Pembantaian Srebrenica, Pembantaian Keji Etnis Bosnia oleh Serbia

Ini masih ada hubungannya dengan pecah berkeping-kepingnya negara Yugoslavia. Dimana pada resume catatan itu saya mencatat beberapa perang sipil terjadi, dan ternyata dari catatan sejarah itu ada juga pembantaian keji, sama seperti pembantaian terhadap orang² Yahudi oleh Nazi Jerman.

Ilustrasi, mayat yang dikubur massal dalam satu liang lahat. Tidak menggambarkan atau mewakili yang terjadi di Srebrenica, Bosnia. Gambar diambil dari Google


Peristiwa itu dikenal dengan Pembantaian Srebrenica, di wilayah yang saat itu sebenarnya adalah wilayah bebas militer selain PBB, dimana wilayah itu adalah wilayah aman dalam naungan PBB, yang dijaga pasukan perdamaian PBB yang saat itu diwakili oleh militer Belanda.

Namun, pasukan Serbia yang dalam hal ini mereka mewakili militer federal Yugoslavia melakukan pembangkangan terhadap aturan PBB, mereka tetap merangsek ke wilayah aman ini dan melakukan pembantaian massal terhadap pengungsi dari etnis Bosnia.

Saya terpancing membahas ini dan untuk mengetahui bagaimana yang terjadi dari catatan sejarah dan meresumenya, terpancing oleh sebuah film yang kebetulan membahas soal pembantaian sadis ini.

Oke, untuk lebih jelasnya saya akan mencoba meresume sejarahnya seperti apa.



Pembantaian Srebrenica
Kekejian dari tentara federasi Yugoslavia yang diisi mayoritas dari etnis Serbia terhadap etnis Bosnia di Kota Srebrenica terjadi pada Juli 1995.

Pembantaian ini terjadi ketika dalam proses perpecahan Yugoslavia menjadi negara² baru sesuai kelompok etnisnya. Namun ada kepentingan lain dimana di setiap wilayah federasi yang ada itu tidak homogen terdiri etnis tertentu saja.

Ada seperti Slovenia yang memang diisi mayoritas etnis Slovenia, di sana konfliknya tidak terjadi sebrutal di wilayah lain.

Diketahui pembantaian ini dilakukan terhadap 8000 jiwa etnis Bosnia di wilayah aman PBB. Ini jelas pelanggaran HAM berat dan pelanggaran militer berat yang harus diganjar sanksi kejahatan perang berat. Tapi apapun itu, pembantaian pada warga sipil oleh siapapun adalah bentuk kejahatan perang yang sangat berat.

Tanpa melihat siapa korbannya, dari etnis atau dari agama mana pun. Jadi berhentilah menjadi korban yang paling merasa dizolimi, entah kamu itu Yahudi, Muslim, Rohingnya atau apapun itu, semuanya sama tidak ada pembenaran atas kejahatan perang atau merasa paling menderita menjadi korban. Semua bentuk kejahatan perang harus ditindak dan para korban harus mendapatkan keadilan yang layak.

Diketahui, pembantaian ini dilakukan oleh militer Republik Srpska dibawah pimpinan Jendral Ratko Mladic. Dialah orang yang bertanggung jawab atas kejahatan perang ini, dan ybs. jadi burunan internasional atas kejahatan perang.

Selain pasukan militer tadi, ada juga pasukan paramiliter Serbia, bernama Scorpion ikut ambil bagian dalam pembantaian ini. Bahkan ratusan sukarelawan dari Ukraina dan Rusia juga turut bersalah atas pembantaian ini.

Perkiraan waktu pembantaian itu terjadi pada 11 - 13 Juli 1995.

Motif dari pembantaian ini adalah pembasmian etnis dan Islamofobia.


Sebelum Terjadinya Pembantaian
Pada tahun 1992 pecahlah perang antara etnis Serbia dan Bosnia. Sejak perang ini banyak warga sipil Bosnia yang mulai mengungsi, mereka mencari perlindungan ke daerah aman.

Salah¹ kamp. pengungsian yang dituju adalah sebuah kota yang bernama Kota Srebrenica. Kota ini terletak di Bosnia dan Herzegovina timur, saat itu merupakan entitas dari Republika Srpska.

