Agak gimana ya kalau baca judul post ini, akan mudah dimaknai (-) itu pasti. Tapi sebenarnya judul ini ternyata bisa menggambarkan dua fakta dan itu semua pernah saya alami dan rasakan bahkan ketahui.
Fakta #1
Dulu juga pernah ada situasi yang serupa seperti ini. Jadi ada staf, yang diberikan support personel. Beberapa kali ganti personel, baru sebentar sudah mundur, ganti lagi mundur lagi. Sampai² pada akhirnya HRD seperti 'angkat tangan' untuk mencarikan lagi kandidat yang bisa support staf tersebut.
Pada akhirnya didapatlah satu orang yang mampu bertahan, padahal orang terakhir ini ada awalnya juga hampir 'angkat bendera putih'. Waktu itu awal saya mengetahui semuanya, jadi saya sampaikan bertahanlah, saya berusaha support kembali kamu, jika ada masalah, kuncinya sabar, sedikit bebal tapi banyak belajar, ambil ilmunya.
Cukup lama juga ybs. ini bertahan sampai kisahnya berakhir bukan karena ybs. memutuskan pergi, tapi dipaksa pergi, dengan mengakhiri kontraknya. Tapi endingnya kini ybs. sudah mendapatkan gantinya, pekerjaan yang lebih baik dan lebih jelas masa depannya.
Soal tadi berapa kali ganti kandidat personel support saya lupa, yang jelas ini sering sekali, bahkan tempo yang gak sampai sebulan. Kisah ini pasti akan diamini oleh eks kolega saya di ruangan, karena mereka saksi matanya dan masih hidup sih sewaktu saya menuliskan ini.
Fakta #2
Ini yang saya alami sendiri. Sejak 2019 saya stay di sini, saya bisa dibilang koordinator tim saya, walaupun saya sadari saya tidak cukup cakap untuk itu, karena saya memang kurang didukung seperti apa yang saya inginkan atau mau. Tapi sudahlah, gak perlu dipusingkan, selama semua bisa berjalan.
Sebelumnya saya punya beberapa tim, yang membantu saya. Staf nya waktu itu ada 2, ditambah tim operator lapangan 2 orang. Plus sewaktu ada project ada 1 orang lagi yang membantu. Cukup banyak lah ya, saya dikelilingi teman yang bisa membantu.
Mereka membantu, iya betul, tapi memang tidak seperti yang saya harapkan, tetapi saya sangat terbantu dengan adanya mereka ini. Sebenarnya menjelang akhir ketika timnya sudah semakin menipis, itu saya sudah menemukan dengan tim ini saya bisa. Waktu itu saat di departemen saya hanya tersisa 3 orang termasuk saya, itu menurut saya tim yang cukup baik daripada ketika masih full. Karena 2 orang yang bantu saya lebih mudah dikondisikan dengan apa yang saya inginkan.
Sewaktu masih banyak, mulailah satu per satu pergi, mereka pergi bukan karena apa², tetapi karena keadaan. Kontrak mereka tidak diperpanjang, alasannya efisiensi, harus memaksa menghilangkan satu. Waktu berjalan lagi, harus ada yang dikorbankan lagi satu, terus-terus hingga akhirnya tinggal tersisa tiga orang termasuk saya.
Sampai sudah tersisa tiga orang ini, masih juga dikejer efisiensi hingga akhirnya tersisa saya dan satu orang terakhir. Orang terakhir ini pada akhirnya juga meninggalkan saya karena dia mendapatkan pekerjaan lebih baik yang nenghargai pekerjaannya, kini dia sudah bahagia dengan segala benefitnya, dengan kerasnya kerja yang serupa, malah justru terasa ringan karena benefit positif yang diterima.
Kemudian, itu dari sisi circle terdekat saya. Di circle 'saudara' departemen, ini circle seruangan. Jadi di ruangan saya itu ada dua bidang, nah bidang satu lagi juga punya tim sama seperti saya. Nah mereka juga teman² yang sudah dianggap keluarga, karena tiap hari 8 jam kita bertemu.
Circle ini juga nasibnya sama, dipangkas satu per satu, atas dasar efisiensi. Nah dari mereka ya ada yang sering membantu saya, tidak secara pekerjaan tapi di luar itu, di pekerjaan ya sesekali. Eh itu juga pada akhirnya harus pergi, satu, per satu. Ada yang dapat pekerjaan lebih baik yang lebih jelas masa depannya dan ada yang dipangkas karena efisiensi. Eh hari ini terakhir deh, yang didaulat membantu saya karena saya kini sendirian, akhirnya memutuskan juga untuk pergi. Karena dia dapat pekerjaan lebih baik yang lebih jelas untuk masa depannya.
