Voorijder Bentuk Arogansi di Jalan Raya

Anda sudah pasti mengenal apa itu voorijder? Ya, kendaraan pengawal yang biasanya mengiringi kendaraan lain, bisa kendaraan pejabat, kendaraan rombongan tamu kenegaraan, bisa juga iring-irigan mobil tahanan, atau bahkan kendaraan ambulance atau pemadam kebakaran dalam situasi yang memang urget membutuhkan pengawalan khusus. Kendaraan pengawalnya ini bisa motor atau mobil, dan petugas yang melakukannya biasanya dari pihak aparat keamanan, bisa Polri maupun dari TNI.
Pernahkah anda dibuat kesal dengan voorijder? Kalau yang sering berkendara di jalan dengan kendaraan pribadi sudah asti jawabannya adalah "pernah". Terutama yang tinggal dan beraktivitas di Jakarta, sudah pasti sering diganggu yang namanya voorijder ini.
Ini pendapat pribadi saya yang memang merasa kesal dan terganggu dengan sikap arogan petugas voorijder, bisa dari pihak Polri atau TNI, semuanya punya tingkah laku yang sama ketika di jalan raya. Dengan membawa alasan, "tugas", mereka seakan-akan seenaknya membuka jalan, membiarkan semua kendaraan yang ada di posisinya di jalan minggir, karena rombongan yang dipimpinnya akan lewat. Tidak menjadi masalah ketika jalanan tidak macet, kalau macet mereka ingin didahulukan itu namanya tidak adil. Siapakah yang ada di dalam? Menteri, Presiden, atau pejabat atau siapun itu, Jenderal, mereka tetap adalah rakyat biasa yang punya hak yang sama di jalan raya. Kalau memang jalanan macet, ya sabarlah menunggu, tidak usah seperti seenaknya sendiri bahwa mereka layak mendapat prioritas. Bila yang diantar adalah ambulance itu tidak masalah karena memang situasi urgent yang mendesak menyangkut keselamatan jiwa seseorang. Tapi kalau dengan alasan pejabat lewat ingin terbebas dari macet itu sungguh melukai keadilan di jalan raya.
Wajar saja ada pikiran, pejabat tidak pernah bisa menyelesaikan masalah macet di jalan karena mereka itu tidak pernah merasakan bermacet-macet ria di jalan. Mereka selama ini mendapat hak yang tidak bisa dilakukan warga masyarakat lainnya. Kebijakan yang diambil seorang pejabat akan lebih mengena apabila dia (pejabat) pernah merasakan menjadi korban atas masalah yang ada.
Pengalaman saya dengan melihat tingkah arogan voorijder ketika ada serombongan kendaraan besar angkut personel milik Brimob Polri, Mako Depok. Waktu itu sore hari, kalau tidak salah siang harinya di Jakarta ada demo buruh besar. Polri mengerahkan personilnya dari Mako Brimob, Depok ke Jakarta. Menjelang sore mereka harus kembali ke 'kandang'. nah ketika itu mereka melintas di Jalan Lenteng Agung, tepat di depan Stasiun Lenteng Agung yang mengarah ke Depok. Nah, di jalan itu memang setiap hari selalu macet. Nah, ketika rombongan ini lewat, situasinya memang sedang macet. Dari jauh sirine dan klakson mereka dibunyikan terus menerus, menimbulkan kegaduhan, karena berisik sekali. Pengawal yang ada di depan membunyikan klakson terhadap kendaraan yang merintangi rombongan mereka. Tiba di depan robongan merea ada sebuah mobil, yang kebetulan di depannya macet dan kiri-kanannya pun sama macetnya, sehingga mobil ini tidak bisa bergerak ke kiri atau kanan. Nah si voorider pembuka jalan di depan ini berkali-kali membunyikan klakson, ditambah umpatan-umpatan makian terhadap pengemudi mobil yang ada di depannya. Pada situasi macam ini si pengemudi mobil pun jadi kesal, akhirnya malah menghalangi rombongan. Pada akhirnya mobil ini pun minggir karena situasi jalan sudah memungkinkan. Ketika voorijder menyalip si mobil ini, umpatan kembali terlontar, ditambah tangannya mengacung-acung seperti mengajak ribut. Sungguh tidak mencerminkan tingkah laku petugas yang santun. Saya berada tak jauh dari mobil tadi cukup kesal melihat tingkah si petugas, mungkin kalau ada kamera bervideo saya rekam aksi itu, biar saya sebarkan tingkah yang tak santun itu. Ini yang saya bilang sebagai tindakan arogan. Masih banyak lagi pengalaman dari tingkah voorijder yang tak patut, dan banyak orang punya pengalaman yang sama.
Kita tahu petugas itu lelah, begitu juga dengan pengendara mobil yang ada di jalan ketika itu, kita semua punya hak yang sama untuk pulang sampai di rumah dan beritirahat. Saya juga paham bahwa mereka habis bertugas dan lelah, tapi, lihat kondisi lah, mereka (rombongan petugas) sebentar lagi pun sampai ke 'kandang', jadi tidak usahlah buru-buru sampai menganggu ketentraman di jalan raya. Apalagi sampai berlaku tidak santun begitu. Sama-sama saja, kalau pun mereka terburu-buru, gunakan cara yang lebih elegan, dengan begitu pengendara lain pun akan dengan iklas memberi jalan bagi mereka. Hal-hal macam ini tidak pernah dipikirkan petugas voorijder selama ini.
Menurut saya, penggunaan voorijder ini sudah waktunya dievaluasi. Seharusnya yang berhak mendapatkan pelayanan voorijder ini adalah hanya Presiden dan Wakil Presiden, tamu-tamu kenegaraan, ambulance, pemadam kebakaran, rombongan kendaraan tahanan dan hal lain yang dianggap urgent (seperti rombongan kendaraan penjinak bom, mobilisasi petugas dalam keadaan perang). Sedangkan untuk hal-hal lain tidak lagi diperkenankan menggunakan jasa voorijder. Apalagi hanya sekelas orang penting pengusaha, atau menteri, atau orang kaya lewat, atau iring-iringan pesta atau hal-hal yang sepertinya dibuat-buat dan tidak punya masalah yang mendesak.
Saya sendiri belum mengetahui/ membaca soal aturan voorijder ini, apakah memang sudah diatur atau belum. Yang jelas kenyataan di lapangan voorijder hanya merepotkan dan menyusahkan pengguna jalan, apalagi ketika kondisi jalan macet. Bila sikap arogan dan tidak santun para petugas voorijder ini masih dilakukan, bisa-bisa mereka akan kena imbas kekesalan pengguna jalan. Lihat saja nanti, sampai tiba waktunya bom waktu pasti akan meledak bila mereka tidak mau berbenah. Cpr.

