Gangguan Bipolar dan Kepribadian Ganda dan Skizofrenia

Kepribadian ganda dan Skizofrenia itulah yang saya ketahui tentang beberapa penyakit psikologis sebelum saya mengenal istilah bipolar.

Tapi, sebenarnya ketiga hal ini adalah berbeda. Namun terkadang ada yang menganggap sama istilah bipolar dan kepribadian ganda. Istilah bipolar sendiri baru saya dengar belakangan (setahun kebelakang) ini.

Ilustrasi

Alasan saya kenapa membahas tentang hal ini adalah karena pengalaman salah satu partisipan di acara KARMA ANTV. Dimana ada seorang perempuan, dia pernah menikah siri dan suaminya ternyata punya gangguan kejiwaan, yakni berkepribadian ganda.

Awal menikah, si perempuan ini tidak tahu, karena keluarga si suami seperti menutup-nutupi, dan cenderung menyalahkan atas gangguan kejiwaan dari anaknya tersebut. Dampak dari gangguan kejiwaan ini adalah kekerasan dalam rumah tangga, yang langsung dan tidak langsung membuat trauma berat si perempuan ini. Bahkan, meski sudah sembilan tahun berlalu, trauma psikis kekerasan yang dialami tidak bisa hilang.

Inilah yang saya anggap berbahaya, ketika seseorang pengidap gangguan kejiwaan (berkepribadian ganda) ini tidak sadar akan penyakitnya. Justru menganggap dirinya normal. Hal ini yang bisa membuat si penderita menjadi layaknya psikopat.

Lalu, apakah itu berkepribadian ganda? Apakah sama dengan bipolar, atau dua hal yang berbeda, seperti yang saya singgung pada kalimat awal?

Kepribadian ganda yang saya ketahui adalah kelainan psikologis yang diderita seseorang yang bisa berubah-ubah kepribadian, bisa jadi baik atau bisa jadi jahat. Permasalahan ini terjadi karena gangguan kejiwaan atau mental dari si penderita. Orang yang menderita penyakit ini sepertinya harus mendapat penanganan, parah atau tidaknya harus dijelaskan gamblang, karena jika tidak bisa menggangu pola sosial dengan orang lain.

Sedangkan menurut Wikipedia, bipolar merupakan suatu gangguan, yang diartikan sebagai gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat extrem berupa mania dan depresi. Kapan waktunya tidak dapat ditentukan waktu yang pasti. Sampai saat ini para ahli belum bisa memastikan penyebab gangguan ini, namun ada yang berpendapat disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak.

Pada dasarnya setiap kita punya dua suasana hati yang berbeda, dikenal dengan mood. Namun, bagi kita yang normal, perubahaan ini berjalan dengan baik, bisa dikendalikan. Penderita bipolar mengalami perubahan mood terjadi secara extrem diwaktu yang tidak bisa dipastikan.

Penderita bipolar bisa sangat antusias sekali, bahkan bisa sebaliknya sedih yang berlebihan sekali, bahkan sampai sangat drop sekali hingga ada keinginan untuk bunuh diri.

Berikut ini beberapa tingkatan yang umumnya dialami mereka yang punya masalah gangguan bipolar ini, antara lain:
- Mania (fase naik). Pada fase ini, penderita bipolar akan terlihat sangat bersemangat, gembira yang berlebihan, energik, serta hal lain yang dialami seseorang normal dalam keadaan yang cukup positif namun dilakukan dengan cara berlebih-lebihan, hiperbola atau lebay.
- Hipomania. Pada fase ini penderita bipolar akan nampak sangat tenang, sehingga difase ini akan sangat sulit menentukan gejala bipolar yang dialami.
- Depresi (fase turun). Pada fase ini, penderita bipolar akan terlihat sedih, murung, kehilangan minat ada aktivitas sehari-harinya yang mana terjadi sangat berlebihan, hiperbola atau lebay.
- Campuran. Fase ini adalah fase campuran dimana fase mania dan depresi ini berlangsung secara cepat, sesaat bisa senang dan bisa saat itu pula mengalami kesedihan yang mendalam (depresi). Waktunya pun tidak bisa diprediksi. Bahkan ada pula yang mengalami kesenangan dan kesedihan secara bersamaan.