Pada April 1993 PBB memutuskan bahwa daerah enklave yang terkepung di Lembah Drina, Srebrenica, Bosnia timur laut, sebagai "daerah aman" di bawah perlindungan PBB.

Sebagai daerah aman, PBB pastinya mengutus pasukan perdamaian (peace keeper) di sana, dialah Pasukan Perlindungan Persatuan Bangsa-Bangsa (United Nations Protection Force/ UNPROFOR), terdiri dari kontingen sebesar 400 tentara Belanda (Dutchbat).

Sejarah mencatat, bahwa UNPROFOR yang diisi militer Belanda ini tidak melakukan apa² ketika militer etnis Serbia ini menyerang daerah aman.

Namun dari beberapa film yang mereka adegan kembali situasi pada saat itu (11-13 Juli 1995) menyiratkan bahwa pimpinan pasukan PBB yang adalah militer Belanda ini sudah melakukan upaya untuk memohon bantuan udara agar bisa menghalau pasukan militer etnis Serbia yang menyerang daerah aman. Komunikasi pada markas PBB di pusat pun tidak mendapatkan respon berarti, yang jelas ini secara organisasi menunjukan bahwa pimpinan pusat pasukan PBB ini acuh tak acuh atas penyerangan ini.

Parahnya lagi adalah Mahkamah Internasional telah menyatakan bahwa Serbia tidak bersalah atas tindakan genosida. Namun, MI tetap mengecam Serbia karena gagal mencegah ataupun mengadili pelaku pembantaian ini, sekalipun Serbia memiliki hubungan erat dengan militer Srpska.

Enklave dan eksklave merupakan istilah dalam geografi politik yang merujuk pada wilayah negara atau daerah dalam wilayah suatu negara, yang memiliki ciri "diskontinuitas teritorial", yaitu wilayah tersebut terpisah dan/atau terkurung di wilayah negara lain.

Pada tanggal 6 Juli 1995 pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda dalam seragam pasukan UNPROFOR  di Srebrenica.

Tanggal tanggal 11 Juli 1995 pasukan etnis Serbia memasuki Kota Srebrenica.

Anak-anak, wanita, dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda.

Pengungsi yang tidak sempat menyelamatkan diri langsung dibantai oleh pasukan etnis Serbia ini, beberapa yang tertangkap dikumpulkan, dan mereka mulai dilakukan seleksi atau pengelompokan.

Pada 12 Juli 1995, pasukan etnis Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". 

*Interogasi ini sebenarnya hanya istilah saja, sebenarnya dipisahkan untuk dilakukan pembantaian massal.

Pada tanggal 13 Juli 1995 pembantaian pertama terjadi di gudang dekat Desa Kravica.

Sejarah mencatat hal tidak terpuji militer Belanda yang bertugas sebagai pasukan perdamaian saat itu, dimana mereka tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya sebagai pasukan pelindung. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia.

Pengungsi yang diserahkan ini pada akhirnya jadi objek pembantaian oleh militer etnis Serbia.

Pada 16 Juli 1995 berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka.

Sekaligus tragedi ini mencoreng kesatuan militer Belanda yang bertugas sebagai pasukan perdamaian, sangat memalukan sih kalau melihat situasi seperti ini. Ironis ya.

Konflik antara Bosnia dan Serbia ini disudahi dengan sebuah perjanjian, yang dikenal dengan Perjanjian Dayton.

Daftar Awal dari Orang Hilang atau Terbunuh di Srebrenica yang disusun Komisi Federal Bosnia untuk Orang Hilang mencatat 8,373 nama.



Rekap film ini juga bisa membantu kita memahami apa yang terjadi di Srebrenica saat itu, dari kacamata sineas yang mencoba menggali informasi berdasarkan fakta di lapangan, walau tentunya ada sedikit bumbu sineas di sana. Bisa tonton tautannya di bawah ini.



Ada juga film yang mungkin berhubungan sedikit, dimana kejadiannya mengambil latar konflik ini juga namun dari sudut yang lain, namun momen time linenya hampir sama dengan kejadian di wilayah Bosnia dimana pembantaian massal terjadi.




Hukuman untuk Pelaku Kejahatan Perang
Seperti yang sudah disinggung di atas tadi, pelaku yang dianggap bertanggung jawab atas pembantaian ini adalah seorang jendral militer yang bernama Ratko Mladic.

