Bermimpi Jadi Jiban di Ending Mimpi

Setelah sekian lama saya tak mencatatkan mimpi saya karena daya ingat yang menurun. Selama ini setiap kali mimpi, pas bangun mau ingat-ingat itu sulit sekali, mungkin pas mimpi itu masih tengah malam, jadi pas bangun jadi lupa.

Kali ini saya mimpinya mungkin ya diakhir menjelang pagi dan saat saya mau bangun, jadinya masih keingat. Konstruksi mimpi ini ada yang bisa saya jelaskan, ada yang.tidak.

Dari dunia nyata dia memasukan sketsa Warung Penyetan Pak Eko yang biasa jadi langganan saya makan. Lalu kemudian karakter yang ikut ke dalam mimpi saya tadi adalah beberapa orang rekan kerja dari Depart. Registrasi, ada dua orang yang saya ingat tapi gak bisa saya sebut namanya, inisialnya saja S dan N. Sebenarnya ada beberapa orang lagi tapi saya lupa dia siapa.

Yang saya tak bisa jelaskan adalah, koq bisa² nya saya ini jadi jiban. Tahu kan itu superhero Tokosatsu, Jiban. Polisi robot kalau tidak salah. Jadi, pas terakhir sebelum saya bangun, saya sempat fight dengan penjahat itu dengan iringan backsound Jiban.

Bagaimana ceritanya, coba saya ingat² kembali dan saya tuliskan dibawah ini?

Suatu waktu, entah ada acara apa, saya ini ikut rombongan ini makan di suatu tempat, saya ingat ini tempatnya memang tidak mirip dengan Warung Penyetan Pak Eko, tapi saya yakin ada ciri yang meyakinkan saya bahwa ini penjualnya Pak Eko.

Kita pesan makan deh di sana, sambil menunggu makanan datang entah tiba-tiba kenapa itu ada tanah ambles atau apa gitu. Saat itu kita semua lagi asyik ngobrol. Nah tanah ambles itu ternyata terjadi di atas sebuah galian, yang ternyata di dalamnya ada mayat² atau jasad yang sudah terpocong. 

Pocong² ini dikuburkan memanjang, jadi seperti polisi tidur gitu memanjang. Nah amblesan ini bisa langsung kita lihat, saya sendiri bisa langsung melihat wajah dari jasad² itu, sampai wajahnya saya masih bisa lihat.

Saat itu jadi takutlah kita semua. Sampai akhirnya kita tanya dan cari tahu, waktu itu entah ada mbok-mbok, entah dia dari mana, entah dari penjaga warung makan yang kita makan tadi atau dari mana tidak tahu.

Dia cerita, bahwa ini ulah dari calon ketua RT. Jadi ada orang yang mau jadi ketua RT (kembali) tapi menghalalkan segala cara, dan yang dikuburkan di bawah itu adalah korban² nya ini.

Gak lama si mbok ini lagi cerita, tiba² datanglah bapak RT ini dengan menodongkan tembakan dan dor menembak si mbok itu. Wah langsung deh chaos, yang laki² di sana berusaha melawan si bapak ini, dengan lempar kursi atau menggulingkan meja.

Karena takut tertembak, kita mundur terpojok masuk ke sebuah ruang dengan pintu model gerbang gitu. Tapi di luar si bapak itu mencoba mendobrak dan sambil menembakan senjatanya. Saya saat itu berlindung dibalik pintu menahan.

Rasanya gak kuat itu menahan pintu itu dari dobrakan si bapak penjahat itu. Cewe² saat itu ya mencoba membuat si mbok bertahan agar tidak mati.

Saat terpojok saya merasa tak kuat, saya gak tahu ya tiba² nekad dengan menendang gerbang tadi supaya si bapak penjahat ini menjauh. Saat saya melakukan itu munculah backsound Jiban, saya sempat keluar dan bertarung dengan bapak penjahat. Namun entah kenapa ya, selalu dan selalu, kalau di dalam mimpi ketika memukul lawan itu seakan tidak kena, dan tidak berefek apa², padahal itu sudah power full.

Saat saya kembali mau menghajar bapak penjahat itu saya terbangun, mimpi pun buyar. Saya lihat jam ternyata sudah jam 6, saya kesiangan ini.

Ya begitulah cerita mimpi saya menjadi seorang Jiban tapi hanya sebentar, dan saya tidak bisa melihat diri saya dalam kostum Jiban itu. Tapi saya merasa, saya saat itu berubah menjadi Jiban. Wah-wah, itu dari mana ya sketsa Jiban masuk ke dalam mimpi, padahal ya saya tidak membahas tentang Jiban atau sejenisnya.

Catatan mimpi ini coba saya ingat dan saya catat, kebetulan ya memang masih bisa saya ingat, jadi saya gak perlu usaha ekstra untuk mengingat dan mencatatnya. Kalau ada mimpi lain yang sulit saya catat ya saya lewatkan itu.

Iya bisa jadi catatan nostalgia sih, kalau besok² iseng membaca tulisan ini, lucu juga ya ternyata, bisa lho jadi Jiban walau hanya di dalam mimpi. Segitu saja catatan mimpi yang sudah lama tak pernah saya lakukan.-cpr-