Dari peristiwa itu, apa yang ada dijudul postingan ini sesuai kan? Lalu apa ini bermakna negatif? Tapi bisa saja, orang akan bilang, wah mereka paling gak betah dengan cara mu memimpin. Bisa saja sih, hak orang berpendapat demikian. Tapi dari keseluruhan cerita ini, bisa dilihat bahwa ada perbedaan dari fakta #1 dan #2, yakni soal alasan orang meninggalkan.
Fakta #1 mereka meninggalkan karena tidak kuat dengan menghadapi karakter rekan kerja yang toksik. Yang selalu menjadikan hal kecil masalah besar. Fakta #2 mereka meninggalkan karena ketidakpastian situasi, nasib mereka dipangkas karena efisiensi, karena tidak pasti mereka mencoba peruntungan di tempat lain dan berhasil. Itulah beda antara fakta #1 dan #2 menurut saya.
Kalau menurut kalian bagaimana?
Kini saya murni sebagai single fighter, walau kini memang masih ada rekan yang tersisa, ya tinggal 3 orang lagi, itu pun dari 'lintas sektoral' masih satu circle ruangan.
Ya semoga saja bisa menghadapi semua ini, yang terpenting sih perusahaan tetap kuat dengan kondisi saat ini. Semoga pengorbanan yang sudah dilakukan ini gak sia². Walaupun secara nalar dan logika melihat caranya seperti ini koq ya berat.
Tapi kembali lagi, berdoa saja Tuhan berikan yang terbaik untuk hidup kita. Lakukan saja yang jadi tugas kita sebagai manusia, bekerja dan berdoa, sisanya biar Tuhan yang tentukan. Namun pastikan selalu iklas dan pasrah pada pertolongan Tuhan dan jangan tidak iklas apapun kondisinya. Urusan penghakiman itu biar urusan Tuhan, kita hanya perlu bekerja dengan baik.
Jika ada kekecewaan terhadap situasi yang diciptakan seperti ini, bawa saja semua dalam doa, Tuhan akan dengar dan jamah jika kamu iklas dan pasrah. Percaya, Tuhan itu ada dan dia bekerja ketika kamu iklas dan pasrah.
Momen 25-04-2025
Momen 28-03-2025
Momen 03-03-2025
Momen 25-01-2025
Momen 02-03-2025
Momen ramah tamah, bersama rekan eks sejawat 15-12-2024
Momen 14-12-2024
Momen 14-12-2024
Momen 30-11-2024
Momen 11-10-2024
Momen 30-12-2022
Momen 31-01-2023
Momen 28-02-2023
Momen 01-11-2022
Momen 29-06-2022
Momen 29-07-2022
Momen 30-04-2022
Sebenarnya ada banyak momen seperti di atas namun ada yang tidak terdokumentasi oleh kamera saya atau filenya tidak saya terima. Bayangkan dari 200-an hilang 70%.
Selamat untuk rekan saya yang hari ini mengakhiri masa ketidakpastiannya, semoga kondisi kerjaan yang baru lebih baik bisa jadi semangat dan harapan bagi yang masih bertahan, bahwa di luar sana masih ada kebahagiaan dan penghargaan. Meski tidak semua seberuntung itu, tetapi harapan itu penting.
Segitu saja deh sharing² nya, semoga catatan ini bisa digunakan sebagai pengingat yang baik dikemudian hari. Dokumentasi di atas itu adalah dokumentasi dan momen² perpisahan yang sempat terekam kamera smartphone saya. Semua itu akan kita ingat dilain kesempatan. Sampai jumpa dilain waktu teman sejawat. - cpr
#onedayonepost
#postingpribadi
#opini
#coratcoret
3 Komentar
Kalo banyak orang yang jadi tidak cocok, berarti masalah pada orang itu. Dia yang harus diganti alih-alih mencari2 orang yang bisa mengerti dia
BalasHapusEntah lah, sebenarnya bagaimana pimpinan mengatur sih, tergantung kepemimpinan, sekalipun kerjanya terseret² jika cara pimpinnya baik bisa tetap bersemangat.
HapusHari ini, sudah ada cerita baru, siapa lagi yang akan mengundurkan diri: dari office depan 2 org, dari dalam 1 orang.
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6