Ini catatan yang kesekian saya membahas situasi yang terjadi belakangan, di lingkungan sekitar saya dimana tiap hari saya beraktivitas.
Baca juga: Kabar Buruk Tentang Kelangsungan Pekerjaan
Kemarin sore, menjelang sejam mau pulang, ada info kalau ada meeting all bagian. Semua berkumpul di ruang meeting dan mendiskusikan sesuatu. Pertama kali dengar info, "ayo meeting!" Pikiran langsung 'bertraveling', "hmm ada apa ini, masa iya hari ini saatnya?"
![]() |
Ilustrasi, ketika efisiensi energi jadi solusi dimasa sulit. Gambar diambil dari Google |
Ya itulah yang jadi kekhawatiran belakangan ini, walaupun dalam firman, diberikan penguatan janganlah khawatir, namun sisi manusiawi ini gak bisa lepas ditengah situasi seperti ini. Apalagi hari per hari gak ada perubahan berarti, gak ada rencana² yang bisa dibuat, yang ada menciptakan egonya masing² saja.
Jadi isi dari meeting itu, topik besarnya adalah efisiensi energi. Padahal jika dibandingkan sebelumnya, efisiensi soal energi ini mungkin itu sudah dikisaran 40-50%. Tapi memang itu masih belum cukup jika dilihat dengan outputnya.
Namun masalahnya fasilitas yang ada itu memaksa harus demikian, kalau mau dipangkas segera ya segera dilakukan pemetaan dan pengelompokan² sesuai kebutuhan. Sebenarnya rencana ini sudah ada sejak 3-4 tahun lalu, namun dianggap sebagai 'investasi' besar, jadi dipandang sebelah mata, padahal ketika beberapa tahun lalu investasi itu dijawab dengan realisasi, saat ini tidak perlu demikian, kita bisa jauh lebih efisien.
Topik energi jadi bahasan utama, jadi semua bidang diminta untuk efisiensi dari apa yang bisa dilakukan dibidangnya masing², contoh realisasi nyata, di ruangan menggunakan beberapa lampu, pendingin udara 2 unit misalnya, untuk menekan 50%, maka ya gunakan separuh yang ada.
Jadi gelap? Itu jelas, tidak gelap tapi remang² iya. Jadi lebih hangat, iya itu tentu saja. Tapi ya ini pilihan atau opsi 'terbaik' untuk saat ini.
Hal lain yang bisa dijadikan opsi adalah meliburkan aktivitas kerja dihari Sabtu, dengan menambah opsi satu jam dihari kerja Senin - Jumat, dengan catatan semua dilakukan secara ontime. Tidak ada lembur atau tambahan waktu di area office yang menggunakan energi listrik lebih dari jam kerja.
Saya pikir dengan cara ini angka efisiensi energi yang diharapkan bisa terealisasi sih.
Tapi balik lagi, opsi meliburkan dihari Sabtu ini bertentangan dengan 'titah' yang mulia baginda, alhasil opsi ini bagi beliau gak akan dilihat sebagai efisiensi, itu pasti, karena karakter beliau yang selama ini menampilkan 'keegoannya'.
Topik efisiensi energi saat ini, bulan ini, dipertengahan bulan ini hanya opsi² awal, kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelah ini, opsi apa lagi yang akan dipilih oleh manajemen.
Sedangkan saat ini, kontrak² beberapa karyawan itu sudah 'habis', akankah dihabiskan?
Saya yakin ini dikhawatirkan semua orang, termasuk saya, bahkan kelas² manager yang sudah dianggap karyawan tetap pasti akan berpikir hal yang sama, hanya skala ketakutan mereka tidak lebih besar dari karyawan biasa.
Inilah realita yang harus dihadapi bersama dengan tim yang ada saat ini. Orang lain diluar sana sih hanya berpikir yang 'enak', menganggap ini gak bersyukur dan lain², menganggap ini doa buruk dll., pasti akan selalu ada yang berpikir begitu. Tapi mereka gak berpikir sebab kenapa bisa begini? Ya karena sejak awal mulai, bagaimana perusahaan ini dikelola tidak sesuai dengan prinsip bisnis yang benar.
Itu saja sih yang bisa saya sharing kali ini, sedikit melegakan apa yang ada dikepala saya saat ini. Karena di saat yang sama, setiap kali ada isu² ketidakstabilan seperti ini, pasti ada aja relasi saya dengan pasangan sedang ribut² hal sepele, ini sudah kesekian kalinya, ibarat sebuah tanda dan firasat. Coba nanti akan ada kisah apa lagi setelah ini? -cpr
#onedayonepost
#postingpribadi
#coratcoret
#gelap
#efisiensi
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6