Nyate Sisa Idul Adha 2017

Sayang kalau melewatkan acara nyate tiap tahun pas Idul Adha. Sebenarnya sih waktu hari H qurban, saya tidak sempat nyate, karena tidak ada suplay daging dan pun ribet juga kalau harus nyate sendiri. Tapi pengen banget nyate embe, sempat keliling cari tukang sate, tapi hari itu rame, jadinya saya putuskan mengurungkan niat nyate.

Nah akhir pekan ini saya putuskan untuk pulang ke Cirebon, kebetulan di rumah, ada stok daging banyak kata ibuku. Berbekal tiket pp Cirebon Express, saya akhirnya pulang selepas jam kerja di Jumat sore.

Sabtu pagi, akhirnya bisa nyate deh. Memang, kalau nyate sendiri itu punya keseruan sendiri, dari nyalain bara, bakar-bakarnya, kipas-kipasnya, sampe merasakan aroma sate saat tusukan daging naik ke bara api, maknyos.

Ibuku sudah siapkan beberapa tusuk daging yang siap disate, bumbunya, saos kecapnya, dan daun hijau untuk penetralisir, plus air jeruk panas.

Nikmat rasanya, berasa lagi di taman belakang rumah hahaha, padahal mah hanya di teras rumah perumnas. Ya, begitulah hidup, kebahagiaan itu kita sendiri yang ciptakan, kebahagiaan sejati datang dari diri kita sendiri.


Sembari bakar sate, saya sekalian makan sate, tanpa nasi, langsung aja hap. Tapi berhubung belum sarapan juga, saya coba suapkan nasi panas, supaya nampol diperut. Selesai makan, kenyang, minum jeruk hangat, istirahat. Mulailah itu efek sate bereaksi, dari mulai ngantuk, sama mulai tegang-tegang bagian leher belakang, sepertinya kolesterol menghampiri saya deh , kepala mulai  berasa berat. Tapi memang sengaja, saya konsumsi agak banyak, supaya blenger, besok-besok tidak pengen lagi, setidaknya sampai idul qurban berikutnya.

Makan makanan enak, seperti daging-dagingan, terutama daging merah sapi atau kambing memang harus berhati-hati, terutama adalah ingat dan sadar diri, apa kelemahan kita, kalau memang punya penyakit tertentu, cukup-cukupkanlah makannya, supaya tidak berlebih. Berhentilah sebelum puas atau kenyang, kalau berharap dalam waktu dekat mengkonsumsinya kembali. Ibuku berumur hampir 60 tahun, namun mengkonsumsi daging-dagingan seperti ini tidak jadi halangan seperti saya anaknya yang tergolong masih muda. Kuncinya jaga asupan makanan, konsumsi makan sehat cukup dan tidak berlebihan plus olahraga teratur jadi solusi. Malu sih, saya masih muda sudah begini, bagaimana nanti. Ayo, selama masih ada waktu, hidup sehat dengan makan sehat dan berolahraga. Sampai jumpa di nyate qurban tahun depan.cpr

Posting Komentar

0 Komentar