Itulah Bukti Kalau Politik Busuk!

Hari kemarin media timeline sosial media Twitter diramaikan pemberitaan soal 'pengkhianatan'. Sedang seru, ini urusan dengan pencalonan capres, partai N sejak awal sudah berani mengusung calonnya meski bukan bukan asli kadernya. Sedangkan partai P ini tahu pimpinannya sebenarnya gak laku di pasar, tapi pimpinannya muka dablek mencalonkan diri jadi capres dimana-mana.

Tapi balik lagi, politik itu sampah, hanya ada ambisi kekuasaan. Realistis jadi capres sulit karena ada calon² lain yang elektabilitasnya lebih baik, akhirnya datang sana-sini menawarkan diri menjadi cawapres pun okelah, dengan tawaran² tertentu.

Ada lagi partai D, partai ini pernah sukses berkuasa dua periode lewat bapaknya. Demi mengulang suksesi bapaknya mengutus anaknya, tapi sayangnya elektabilitas anaknya hanya sebatas partainya. Sempet 'dijual' saat pilkada DKI Jakarta, hasilnya juga gak bagus² amat. Tapi berharap dipinang partai lain jadi cawapres minimal, tapi gak laku.

Ilustrasi, gambar diambil dari Google

Gambaran kisah di atas adalah apa yang terjadi pada Nasdem, PKB dan Demokrat dengan calon presiden yang diusung adalah Anies Baswedan.

Anies ini kerap safari ke partai² lain, ya guna mencari dukungan. Karena dia sendiri sadar butuh dukungan baik suara dan finansial. Dia ini berkaca pada sampel pemilu saat pilkada DKI Jakarta, dimana dia bisa menang. Saat itu 'bantuan' datang dari suara² SARA, karena selisih kemenangannya gak terlalu besar, apalagi kalau bukan mainan SARA.

Namun cara yang sama gak bisa lagi dia gunakan, dia pakai cara lain, yakni 'gagasan'. Cara ini nampak berhasil, walaupun bagi yang logis pasti lebih realistis melihat 'gagasan' ini, bisa kerealisasi apa gak si, nyatanya mayoritas sekedar retorika.

Nah capres ini kerap bersafari ke parpol² lain, ybs. pasti punya calon pilihannya sendiri, sebenarnya. Dia ini datang ke calon² cawapres pilihannya guna mengecek arus.

Dia melihat Demokrat itu punya yang dia butuhkan, apalagi Demokrat merupakan partai 'sakit hati' yang ingin kembali berkuasa. Namun sayangnya, dia (AB) melihat, calon yang ditawarkan yaitu anaknya sang pemimpin partai dianggap kurang pas. Gagasannya oke, tapi pasti ada sesuatu yang gak sejalan. Karena jika sejalan, pasti dia ini memilih calon dari Demokrat ini.

Tapi bisa jadi juga, partai pengusung lain gak mau dan gak iklas, karena tahu, "alah anak bau kencur bisa apa, paling nanti juga disetir bapaknya."

Alhasil gak ada niatan buat mengusung anak dari mantan presiden ini. Secara dianggap Demokrat saat ini ya setara seperti partai lain. Suara sama koq mau jadi pimpinan.

Alhasil Demokrat nampaknya sakit hati, itu terlihat dari cuitan anggotanya yang biasa aktif kalau urusan seperti ini.

Baca juga: di sini

Sejak semalam, munculah surat edaran keputusan internal Demokrat. Nampak² nya adalah mencabut dukungan pada capres AB, dibuktikan dengan menurunkan semua baliho yang menampilkan AB bersama Demokrat.

Nampaknya seru deh melihat peta dukungan capres cawapres pada pilpres 2024 nanti.

Baca juga: di sini


Beda dengan Nasdem dengan pengalaman terbang tinggi seorang Surya Paloh yang terbiasa bermanuver, dimana partainya adalah mantan partai yang dekat dengan pemerintahan, namun gara² soal urusan korupsi yang 'ketauan', mencoba cuci tangan dan tutup mata dengan manuver dukungan.

Hal yang biasa dalam perpolitikan, bagi yang biasa, tapi buat saya itu semua munafik dan sampah!

