MotoGP Bharat, Sebuah Penyesalan Memilihnya Jadi Tuan Rumah?

Sejak sebelum perhelatan MotoGP 2023 ini tiba di India sudah banyak cerita² keluhan dari tim MotoGP yang menganggap seri yang akan di gelar di India ini terlalu ribet dengan birokrasi.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Tadinya saya kira, okelah birokrasinya ribet mungkin demi semua prosedur berjalan dengan baik. Tapi ternyata tidak, prosedur yang ribet ini ternyata jadi 'ladang' pejabat korup di sana. Ujungnya adalah yang, "UUD", ekonomi biaya tinggi terjadi di sana, dan nampaknya tim MotoGP merasa seperti "diperas".

Hal yang paling unik ketika jauh² hari sebelum MotoGP tiba diseri India adalah, pihak birokrasi India meminta membuka tim MotoGP yang akan masuk ke India membuka nilai kontrak dari pebalap MotoGP dengan alasan syarat administrasi.

Sebuah syarat yang 'lucu', karena itu adalah privasi sebuah tim untuk menyampaikan itu ke pihak lain. Kemudian urgensinya apa pihak India tahu. Ternyata ini hanya dalih untuk mereka memanfaatkan informasi ini "memeras" tim MotoGP dengan aturan perpajakan.

Hmm bener² memalukan sih sekelas negara sampai melakukan hal seperti ini. Perhelatan MotoGP merupakan sebuah sirkus hiburan dalam tajuk olahraga, yang sebenarnya dijadikan alat untuk tuan rumah untuk menarik keuntungan dari sisi yang lain, bukan justru memeras keuntungan dari alatnya itu sendiri.

Ketika nonton film India, di sana banyak polisi dan orang² korup, dikira itu hanya difilm. Dikira di dunia nyata itu tidak begitu kentara terjadi, tapi di India ternyata apa yang ditunjukan dari visual² entah film, atau hal lainnya ternyata memang terjadi nyata.

Saya sebagai orang Indonesia yang berpikir Indonesia juga negara korup, banyak orang korup di dalamnya, masih lebih sopan melakukan aksi korupsinya. Masih bisa memilah-milah mana yang bisa dilakukan secara terbuka, mana yang tidak. Tapi tidak di India.

Jujur saja ya, jika saya warga negara India, saya akan sangat malu mendengar keluhan² para tim MotoGP soal pelayanan yang diberikan negara sejuta dewa-dewi ini. Sangat amat memalukan sih untuk pelayanan yang diberikan pada sebuah event internasional yang dikenal dijagat dunia ini. Keluhan² ini akan dibaca semua penduduk dunia dan semakin membenarkan dugaan² masyarakat dunia tentang tipe dan karakter negeri para dewa-dewi itu.

Memalukan cuy!!!!

Sekedar informasi, sebelumnya ternyata event grandprix F1 pernah diselenggarakan di negeri ini di sirkuit yang sama, yaitu pada grandprix tahun 2011, 2012 dan 2013.

Kontrak ditahun selanjutnya tidak dilanjutkan oleh karena pihak sirkuit tidak mendapatkan untung alias mengalami kerugian dari event yang digelar di sana. Para pemilik sirkuit tidak bisa mengambil keuntungan signifikan dari tiga balapan yang diselenggarakan, dan terpaksa untuk menghapus kerugian yang bernilai setidaknya $25.1 juta.

Pada saat grandprix F1 itu pun sama, birokrasi di India itu pun tidak mendukung, karena apa, birokrasi menganggap kesempatan untuk menarik pajak tinggi pada perhelatan grandprix ini. F1 dianggap bukan sebagai olahraga melainkan hiburan, sehingga inilah yang jadi dasar mereka untuk menarik pajak tinggi.

Entah apa yang dipikirkan Dorna, ketika pengalaman penyelenggaraan F1 sebelumnya ini tidak dijadikan pertimbangan. Just information, alasan Dorna memilih India sebagai tuan rumah adalah menilai penggemar MotoGP di India begitu banyak dan juga industry motor di negeri Bollywood itu sangat berkembang pesat.

Namun ya, menurut saya alasan itu tidak didukung dengan kenyataan situasi di negeri itu, dimana negeri itu tidak memanfaatkan event ini dengan cara yang (+), justru mereka memanfaatkannya dengan cara aji mumpung dan dengan cara yang (-), yang membuat semua pihak yang terlibat di dalamnya menjadi tidak nyaman.

