Hukum Karma Itu Memang Ada, Saya Makin Percaya!

Jika kalian tidak boleh mempercayai soal karma, pahamilah sebagai hukum tabur tuai, dan itu terbukti terbalaskan. Ini masih dari MotoGP.

Setelah waktu itu saya berkomentar atas Jorge Martin, yang seketika ada sebuah kasus crash yang melibatkan rider lain, ybs. berkomentar seolah-olah gak pernah ngalami insiden seperti itu. Padahal tidak ada rider yang dengan sengaja menginginkan suatu crash yang melibatkan rider lain.


Sampai akhirnya ybs. mengalami crash yang melibatkan dan merugikan rider lainnya. Itulah karma, dia termakan dengan omongannya sendiri. Apa yang dilakukan? Dia hanya minta maaf toh, padahal ketika dulu dia berkomentar pada rider lain yang gak sengaja melakukan crash, dia berkomentar miring.

Kala itu saya mengikuti komentar² rider² yang bernada (-) yang seolah-olah ybs. gak pernah ngalami itu dan jadi clean rider. Saat itu saya agak marah dan tersinggung, walaupun saya bukan rider yang ada di posisi itu, tapi komentar itu rasanya gak tepat sebagai sesama pebalap MotoGP.

Saya berpikir bahwa suatu saat anda akan terkena karmanya dan ternyata gak lama dari peristiwa itu, ybs. mengalaminya sendiri. #kapok #syukurin

Meski begitu pada kejuaraan tahun 2023 ini saya menjagokan Jorge untuk jadi juara dunia, meski secara poin masih tertinggal dan Jorge nampak tertekan. Entah apakah mungkin Jorge membalikan keadaan di sisa race MotoGP 2023 ini?

Tapi saya masih berharap Jorge bisa jadi juara dunia, mematahkan back to back dari Bagnaia. Untuk membuktikan bahwa tim satelit bisa juga jadi juara dunia. Pembuktian yang melawan arus.


Selain Jorge Martin, ada satu lagi rider yang selalu berusaha jadi clean rider, walaupun ybs. tidak menyatakan begitu, tapi dari gestur dan komentarnya menyatakan demikian.

Bahkan ketika ada aksi overtake pada laga MotoGP ybs. selalu berkomentar (-), dan selalu berusaha nampak friendly dengan sesama rider padahal ybs. ini punya ketidaksukaannya pada satu dua rider. Siapa dia, Aleix Espargaro.

Karena rider ini bisa dibilang senior, komentar² nya juga nampak 'keras'. Yups ketika dia berkomentar saat tak tengah terkena kasus apapun, itu gak masalah, dia akan aman. Dia berkomentar seakan-akan dia gak akan pernah terkena kasus.

Namun belakangan ybs. ini nampak tempramen, ketika dia sedang berusaha maksimal di lintasan dan situasi tak mendukungnya, dia ekspresif dan tempramen. Walau setelahnya dia menunjukan sebagai friendly rider, dengan lapang dada minta maaf.

Melihat drama² seperti itu nampak seperti rider munafik ya, berkomentar cari aman sendiri dan berlaga seolah-olah friendly pada semua rider padahal tidak. Akhirnya pada seri FP2 MotoGP Qatar 2023, ybs. berulah dengan melakukan tindak tak terpuji pada Franco Morbidelli, dengan memukul helmnya.

Dari aksi tak terpuji ini ybs. disanksi denda dan mundur grid start. Gambar diambil dari Google

Lho, kenapa? Gara² Franco dianggap menghalangi dirinya saat dirinya sedang mengejar lap time, kondisi tersebut sempat membuatnya nyaris crash. Awalnya mereka ya cek-cok dilintasan sembari mengendarai motor, nampun ekspresi dari Aleix nampak memukul helm Franco dan kena.

Hmm, inilah dia karmanya. Kini rider² yang sering berkomentar (-) ketika rekan sesama rider-nya menghadapi masalah telah mendapatkan balasannya karena ulahnya sendiri. Dia menilai orang lain begitu, ternyata dirinya tak juga lebih baik dari orang yang dia komentari.

Lebih baik ya ditanggi dengan netral, karena pasti ada sesuatu yang membuat situasi itu terjadi, dan gak perlu membawa isu negatif, seolah-olah memusuhi rider lain, atau ngompor-ngompori.

Saya juga berkomentar (-) terhadap ybs. karena ingin menunjukan, itu lho, akhirnya kena karmanya juga, #kapok, daripada berprestasi dan beradu skil di lintasan koq malah milih seperti ini, kan ironis. Ada rider yang di lintasan saling overtake koq dikomentari (-), anda niat balapan atau apa.

Tapi dengan kejadian ini saya sebagai penonton setia MotoGP terpuaskan, karma terbalaskan pada rider² yang kerap berkomentar (-) seolah-olah ybs. tidak pernah melakukannya.

Semua rider bisa mengalami situasi ini. Jadi daripada mengompor-ngompori, lebih baik memberikan tanggapan netral atau positif. Persaingan di lintasan gak perlu dibawa dalam keseharian. Justru karena komentar² (-) itu membuat penonton gak respek. Kecuali anda itu punya prestasi, silakan² saja, dibuktikan dengan prestasi dan gak cengeng, itu angkat topi lah, walau kesal juga tapi prestasinya ada dan punya skil, boleh lah.

Jadilah rider yang bisa jadi panutan, kalau gak punya prestasi dan skill, minimal punya atitude lah.

Dendam² terbalaskan, karma itu ada, inilah hukum tabur tuai. Saya juga tengah menanti karma dari orang yang saya dendami, kita lihat saja nanti kisahnya. Saya ingat semuanya dan saya sangat menantikan karma itu tiba padanya. -cpr

#onedayonepost
#opini
#postingpribadi
#olahraga
#umum

Posting Komentar

0 Komentar