Apa Lagi Itu Nikah Misyar?

Ketika mendengar kata 'misyar', saya pikir itu sistem nonton bioskop jaman dulu, merupakan singkatan dari 'gerimis buyar' atau 'gerimis bubar' yang disingkat 'misbar'.

Tetapi istilah 'misyar' ini justru akrab dengan pernikahan. Ya di Arab Saudi itu ada dikenal istilah pernikahan misyar ini. Jika di Indonesia yang dikenal hanya yang resmi dan tidak resmi, yang resmi itu yang terdaftar di KUA atau catatan sipil dan tidak resmi itu hanya diakui oleh yang Muslim dengan istilah nikah siri.

Kalau nikah misyar ini apa?

Nikah misyar ini diakui di Arab Saudi, dimana sudah dikenal sejak tahun 1996. Di sana otoritas agama tertinggi Kerajaan Saudi melegitimasi pernikahan ini dalam sebuah maklumat, dimana pernikahan ini sah secara hukum meski tak tercatat di catatan sipil dan tanpa perlu mas kawin.

Pernikahan ini dibuat sesimpel mungkin, dimana tujuannya untuk mereka yang tidak mampu, yang kesulitan membiayai pernikahan yang mahal.

Tujuannya mulia, namun pada pelaksanaannya hal seperti ini justru dimanfaatkan untuk yang mau enaknya sendiri, agar halal soal seksualitas dan berganti-ganti pasangan.

Kalau saya tak boleh menilai ya, standarnya nikah misyar ini dibawah nikah siri, ya ini menurut saya. Pikir saja, praktik nikah siri saja ya di Indonesia itu pada akhirnya dijadikan 'mainan', seperti yang terjadi di wisata nikah di Sukabumi yang pada akhirnya resmi disegel oleh pemerintah daerah setempat.

Resiko terbesar sih pastinya ada dipihak perempuan, karena hanya menjadi objek. Dimana pihak perempuan tidak akan mendapatkan hak² seperti pada pernikahan yang umum. Mereka tidak wajib hidup bersama suaminya.

Jika ini dimanfaatkan mereka yang mencari nafkah menjual diri, itu jadi 'pegangan' mereka tak menjadi target penyakit masyarakat, di Arab Saudi ya. Kalau di Indonesia tidak mengenal itu, pasti tetap sanksi sosial dan hukumnya ada walau dimasukan ke tipiring.


Menikahlah dengan cara yang resmi dan tercatat, jangan sekedar menikah untuk ibadah 'sempit', dalam makna menikah untuk ibadah itu terkandung tanggung jawab yang luar biasa, baik di dunia dan di akhirat nanti. Jadi tak sekedar senang², menyalurkan hasrat agar tak dianggap zinah. Jika pemikiran itu ada di kepala kalian, bahkan pemuka agama sekalipun, terlalu sih menurut saya.

Bagi perempuan, jangan asal nikah ya, hati², walau ekonomi mendesak sekalipun, lebih baik single fighter sampai menemukan yang terbaik untuk hidup mu. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar