Film: Olympus Has Fallen

Satu lagi film menarik yang mau saya bagikan ceritanya di sini. Bagi yang senang dengan film action bergenre militer bisa nonton film yang satu ini, judulnya Olympus Has Fallen. Film ini dibintangi oleh Gerard Butler, Aoron Eckhart dan aktor kawakan Morgan Freeman.
Poster film Olympus Has Fallen
Film ini benar-benar amazing menurut saya, ya meski ada hal-hal yang sepertinya kurang cocok bila dibandingkan atau dihubungkan dengan kenyataan. Di film ini ditampilkan kedaulatan negara adidaya diporak-porandakan. Kedaulatan USA adalah di gedung putih dan presidennya, kedua hal ini yang dibuat porak-poranda. Memang bukan film ini saja yang mencoba memporak-porandakan gedung putih.
Yang buat saya kurang cocok itu soal tindakan pencegahan atau antisipasi dari pasukan khusus USA untuk mengamankan gedung putih dari serangan terorisme. Apalagi ketika ada pesawat tidak dikenal mencoba terbang melintas wilayah kedaulatan USA tanpa informasi yang jelas pihak keamanan tidak berusaha benar-benar menembak jatuh dalam usaha mencegah. Pada kenyataannya, wilayah udara USA termasuk paling steril, karena ketika ada benda tak dikenal melintas di langit USA, petugas keamanan sudah pasti bisa melacak dan mungkin menjatuhkannya bila dianggap berbahaya.

Film ini menurut saya merupakan film yang menceritakan gambaran situasi atau kondisi keamanan di semenanjung Korea yang sedang memanas. Yaitu soal percobaan nuklir Korea Utara. Kita tahu bahwa semenanjung Korea sedang menegang. Di sana USA punya kepentingan terhadap negara sekutunya yaitu Korea Selatan. Isu nuklir pun dibahas dengan kisah  tersendiri di film ini, sebagai bumbu cerita agar menarik. Menurut saya film ini juga menunjukan ketakutan-ketakutan USA terhadap aksi negara yang berpaham lain selain USA dan sekutu-sekutunya.
Oh iya, kembali ke cerita film ini, saya di sini bukan ingin mengkritisi soal film ini. Jujur saya terhibur dengan film ini. Kalau di atas tadi hanya pengantar saja sebelum saya menceritakan soal film ini. Film yang berdurasi sekitar dua jam ini tidak membuat saya bosan menyaksikan tiap adegannya dari awal hingga akhir cerita.

