Akhirnya setelah saya mendapatkan slot parkir inap di Park & Ride Mayjen Sungkono, maka dimulailah perjalanan mudik saya setelah kurang lebih 3 tahun kali ya, sejak September 2019 saya pulang ke Cirebon, lalu menetap di Pandaan, baru ini April 2022 saya bisa kembali menengok kota lahir.
Agak PeeR juga waktu mau menuju lobi depan, karena aksesnya harus dari luar, gak bisa dari dalam. Dari lantai 3 ke lantai 1 itu ada 2 akses, lift dan tangga.
![]() |
Kalau ini akses tangganya, kalau mau olahraga bisa pakai tangga, turunnya di posisi sebelahan sama lift koq. |
Start liburan saya dimulai dari Mayjen Sungkono, Surabaya. Dari sini saya menuju Stasiun Gubeng dengan menggunakan transportasi online, ojol. Menunggu jemputan di lobi Park & Ride Mayjen Sungkono.
Ini saya bagikan suasana perjalanan pagi, semuanya untuk nostalgia saja dilain waktu nanti.
Sayangnya tidak ada angkutan trans Surabaya yang mengantar ke stasiun, seharusnya kedepannya ada angkutan yang mengarah ke objek² tersebut.
![]() |
Ini suasana stasiun dipagi hari, sekitar jam 7 kurang. Loket² otomatis pencetak tiket nampaknya tidak bekerja maksimal, ada yang bisa cetak tiket ada yang gak bisa, gak jelas ini, entah eror atau bagaimana gak jelas juga. |
Jam 7 kurang saya sudah standby di stasiun, sambil menunggu jadwal keberangkatan kereta nanti jam 09:22.
![]() |
Ini dia tiket kereta saya hari ini. Perjalanan panjang, baru malam tiba, bakal melelahkan sepertinya. |
Selama 10 jam perjalanan menuju Cirebon, hmm cukup lama sekali, mudah²an tidak membosankan. Cek kuota keliatannya masih banyak, tetapi jika saya gunakan buat nonton Netflix bisa habis juga.
![]() |
08:45 saya masuk check in ke ruang tunggu dalam, di sini lebih adem banyak angin gak kaya di luar tadi panas. Check in hanya andalkan e-ticket saja, tanpa perlu cetak tiket. It's good. |
Untuk syarat keberangkatan kereta ini tidak seribet dulu harus antigen, cukup hanya dengan vaksin saja, kebetulan list vaksin saya sudah sampai booster, 2 vaksin periodik Coronavac/Sinovac + 1 vaksin booster Moderna. Syarat itu dirasa cukup sih.
Sekitar pukul 09:22 kereta sudah berlalu meninggalkan Stasiun Gubeng, cukup ontime sih ya, ya berarti perjalanan panjang yang membosankan siap saya nikmati.
Fasilitas kereta cukup lumayan, pola bangkunya itu 2-2 berhadapan, kebetulan saya dapat pojok, jadinya ya mundur deh ngadepnya. Satu gerbong ini ada 3 AC, suhu ruangannya juga dingin, kalau lihat suhu dithermometernya itu dikisaran 25°C.
Eh ternyata dapat souvenir masker 1 warna putih dan tissue basah ditempatkan dipoch gitu, seperti foto di atas yang saya bagikan. Tidak semua penumpang dapat, sepertinya hanya yang transaksi tiket melalui aplikasi KAI Access. Toh kebetulan tiket ini saya dapat dari flash sale KAI.
Sekitar 11:41 kereta saya sudah tiba di Stasiun Madiun, perjalanan masih panjang. Kalau dihitung waktu sih ya standarlah, bakalan masih lama 😵.
Jam 12 siang perut saya dipaksa lapar, saya tidak membawa bekel apapun, jadi mau gak saya harus isi perut kalau tidak repot misalkan harus masuk angin. Jadi saya coba mencari gerbong restorasi.
Sudah lama sekali saya gak ke gerbong restorasi, selama ini jarang saya jalan² ke gerbong ini, apalagi makan di sini. Tapi karena lapar dan perjalanan masih jauh saya coba ke gerbong restorasi dan memesan makanan.
Saya pesan nasi rendang. Ini nampaknya menu baru yang berbeda, biasanya ya nasi goreng dan nasi campur, tetapi ini nasi padang dalam kemasan. Kita pesan, lalu oleh petugasnya dipanaskan di dalam microwave dan siap untuk disantap. Sekotaknya dihargai Rp 35.000,-.
![]() |
Didalam paket ini terdapat nasi, rendang, sambel, daun singkong, kentang. Saya suka kentangnya, rendangnya okelah gak keras, masih bisa makan. Hanya saja porsinya terlalu sedikit. |
Porsinya sedikit sekali, ya gak kenyang sih, untung saja saya pesan minum, jadi dikenyangkan sama minuman, karena prinsip saya makan itu minimal harus kenyang untuk mengurangi gangguan perut keroncongan.
Sekitar 12:35 kereta saya tiba di Stasiun Sragen, perjalanan masih panjang, sabar², jam 1 saja belum tiba. Perkiraan sampai nanti malam, semoga masih bersemangat untuk bertemu keluarga dan bertemu suasana rumah.
Sekitar 14:00 kereta tiba di Stasiun Jogjakarta, setelah melewati Lempuyangan. Ketika lewat stasiun ini saya jadi seperti dibawa nostalgia beberapa tahun yang lalu, ketika saya liburan ke kota ini, itu kalau gak salah ada dalam cerita cinta jilid I, sedikit membuka 'catatan' lama.
Tiba juga di Purwokerto, kota sejuta kenangan, di sinilah cerita cinta jilid I dibuat, hanya saja tidak terdokumentasi secara baik, belajar dari pengalaman itu pada jilid II semua cerita itu saya simpan dengan baik.
Sampai di Stasiun Purwokerto tadi /6 sore. Suasana khasnya, di sini dulu selalu berikan rasa senang ketima menjemput, rasa sedih ketika mengantar. Saya masih belum bisa mengunjungi lama kota ini (lagi), mudah-mudahan nanti saya bisa berkunjung lagi ke kota ini dan menikmati kenangan² itu, walau ya hanya sebatas kenangan saja.
Sepertinya saya hidup hanya untuk mengenang, tanpa bisa menikmati kenangan itu menjadi realita masa depan, hal yang sama yang terjadi pada cerita jilid II.
Perhentian terakhir adalah Cirebon. Kereta Ranggajati ini merupakan kereta Jember - Cirebon, jadi Cirebon adalah tujuan akhir perjalanan saya kali ini.
Dengan tibanya saya di Cirebon, mengakhiri catatan saya hari ini, perjalanan saya clossed, sekarang saya mau menikmati waktu bersama orang tua. Mudah²an di catatan perjalanan lain saya bisa berbagi seperti ini lagi.
Suatu saat catatan ini akan jadi nostalgia tersendiri yang berharga dimasa yang akan datang. -cpr-
2 Komentar
Cuti = WFH, gak bisa tenang menikmati waktu dengan keluarga.
BalasHapusTahun ini gagal Paskah pulang kampung, kerjaan yang makin ruwet memaksa gak bisa ditinggal, ya mau bagaimana lagi 🥺
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6