Lain lagi dengan PKB, PKB ini dianggap punya basis dukungan warga NU. Karena PKB lahir dari kelompok NU. Tapi pada kenyataannya warga NU sendiri terpecah, kenapa?

Sebenarnya karena pimpinannya, Cak Imin. Nah track record Cak Imin ini pintar² omong saja dia ini. Jadi menteri juga ya gak bisa buat gebrakan apa², flat dan biasa aja, kalau sekedar kerja mah ya bisa kerja, tapi buat sesuatu yang terbaik rasanya gak ada karyanya yang menonjol.

Repotnya lagi, sejarah mencatat permainan politik di internal parpolnya untuk dia sampai berkuasa jadi pimpinan parpol itu sangat dianggap tidak etis. Dimana dia bisa dengan tega mengkudeta pamannya sendiri. Balik lagi, dalam perpolitikan hal seperti ini biasa saja, wajar. Tapi tidak bagi saya, itu semua munafik dan sampah!

Buktikan saja, ajukan pertanyaan ke warga NU, apakah setuju dengan Cak Imin atau lebih memilih partai lain, pasti pilihan untuk gak memilih partai yang diklaim partai NU ini ada, bahkan mereka lebih baik gak memilih daripada salah pilih.


Nah kemarin ini, drama politik capres dan cawapres dari kubu perubahan ini berubah. Demokrat yang berharap anak mantan presiden ini bisa dipinang, eh kecele. Si AB lebih memilih calon lain.

Akhirnya, Demokrat menarik diri dari koalisi perubahan, dengan mencuatkan istilah 'pengkhianat'. Padahal memang sebenarnya dari awal itu semua hanya gimmick yang dilakukan AB untuk cek arus. Kaya orang baru aja Demokrat ini, dikelabui dengan mulut manis 'penjual obat'. Kalau rakyat itu sudah terbiasa dibohongi dengan retorika di atas kertas, yang hasilnya sulit dibuktikan. Itu artinya, Demokrat = rakyat, sama² bisa ditipu, bedanya rakyat sering tertipu, Demokrat biasa nipu sekarang kena tipu.

Inilah politik, itu makanya saya sangat malas melihat drama perpolitikan hanya demi mengejar kekuasaan, tidak pernah objektif melihat suatu hal.


Drama perpolitikan ini terjadi akibat manuver dari pimpinan Nasdem, SP. Kalau si AB mah hanya ikut² saja, toh sejak awal hanya Nasdem yang berani 'menjual' AB, sampai berujung didepak dari koalisi pemerintahan.

Alhasil si AB ini ngikut apa kata Nasdem, ya mungkin kira² seperti itu.

Tapi entahlah mungkin ada pandangan lain, karena kita ini hanya penonton drama yang endingnya saya terbuka dan jalan ceritanya masih sangat terbuka untuk diterka-terka.

Lalu kemanakah kira² Demokrat ini akan berlabuh menawarkan ketumnya ini?


Politik itu munafik dan licik, apa saja bisa terjadi, menipu lawan dan kawan, lawan jadi kawan dan kawan jadi lawan, itulah politik, aktivitas yang menjijikan sebenarnya, makanya saya sebut politik itu sampah!

Mari kita lihat peta dukungan capres cawapres menjelang pilpres, sampai nanti ditetapkan calon yang resmi ke KPU.

Ini opini dari saya pribadi yang tertarik saja berkomentar melihat dagelan yang tengah terjadi diantara salah¹ kubu parpol pengusung capres AB. Jika kalian punya pendapat lain, beropinilah. -cpr

#onedayonepost
#opini
#politikbusuk
#politikmunafik

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Kemarin, si mantan presiden membuat statement drama, seolah-olah beliaunya sudah dikasi tahu banyak orang soal AB, hanya katanya dia gak percaya jeh. Ternyata emang bener.

    Terus juga, baru begini sudah gak jujur, gimana nanti.

    Waduh pak mantan, cara anda berpolitik itu saja sudah nunjukan politik itu busuk.

    Anda diingatkan rakyat gak dengar, tapi kalau anak anda berkuasa makin gak dengar lagi, merasa pilihannya paling benar. Giliran merugi baru percaya kata orang, anda itu lucu pak mantan.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6