Film ini mengisahkan soal penyelamatan kedaulatan negara USA dan Presidennya (Aoron Eckhart) yang dijadikan sandera oleh kelompok teroris asal Korea Utara. Aksi penyelamatan ini hanya dilakukan oleh mantan petugas pengamanan protokoler kepresidenan. Kepentingan kelompok teroris tersebut adalah untuk memaksa USA menarik pasukannya di semenanjung Korea dan untuk tidak ikut campur dalam permasalahan Korea. Serta berusaha menciptakan kekacauan dunia dengan mencoba mengaktifkan fasilitas senjanta nuklir yang dimiliki USA. Kelompok teroris ini menyelinap ke dalam rombongan menteri asal Korea Selatan yang sedang mengadakan pertemuan dengan Presiden USA. Di film ini disajikan pula adegan dramatis ketika para sandera disiksa dan juga adegan kebengisan para teroris ketika menyerang gedung putih dengan melibatkan korban sipil dan pasukan penjaga gedung putih.
Awal kisah dimulai dari tempat peristirahatan kepresidenan di Camp Davis. Di sana keluarga presiden sedang berlibur dan berencana akan menghadiri acara penggalangan dana amal. Di sana agen Mike Bannings (
Gerard Butler) bertugas menjadi kepala keamanan kepresidenan. Ketika sedang dalam perjalanan menuju tempat penggalangan dana, rombongan kepresidenan menghadapi musibah. Di tengah cuaca pegunungan yang sedang diliputi badai salju, mobil rombongan bagian terdepan tertimpa reruntuhan kayu hingga akhirnya menyebabkan kecelakaan beruntun ketika sedang melintas sebuah jembatan. Efeknya mengakibatkan kecelakaan diantara mobil-mobil rombongan, hingga menyebabkan mobil yang ditumpangi presiden dan istrinya terlempar ke tepi jembatan. Mike Banning dihadapkan keputusan yang sulit yaitu menyelamatkan Presiden dan istrinya atau salah satunya saja atau kedua-duanya tewas. Keputusan yang diambil Banning menyelamatkan presiden, dan terpaksa mengabaikan keselamatan istri presiden. Akibat kejadian itu, jabatan kepala keamanan protokoler kepresidenan Bannings dicabut.
Setelah beberapa tahun berlalu. Banning tidak lagi bekerja di lingkungan gedung putih. Presiden dan anaknya yang tidak bisa melupakan kejadian itu pun akhirnya dipaksa melakukan aktivitasnya seperti biasa. Di sinilah dimulainya kisah yang dramatis itu.
Pagi itu presiden mendapat tamu kenegaraan dari Korea Selatan. Presiden dijadwalkan bertemu dengan menteri itu di gedung putih. Rombongan menteri pun datang dan presiden menerimanya di ruang tamu kenegaraan. Tak lama pertemuan dimulai, pihak keamanan protokler gedung putih mendapat informasi bahwa gedung putih dalam bahaya, karena dalam usaha penyerangan. Para petugas protokoler pun berusaha mengamankan presiden dan tamu kenegaraannya. Mereka semua dibawa ke ruang bawah tanah yang berada di bawah gedung putih. Tak lama presiden dan rombongan telah diamankan, di luar gedung putih ada sebuah pesawat pengangkut besar datang mengitari udara gedung putih dengan menembakan senjata berat ke arah gedung putih. Aksi itu menewaskan banyak penduduk sipil dan petugas keamanan gedung. Di situ gedung putih mulai porak poranda.
Pihak keamanan USA pun tidak tinggal diam, Departemen Pertahanan USA mengirim pesawat untuk menjatuhkan pesawat tersebut, hingga akhirnya bisa dijatuhkan. Setelah pesawat jatuh serangan muncul dari pasukan rombongan menteri Korea Selatan yang ternyata sudah disusupi pasukan kelompok teroris. Pasukan teroris pun mulai merangsek ke dalam gedung putih dengan sebelumnya melumpuhkan pasukan penjagaan gedung putih dan petugas kepolisian yang mencoba datang membantu. Ternyata pasukan teroris sangat teroganisir, mereka menggunakan senjata-senjata berat yang mereka selundupkan di mobil kebersihan. Karena kalah persenjataan dan amunisi, pasukan penjaga gedung putih akhirnya lumpuh.
Bannings yang tahu kejadian gedung putih diserang akhirnya bergegas menuju gedung putih. Ketika Bannings tiba di lokasi, keadaan gedung putih sudah kacau balau. Bannings mencoba melawan kelompok teroris itu dengan senjata seadanya. Kesempatan yang sempit di tengah kepungan kelompok teroris Bannings mencoba masuk ke dalam gedung putih untuk mencoba membantu rekan-rekannya. Namun apa daya, usaha Bannings sia-sia, Bannings dipaksa menyaksikan teman-temannya tewas diberondong senjata berat. Ketika inilah gedung putih dikatakan diambil alih musuh, dengan dikatakan oleh salah satu kepala protokoler kepresidenan, "olympus has down". Olympus merupakan kata sandi untuk agen rahasia.
Akhirnya Bannings mencoba tetap menyusup ke dalam gedung putih, karena Bannings merasa punya tanggung jawab terhadap keamanan presiden, meski dia sudah bukan anggota protokoler keamanan presiden. Bannings dengan seorang sendiri mencoba bertahan mengumpulkan segala informasi dari dalam gedung. Mencari tahu siapa yang dia hadapi serta berusaha mencari tahu misi kelompok teroris yang menyerang gedung putih itu. Misi pertama Bannings adalah menyelamatkan anak presiden. Bannings tahu bahwa kelompok teroris itu berusaha mencari anak presiden untuk dijadikan alat menekan presiden.
Bannings bisa melakukan rencananya dengan baik karena Bannings sangat hapal detail gedung putih. Wajar saja, karena Bannings pernah bertugas di gedung putih. Bannings dengan seorang diri mampu satu persatu melumpuhkan kelompok teroris yang ada di gedung putih. Pasukan pembantu yang dikirim Departemen Pertahanan tidak mampu berbuat apa-apa. Karena ternyata ada teroris yang  menyusup diantara rombongan menteri Korea Selatan yang ikut diamankan di ruang bawah tanah. Akhirnya di ruang itu mereka berhasil melumpuhkan presiden dan menjadikannya sandera beserta orang-orang penting kepresidenan. Ketika presiden dijadikan sandera, pasukan bantuan yang  dikirim ke gedung putih tidak bisa berbuat apa-apa.
Karena kekosongan kepemimpinan USA, di gedung pertahanan Pentagon, akhirnya diputuskan perlu adanya pemegang keputusan sementara kepemimpinan USA, ketika itu dipilih Tuan Juru Bicara (Morgan Freeman). Untuk sementara keputusan strategis USA diambil alih olehnya. Bertempat di ruang krisis Pentagon mereka memantau segala yang terjadi di gedung putih.
Aksi dramatis dan action serta adegan perang jarak pendek ditampilkan. Bagi yang gemar film-film perang jenis ini sangat direkomendasikan. Di sinilah kredibilitas Bannings dipertaruhkan dan sekaligus berusaha dipulihkan, bahwa dirinya adalah agen pelindung presiden yang kredibel, serta untuk membalas kegagalannya yang terjadi di masa lampau, meski waktu itu bukan murni kegagalannya. Hingga akhirnya Banning berhasil menyelamatkan presiden dan berhasil menggagalkan peluncuran senjata nuklir USA yang diaktifkan oleh teroris.
Untuk lebih jelasnya bisa saksikan sendiri filmnya. Kalau menurut saya mending nonton langsung, jadi bisa tahu sendiri cerita dan adegan yang sebenarnya. Seru deh pokoknya. Yang jelas kalau nonton film ini tidak perlu idealis membandingkan dengan keadaan nyata, nikmati saja, ikuti alurnya pasti bisa menikmati. Karena ketika membandingkannya dengan keadaan nyata maka akan rancu. Wajar saja kan film ini dibuat hanya rekaan aja, ini hanya cerita yang mengambil adegan keadaan situasi yang sedang berkembang sekarang. Meski begitu tetap saja ini film khayalan dan rekaan saja, jadi nikmati saja sebagai hiburan dan anda pasti akan menikmatinya.
Sekian dulu share film yang baru saya tonton. Cerita yang saya ceritakan kembali itu berdasarkan apa yang saya pahami ketika menonton, kalau ada perbedaan pemahaman paling ya tak banyak, yang penting tidak merubah isi dari film ini. Kalau ada beda sedikit ya mohon komentarnya, biar bisa sharing dan berkomentar soal film ini. Sampai jumpa difilm menarik lainnya. (^_^)? 

Posting Komentar

1 Komentar

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6