Was-was Ketika Berada di Simpangan Lampu Merah

Hidup mati seseorang tidak ada yang tahu, dengan cara apa pun tidak ada yang mengetahuinya selain Yang Maha Tahu. Musibah datang tidak pernah menyapa terlebih dahulu, kita yang harus siap siaga.

Berkaca dari kasus laka lalin terbaru di Balikpapan, truk tronton yang hilang kendali menabrak kendaraan² yang tengah berhenti di simpangan traffic light, dugaan karena rem blong, saya jadi ada perasaan was² ketika berada pada situasi yang sama, dimana pun, terutama pada jalur yang dilintasi kendaraan besar dan berat.

Sebenarnya kasus laka lalin yang seperti ini sudah sering terjadi di beberapa tempat, bahkan di daerah yang saat ini saya tinggal. Lihat foto yang saya ambil di bawah ini, di sini merupakan simpangan kecil dengan traffic light.

Di sini pun pernah kejadian rem blong brak, menabrak beberapa kendaraan, traffic light pun jadi korban, hingga kendaraan terguling melintang di tengah jalan pun pernah.

Di sini saya sering melintas dan menunggu lampu hijau untuk saya melaju berbelok ke kanan, karena ke kanan adalah arah kantor saya.

Sekedar informasi, foto yang saya ambil itu dari arah Malang, dan lurusan saya itu adalah arah Surabaya. Kontur jalan dari arah Malang itu cenderung menurun, karakteristik kendaraan yang melintas di daerah sini adalah kencang, cenderung ngebut.

Cukup beresiko jika lagi ngebut, traffic light merah, pasti akan berhenti mendadak, itu cukup beresiko jika rem blong. Belum lagi ketertiban berlalu lintas pengguna jalan di sini sangat rendah, suka ada yang nyelonong padahal lalu lintas padat.

Saya berpikir jika apa yang terjadi di Kalimantan juga bisa saja terjadi di sini (lagi) dengan cara yang serupa ya tentunya sangat memungkinkan sekali. Apalagi kelalaian berkendara bisa terjadi kapan saja tanpa menyapa lebih dulu. Potensi laka juga bisa saya alami, karena hampir setiap hari saya melintas dan berhenti di traffic light itu sekitar pukul 07:52-07:53.

Jika melihat laka yang terjadi di Balikpapan itu terjadi dihari masih pagi, sekitar pukul 05, sangat mungkin jika terjadi laka dijam sibuk tersebut.

Melihat kerusakan kendaraan yang terlibat laka, walau statusnya adalah pasif accident, artinya kendaraan yang terlibat laka tidak secara aktif, hanya diseruduk, tetapi kerusakannya cukup fatal.

Hal ini disebabkan kecepatan tinggi dan besarnya momentum hentakan ketika terjadi benturan. Bobot besar kendaraan ditambah kecepatan tinggi memberikan dampak benturan yang cukup parah.

Banyak pihak menyayangkan reflek dari supir trailer yang jadi penyebab kecelakaan, kenapa tidak membantingkan stirnya kesisi sebelah kiri, dimana di sana terdapat lahan kosong. Itu jelas akan meminimalisir korban. Banyak orang pun menghujat.

Tetapi jika kita dihadapkan pada posisi si supir, kepanikan pasti ada, dengan kondisi sepersekian detik apa saja bisa terjadi, kealpaan pastilah ada, meski mahir sekalipun.

Komentar menyayangkan ya sewajarnya saja. Kita semua bisa dihadapkan pada keadaan seperti itu, apakah siap? Jangan menghakimi terlebih dulu, ini musibah. Bisa jadi bahan pelajaran bagi kita semua, bahwa mengemudi itu tidak sekedar bisa saja, tetapi banyak hal yang perlu diketahui, skil dan keahilan lain, terutama disaat genting, atau bahkan disaat kita lalai/ alpa, misalnya sedang terserang kantuk berat antisipasi apa yang perlu disiapkan.

Bagi kita pengendara lain yang bisa saja jadi korban, tetap selalu berhati-hati, karena kehati-hatian kita bukan jaminan akan selalu selamat, karena jika orang lain tak berhati-hati, bisa saja kita jadi korban.

Saya dan anda punya potensi jadi korban dan jadi pelaku kealpaan dalam berlalu lintas, sehingga tetaplah bijak berkendara dimana pun juga. Semoga kita selalu dilindungi dalam setiap perjalanan dimana pun kita berada. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar