Rabu Abu 2021, Masa Pandemi Covid-19

Setahun berlalu, tahun 2021 ini kembali masuk ke masa prapaskah, diawali dengan Rabu Abu pada hari ini, 17 Februari 2021. Tahun lalu, Rabu Abu masih nampak normal, kala itu pandemi covid-19 belum meluas parah, walaupun masa prapaskah tahun lalu sudah dibatasi beberapa protokol, sampai akhirnya Tri Hari Susi Paskah terbatasi.

Sekarang mau gak mau ada kebiasaan baru.Lalu bagaimana awal masa prapaskah tahun ini?

Pagi ini saya misa Rabu Abu di gereja terdekat, Paroki St.Theresia, Pandaan.Protokol kesehatan tetap dilaksanakan seperti awal masa pandemi, mencuci tangan, penyemprotan disinfectan, pengecekan suhu.

Hal yang berbeda soal pengecekan suhu, tidak lagi menggunakan orang, tapi sudah menggunakan alat detektor suhu, jadi umat cukup mendekatkan dahinya ke sensor alat dan suhu terbaca.Tapi ya, detector suhu itu saya lihat kurang akurat -+ 1 derajat mungkin ya.Kembali ke topik.

Misa Rabu Abu tahun ini dilakukan dua kali, pagi pukul 06:00 yang saya ikuti pagi ini dan nanti pukul 18:00. Saya memilih ikut yang pagi, karena sore itu kemungkinan hujan, belum lagi soal kantor.

Pagi ini umat yang hadir cukup banyak, ya tidak kapasitas penuh, tapi ya bangku gereja terisi sesuai kapasitas masa new normal. Umat usia paruh baya juga terlihat hadir, juga ada beberapa kaum muda seperti saya. Kemudian di atas (balkon) juga terisi umat.

Hal yang berbeda di Rabu Abu tahun ini, abu diberikan bukan ditandai didahi, tapi ditaburkan di kepala. Ya ini karena protokol kesehatan, saya lihat Romo dan pembantu imam juga menggunakan sarung tangan karet. Kita semua maju satu-persatu seperti biasa, kemudian ditaburkan di kepala.

Menjelang akhir misa, Romo menyampaikan apabila ada umat yang membutuhkan abu untuk diberikan pada anggota keluarga yang tidak bisa mengikuti misa Rabu Abu offline di gereja, bisa meminta abu yang telah diberkati di sakristi.

Kesempatan ini tidak saya lewatkan, saya selesai misa langsung menuju sakristi, meminta abu, ada umat lain pun minta abu untuk anggota keluarga mereka yang tidak bisa ikut misa offline, jadi kan ikutnya misa online, penandaan abu bisa diberikan dari abu yang dibagikan ini. Diberikan diplastik klip kecil, abu secukupnya untuk keluarga. Saya mengambilnya untuk ibuk dan MVA, siapa tahu mereka gak misa offline, hanya online, abu itu bisa digunakan sebagai sarana penanda bahwa hari ini Rabu Abu, awal masa tobat, prapaskah 2021.


Sayangnya saya tidak mengambil dokumentasi, abunya juga gak saya dokumentasikan, karena selesai misa itu jam 07:15, saya langsung bergegas ke rumah MVA untuk memberikan abu itu, terus langsung ke kantor. Pagi ini tidak sarapan, ya pantang dan puasa dimulai hari ini.

Segitu saja, sharing tentang Rabu Abu tahun ini. Bisa jadi pengingat dan nostalgia diwaktu yang akan datang. Selamat menjalankan puasa dan pantang, Tuhan memberkati kita semua. -cpr-


Posting Komentar

0 Komentar