Secara sederhana bipolar dibagi menjadi dua tipe yakni:
- Bipolar disorder I umumnya penderita banyak dikenali pada fase mania. Bisa ditemui pada pria dan wanita, punya kecenderungan yang sama keduanya.
- Bipolar disorder II umumnya pederita banyak dikenali pada fase depresi. Pada tipe kedua ini, umumnya lebih banyak diderita oleh wanita, dengan perbandingan 2:1.

Penderita Bipolar umumnya punya riwayat gangguan yang sama pada anggota keluarga lainnya. Gangguan ini umumnya muncul di usia 20-30 tahun. Dan gangguan bipolar ini tidak dapat disembuhkan, hanya bisa diredam efek halusinasinya dengan obat-obatan, psikoterapi dan melakukan pola hidup sehat setidaknya bisa mengurangi. Gangguan ini bisa berbeda pada tiap orang, namun kesamaannya adalah gangguan psikis, tidak bisa dikatakan gila juga.

Pendekatan psikis dari keluarga sangatlah penting terhadap penderita bipolar. Dukungan support perhatian dan kasih sayang diharapkan mampu meredam gangguan mental yang terjadi. Jika kita tidak mampu menanganinya, pendekatan medis dan psikiater bisa dipilih. Intinya jangan sampai penderita gangguan mental ini membahayakan dirinya dan orang lain di sekitarnya.

Oh iya, satu lagi sebelum saya akhiri. Apakah bedanya dengan skizofrenia? Kalau istilah ini sering saya dengar, hubungannya sama juga gangguan psikologis dan kejiwaan. Skizofrenia sendiri mempunyai arti pikiran yang terpecah atau terbelah. Diartikan bahwa si penderita ini mempunyai banyak pikiran dalam kepalanya, namun tidak mampu diungkapkan dan cenderung memendamnya sendiri, sehingga pikiran dan masalah yang ada tidak terpecahkan meskipun sudah berpikir berlebihan, pada akhirnya lepas kontrol yang menjadikan emosinya tidak seimbang. Akhirnya muncul lah gejala delusi yang membuat sulit untuk berpikir jernih.

Saya cenderung lebih mudah menemukan penderita skizofrenia dalam kehidupan sehari-hari, karena menurut saya gejalanya lebih mudah dilihat, dibandingkan dengan gangguan bipolar dan kepribadian ganda.

So, selalu berpikiran positiflah dan lakukan gaya hidup sehat, karena dengan gaya hidup yang sehat secara tidak langsung membuat otak lebih sehat dan dapat nutrisi yang baik pula. Disamping itu, dekatkanlah diri dengan Tuhan serta melatih mental dengan hal baik seperti berolahraga dan juga banyak bergaul dan bersosialisasi, berteman, bertetangga atau hal lainnya yang melibatkan interaksi dengan orang banyak.

Saya juga bukan orang yang punya manajemen pikiran dan mental yang baik, namun setidaknya saya rasa jauh untuk mengalami gangguan dua hal tersebut. Setidaknya meskipun belum bisa menyelesaikan masalah yang ada, ya tidak menambah masalah. Kemudian, lebih tenang dan coba memahami masalah atau stres dari sisi kacamata lain.

Sebagai penutup, saya ingin mengutip kalimat bagus yang Roby Purba katakan pada acara KARMA episode #54 pada 9 Maret 2018 yang lalu, setidaknya intinya begini, saya lupa juga kata-kata pastinya, sbb.:
"Hendaklah jangan mengejar kesempurnaan hanya untuk mencari kebahagiaan, tapi berbahagialah maka anda akan terlihat sempurna."

Sekian catatan saya kali ini, catatan yang muncul dari kekepoan saya tentang suatu hal. Ya setidaknya bisa bermanfaat, merangkum apa yang saya ingin tahu.cpr.

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Mengerikan kepribadian ganda ini,mas...
    Menakutkan kalau tiba-tiba mendadak bisa berubah karakter dan sikap.

    Ngga bisa bayangin ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mengerikan aplg kalau hrs bersosialisasi, apalagi yg mental ny lemah, gk bs mengendalikan diri dan menyadari diri.

      Hapus
  2. Kata terakhir di kalimat quotenya typo Mas...

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6