Bisa dibilang, bisa saja mereka kapok untuk datang ke negeri Bollywood ini, karena mereka justru tidak mendapatkan apa², malah yang ada pengalaman buruk, dan itu benar terbukti.


Lalu apa saja sih catatan pengalaman buruk atau hal² yang membuat tidak nyaman ketika proses perhelatan event MotoGP Seri Bharat ini?

Saya coba rangkum dari beberapa postingan di beberapa media, mengenai banyak keluhan dan keberatan dari tim MotoGP serta mereka yang terlibat di dalamnya.

# Masalah kargo
Mayoritas tim yang akan berlomba di MotoGP seri Bharat ini membutuhkan logistik mereka. Logistik yang mereka bawa adalah barang yang gak murah dan vital dalam perlombaan, jadi harusnya diperlakukan dengan sangat hati².

Namun apa daya, ternyata di India sana pelayanan yang didapatkan tidak sesuai standar yang biasa mereka peroleh dan lakukan pada logistik mereka selama ini.

Kargo logistik barang-barang berharga keperluan balapan menggunakan truk gandeng dengan bak terbuka. Jika diamati sekilas mungkin tidak ada yang aneh. Tetapi, jika mempertimbangkan risiko, jelas membawa kargo bernilai mahal dan vital, apalagi berhubungan dengan permesinan di atas truk terbuka semacam itu, dapat menimbulkan sesuatu yang mungkin tidak diinginkan. Kargo-kargo itu hanya ditutup plastik dan kain lalu diikat dari luar. Panas terik matahari, risiko hujan, kejatuhan atau tersenggol benda lain sangat mungkin terjadi pada kargo tersebut.

Bahkan truk yang mengangkut kargo tim merupakan truk² yang sudah usang, sangat berbeda dengan stakeholder logistik yang ada di negara² lain, bahkan di Indonesia masih jauh lebih baik lho. Lucunya, sudah kondisinya memprihatinkan harganya tinggi, itu sangat² tidak masuk akal.


# Masalah Visa
Proses pembayaran visa di India yang ribet. Mereka yang punya sistem, tetapi ketika overload, sistem mereka tidak bisa mengakomodir. Akhirnya dipilih sistem pembayaran lain tapi ternyata sistem pembayaran baru ini gak semua pebalap, kru tim dan wartawan punya.

Sistem e-visa di India ini agak ribet sampai pihak Dorna harus menyarankan semua wartawan agar menggambarkan diri mereka sebagai Content Creator, agar tidak dianggap sedang bekerja dan menghindari risiko tersandung pelanggaran visa.

Yang parah adalah pihak ke-3 yang membantu pengurusan visa ini seperti menggetok harga ke tim² MotoGP ini, sehingga sangat keterlaluan sih seperti aji mumpung.


# Masalah Pajak
Selain masalah² tersebut di atas, ada juga masalah pajak. Jadi di sini terkesan India sebagai negara melakukan praktik aji mumpung. Kesempatan bagi mereka menarik pajak dengan beragam alasan dan regulasi yang ada.

Sama seperti istilah, "kalau bisa dipersulit kenapa dipermudah", dan itu terjadi di negeri Bharat ini. Serupa di Indonesia namun di sini lebih parah!

Pada akhirnya karena digetok pajak ini, banyak pabrikan dan tim yang hanya membawa kru tim terbatas, karena benar² keuangan tim diporotin pada seri kali ini.


# Hotel & Akomodasi
Perhelatan MotoGP seri Bharat ini sudah masuk kalender MotoGP sejak lama, sehingga jauh² hari tim pastinya sudah mempersiapkannya. Termasuk soal hotel dan akomodasi tim selama di sana.

Sebelum perhelatan mendekati hari H, survei harga penginapan di sana harganya masih masuk akal, tapi pas mendekati hari H ini harganya melambung hingga 3x lipat, hotel dan akomodasi tim dari hotel, bandara dan ke venue. Benar² semua stakeholder di negeri Bharat seperti menggetok harga dan pakai prinsip aji mumpung, melakukan pemerasan seperti ini.

Belum lagi yang lebih lucu, kendaraan skuter yang biasanya disediakan gratis sebagai kendaraan transportasi kru tim di area sirkuit dipatok harga sewa yang gak masuk akal. Padahal di sirkuit lain, skuter ini free sudah include dalam pelayanan venue.