Posting Komentar

5 Komentar

  1. Yup... Menurut UU 22/2009
    Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan sesuai dengan urutan berikut:
    a. Kendaraan pemadam kebakaran yang sedang melaksanakan tugas;
    b. ambulans yang mengangkut orang sakit;
    c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
    d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
    e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
    f. iring-iringan pengantar jenazah; dan
    g. konvoi dan/ atau Kendaraan untuk kepentingan tertentu menurut pertimbangan petugas Kepolisian
    Negara Republik Indonesia.

    karetnya ada di point g.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, dari aturan ini yang membuat pejabat2 malas jadi seenaknya, harusnya tegas, hanya presiden dan wakil yang berhak dapat pelanyanan itu.
      Point (d) dan (g) ini yang yang djadikan dasar voorijder ada sampai sekarang. Kalau mau diedit ya undang2 nya mesti direvisi. Toh voorijder ada juga hanya membawa ketidakadilan di jalan raya.

      Thx infonya sudah dishare di sini

      Hapus
    2. katakanlan dia anjink tai....seakan jalan milik sendiri

      Hapus
    3. Pada Undang - undang nomor 22 tahun 2009
      Pengguna Jalan yang memperoleh hak utama untuk didahulukan dan dibolehkan untuk tidak mematuhi rambu2 lalu lintas adalah sebagai berikut :
      a. Kendaraan pemadam kebakaran;
      b. ambulans yang mengangkut orang sakit;
      c. Kendaraan untuk memberikan pertolongan pada Kecelakaan Lalu Lintas;
      d. Kendaraan pimpinan Lembaga Negara Republik Indonesia;
      e. Kendaraan pimpinan dan pejabat negara asing serta lembaga internasional yang menjadi tamu negara;
      f. iring-iringan pengantar jenazah; dan
      g. konvoi kendaraan pengangkut pasukan

      Dalam kasusmu itu pengangkut pasukan Brimob,jd sudah jelas itu legal dan memenuhi peraturan undang2 poin G,jangan hanya melihat anggota itu marah2 saja,kau membuat artikel juga harus paham hukum peraturan,jelas kau

      Hapus
    4. Gw jg ud ngerti kau!

      Itu d komen atas jg sdh prnh ad yg share maka ny dibaca kau!

      Tingkah laku mrk yg arogan yg jd masalah, kn bs gunakan cara lbh elegan. Mrk itu aparat qt jg tw, tp mrk itu lbh pintar, disekolahkan, dididik, ada baiknya lbh santun.
      Krn wkt itu mrk itu jg membahayakan pengendara lain, itu point nya. Sy jg sdh baca aturan ny kai! Terima kasih sdh komen kau! Dan share info jg, thx a lot kau!

      Sy maklumi kau ini, kau tdk dposisi pengendara yg trintimidasi konvoi mrk.

      Jadilah aparat yg santun itu sj sdh ckp, dtengah kepercayaan masy sm aparat diragukan. Toh kalau aparat santun qt dg senang hati membantu. Sama2 lah qt di jalan, kita jg tw mn yg hrs dprioritaskan. Catatan sy ini lbh k sikap mrk yg arogan dg memaki pengendara lain.

      Lain x dibaca dl ya kau! Thx sdh mampir kau! Haha

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6