopi, meski pengen ngrasain bedanya kopi satu dengan lainnya, katanya punya cita rasa berbeda, tai sayangnya perut tidak menerima.
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6