# Soal Makanan
Masalah lainnya yang gak kalah vital adalah soal makanan. Jadi tim MotoGP kesulitan mencari makanan yang bersih di area venue, kalaupun ada harganya ya melambung tinggi.

Bukan rahasia lagi India ini merupakan negara yang sangat tidak memperhatikan soal higienitas makanan, terutama makanan kelas menengah ke bawah. Kalau mau mendapatkan kualitas terbaik maka harus mengkonsumsi kelas yang lebih tinggi, kelas mewah. Tapi jika untuk makanan kelas biasa higienitasnya sangat dipertanyakan, apalagi makanan street food nya, memperihatinkan.

Bahayanya jika salah makan, makanan kotor, itu akan beresiko pada kesehatan pencernaan para rider dan kru tim, ini sangat vital dalam kejuaraan.


# Sterilisasi Venue
MotoGP merupakan olahraga otomotif yang membutuhkan steril area di sekitar sirkuit. Tapi lucunya di India ini masih banyak sesuatu yang bisa masuk ke area sirkuit, bahkan ada yang tidur atau orang yang tak berkepentingan ada di area venue.

Diketahui H-1 sebelum pelaksanaan event, free practice nampak penyelenggara sirkuit melakukan fogging di area paddock. Mungkin ini cara untuk menanggapi ketakutan akan penyebaran virus Nipah yang saat ini tengah mewabah di India, meski jarak dari epicentrum virus relatif jauh.


Banyak hal² bermasalah di seri kali ini pasti akan diingat oleh Dorna dan semua tim MotoGP, bahwa India sebagai penyelenggara event ini sangat memalukan sih.

Melihat pula tidak ada keseriusan pemerintah India mendukung event dunia yang bergengsi ini, malah nampaknya pemerintah India ini seperti tutup mata.

Persoalan ini pastinya jadi konsumsi masyarakat dunia terutama bagi pencinta olahraga ini, belum lagi Indonesia juga pernah menyelenggarakan event MotoGP seperti ini dan netizen Indonesia sangatlah kritis pasti akan membandingkan apa yang terjadi di India saat ini dengan yang sudah pernah terjadi di Indonesia, masih jauh lebih baik.

Belajar dari penyelenggara F1, jangan sampai MotoGP kejeblos sampai 3x, apapun yang terjadi pada penyelenggaraan MotoGP seri Bharat ini, sepertinya event kali ini harus jadi awal dan akhir.

Jika saya sebagai tim, saya pastinya akan menolak jika Dorna tetap mau menyelenggarakan event MotoGP di India lagi, cukuplah tim digetok biaya tinggi di sini, biarlah itu menjadi biaya 'sumbangan' untuk negara satu ini.

Dari event MotoGP Seri Bharat kita bisa menilai bahwa apa yang terjadi difilm Bolywood tingkat korupsi aparat di India memang benar sudah mendarah daging, di sana praktik seperti ini bisa secara terbuka dan gak tahu malu dengan atas dasar regulasi di aturan pemerintahan mereka.

India memang negara yang unik, dimana ketimpangan di negara itu sangatlah tinggi, jurang antara yang atas dan yang bawah itu sangatlah tinggi. India dikenal banyak orang pintarnya tapi banyak juga orang yang hidup dibawah garis kemiskinan bahkan ada masyarakat yang tak dianggap.

Ya itulah India, buat saya, jika saya jadi pimpinan negara ini saya akan sangat malu sekali.

Semoga apa yang terjadi di India ini bisa jadi pembelajaran dan jangan sampai, amit² terjadi di negeri ini, terimalah tamu event besar seperti ini dengan cara sewajarnya, bukan menggetok ala aji mumpung. -cpr

#onedayonepost
#olahraga
#postingpribadi

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Hal lain yang unik terjadi di penyelenggaraan MotoGP Bharat adalah Marshal yang demo karena tidak diberi makan dan minum. Hmm begitu jahatnya kah atau memang ada missed komunikasi diantara penyelenggara internal sirkuit ini?

    Belum lagi protes dimana Marshal yang miskomunikasi dalam mengibarkan yellow flag.

    India oh India .. semoga Indonesia bisa lebih baik lagi daripada penyelenggaraan yang pertama tahun 2023 nanti.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6