Ratko Mladic, Jendral Serbia yang dianggap bertanggung jawab terhadap pembantaian etnis Bosnia dan sekaligus dianggap sebagai pahlawan bagi etnis Serbia.

Sebelumnya sang jendral ini sempat menjadi buron selama 15 tahun sebelum tertangkap Mei 2011.

Ybs. dinyatakan bersalah di Pengadilan Kejahatan Perang PBB di Den Haag. Tiga hakim panel dari Pengadilan Internasional PBB untuk bekas Yugoslavia (ICTY) menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada mantan Ratko Mladic.

Uniknya sang jendral ini justru mengamuk saat vonis ini dijatuhkan padanya, ia mengamuk marah dan menolak dinyatakan bersalah atas kejahatan yang terjadi tahun 1995 di Srebrenica.  "Ini semua adalah bohong, Anda semua adalah pembohong." Vonis dijatuhkan padanya ketika sang jendral berusia 75 tahun.

Ratko Mladic ini mendapatkan julukan "Penjagal Bosnia", meski begitu sang jendral justru dianggap pahlawan oleh etnisnya Serbia.

Kuasa hukum Mladic dalam pembelaannya menyebut perbuatan kliennya adalah upaya membela warga Serbia dari para pemimpin yang melakukan "jihad."


Selain Ratko Mladic, ada juga Presiden Serbia kala itu yakni Slobodan Milosevic, ybs. juga dijatuhi hukuman sebagai penjahat perang yang bertanggung jawab atas pembantaian² yang terjadi selama kurun waktu perang berlangsung.

Seorang Slobodan Milosevic, presiden pembantai sesama manusia. Ybs. juga tak merasa bersalah ketika didakwa melakukan kejahatan HAM. Ybs. meninggal di penjara karena sakit jantung, walaupun ada isu lain yang disampaikan bahwa dia mati diracun. Gambar diambil dari Wikipedia.


Selain itu juga ada Radovan Karadzic, dia juga sempat menjadi buronan internasional atas kejahatan perang yang sama pada konflik Bosnia - Serbia. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Republika Srpska dari tahun 1992 hingga 1996. Ia ditangkap pada 21 Juli 2008 di Beograd. Kala itu ia berada dalam samaran sebagai pekerja di sebuah klinik pengobatan alternatif dan menggunakan nama "Dragan Dabic".  Pada akhirnya ybs. mendapatkan hukumannya pada persidangan militer di Den Haag, Belanda.

Ini dia sosok Radavan Karadzic, yang juga tutup mata ketika masa perang dan melakukan kejahatan perang selama periode perang. Gambar diambil dari Google


Selengkapnya untuk memahami perang di wilayah Balkan ini, yang mana dulunya adalah Yugoslavia, kalian bisa tonton YouTube dokumenter sejarah ditautan di bawah ini.



Pada akhirnya perdamaian di antara kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia-Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua entitas otonom: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Serbiani).


Inilah sejarah kelam pembantaian umat manusia dan penghapusan etnis tertentu oleh sesama manusia yang lain, oleh karena perbedaan pandangan atau perbedaan etnis serta agama.

Pembantaian kejam lainnya di Eropa selain yang terjadi terhadap orang Yahudi di Eropa pada masa perang dunia, ketika Nazi Jerman berkuasa.

Hal yang juga serupa kepada etnis Rohingnya yang saat ini masalah tersebut masih belum selesai dan lagi² dunia dalam hal ini PBB, lagi (lagi) tak berbuat apa².

Banyak pelajaran yang bisa diambil hendaklah jadi manusia yang bisa menerima segala perbedaan dengan tidak memaksakan kehendak pada yang lain, hiduplah berdampingan satu sama lain, sunggu perdamaian itu indah, keragaman dan keheterogenan itu lebih baik, karena pelangi indah karena berwarna bukan seragam. Jadi sangatlah salah jika para LGBT memilih warna pelangi 🌈 dalam aksi² mereka, karena mereka mendambakan kehidupan homogen alias sesama jenis, yang artinya tidak ada perbedaan yang sejati yaitu pria dan wanita.

 

Semoga tidak ada lagi perang yang menghabiskan korban nyawa sia-sia seperti sejarah yang telah terjadi. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar