Pengalaman Berobat Faskes #1 Setelah Pindah Faskes

Sudah lama saya gak posting tentang pengalaman² ketika melakukan sesuatu. Kali ini saya mau share ketika berobat di faskes #1 setelah melakukan perpindahan faskes. 

Jadi yang sakit ini adalah mama saya. Mama saya sebelumnya terdaftar di faskes #1 di Cirebon. Karena di Cirebon tidak ada yang bisa rawat, jadi beliau nya diajak ke Pandaan untuk berobat di sini saja, setidaknya ada yang urus dan jaga di sini. 
 
Ilustrasi, jadwal buka tutup klinik. Gambar diambil dari Google

Jadi sebelumnya, mama saya ini sakit flu batuk, flunya sembuh batuknya yang tersisa gak sembuh², nafsu makan berkurang, ini membuat berat badannya turun dari 47 kg ke 43 kg. Batuknya ini berdahak, dahannya sulit keluar dan membuat beliaunya tidak bisa tidur. Ada 2 minggu kira² batuk, diobati ini itu gak sembuh, dari dahannya encer sampai kentel, encer lagi, kentel lagi. Dari obat tablet, sirup, macem² dicoba, bahkan sampai empon² juga dicobakan hasilnya nihil. 

Penyembuhan makin lama karena beliaunya susah makan, nafsu makan juga gak ada, sehingga membuatnya lambat untuk membaik. 

Sampai akhirnya jalan minggu ketiga, mama diajak ke Pandaan dan stay di Pandaan sejak pekan akhir Oktober 2025.

Senin (27/10) beribat ke dokter umum non BPJS, karena BPJS nya belum migrasi. Berikhtiar dengan ke dokter umum ini bisa sembuh. Senin dapat obat, 4 item, saya lupa jenis obatnya, ada jenis antibiotik kandungan levofloxacin 500mg, kandungan bromhexin HCl 8mg dan dua obat lain gak tahu apa jenisnya. 

Obat habis itu saya bawa ke dokter lagi dihari Kamis (30/10), di sana diberikan obat tambahan dan diuap/dinebulizer. Tambahan obat 2 set itu untuk mengurangi efek batuk ini. Obat yang sebelumnya ditambah lagi. Sempet lebih baik sedikit sih ini. 

Sabtu (1/11) kembali ke dokter lagi di sana diberikan rujukan rontgen, diberikan obat lagi antibiotik terakhir karena sudah seminggu tapi kurang efek penyembuhan nya jadi ini terakhir. Dan obat untuk melebarkan saluran tenggorokan supaya dahak bisa keluar. 

Setelah nya kondisi naik turun. Malam tidak bisa tidur, tidak diberikan obat tidur juga, karena resiko mungkin ya saat nafas terhalang saat tidur jadi tidak diberikan. Dahak gak bisa keluar dan efek mekanisme alami tubuh mengeluarkan dahak dengan batuk membuat sulit tidur. 

Durasi batuk 3-5 menit, ketika rebahan itu efek dahak ingin keluar melalui batuk, tapi kualitas dahak ini mengental sehingga sulit keluar, dibantu Komik ini membantu sedikit meringankan dan bisa buat merem sedikit, ya tidur 45-60 menit kebangun lagi. 

Senin (3/11) hasil rontgen keluar dan hasilnya itu ke arah pneumonia. Oh ya, berobat ke dokter yang #1, #2 dan #3 itu mandiri ya, tanpa BPJS. 

Pada saat berobat ke-2 itu saya mulai migrasikan faskes #1 yang di Cirebon pindah ke Pandaan. Proses migrasinya semua melalui aplikasi JKN dari smartphone. Sangat membantu sih walaupun ya aplikasi ini agak lelet, sampai saking lemotnya sampai salah migrasikan akun, karena JKN mama dan papa itu jadi satu, saling terhubung akhirnya gak sengaja punya papa saya juga ikut termigrasi. Aktifasinya baru bisa dilakukan tgl 1/11 nanti. 

Kita tunggu hasil rontgen keluar dulu dihari Senin. Rontgen keluar dan saya baca deskripsinya itu pneumonia, barulah kita ke faskes #1 yang dipilih yaitu di Klinik Medika Pandaan. Berharap di sana bisa dapat rujukan ke Poli Paru di faskes #2 (lanjutan). 


Aktivitas Saat di Faskes #1
Senin (3/11) sore setelah dapat hasil rontgen saya langsung buka aplikasi JKN. Pilih 'Ambil Antrian', pilih faskesnya sesuai yang terdaftar. Setelahnya aplikasi akan memberikan nomor antrian. 

Setelahnya pergilah ke faskes tersebut, Klinik Medika Pandaan. Sampai sana ke meja informasi khusus pasien BPJS/JKN Mobile, sampaikan tujuannya, lalu dicek didata, setelah itu kita diminta menunggu. 

Tunggu untuk screening awal, dicek tensi dan informasi lain, memastikan keluhan pasien, data tinggi dan berat badan pun direkam di sana. 


Setelah itu menunggu antrian kembali untuk ke dokter umum, ya poli umum untuk meminta rujukan ke poli paru ini. Saat di ruang periksa, ya disampaikan keluhannya, dokter pun minat hasil rontgen ini dan menanyakan kronologis sakitnya. Dokter pun memberikan rujukan ke poli paru di faskes lanjutan. 

Pilihan saya adalah di RS Prima Husada, di sana RS yang cukup mapan dan baik, bersih kalau dari penilaian selama ini ketika ke RS ini. 

Setelah selesai di dokter umum, saat di ruangan itu keluhan pasien dokter rekam di aplikasi JKN ini, untuk rujukan ke faskes berikutnya. 

Saat dokter merekam di komputernya, saya cek ke aplikasi JKN yang sebelumnya menunjukan nomor antrian berubah menjadi 'telah ditangani', lalu kemudian di bagian rujukan selanjutnya sudah muncul RS rujukan yang dipilih. 

Keluar ruang tindakan, saya menunggu surat rujukannya dan sambil tunggu saya daftar antrian untuk rujukan tanggal 4/11. Karena mama sudah ingin cepat ditangani supaya bisa istirahat. 

Setelah surat dapat kita pulang karena tidak dapat obat. Berobat yang seminggu ini dianggap sudah cukup untuk pengobatan awal, kesembuhan selanjutnya ada di poli spesialisnya.


Jadi begitu saja kira² pengalaman berobat di faskes #1, saat meminta rujukan untuk berobat di faskes berikutnya. Catatan lanjutannya akan saya bagikan dipostingan berikutnya. -cpr

#onedayonepost
#pengalaman
#postingpribadi
#umum

Posting Komentar

0 Komentar