Berasa Menjalankan Misi Game GTA

Tidak direncanakan, begitulah touring sore ini, Pandaan - Mojokerto PP. Saya merasa sedang melaksanakan misi seperti digame GTA. Emang si saya belum pernah main game ini, tapi karena sering nonton channel youtube tentang game ini, seakan-akan merasa apa yang saya lakukan ini seperti itu. 

Jadi, misi ini dadakan. Ibu Direktur ini minta sampel obat, sebenarnya permintaannya sudah sejak pagi sih. Sudah coba dicarikan oleh operator pembelian lapangan, dicari ke tiap apotek di Pandaan hingga Surabaya, tapi gak ketemu.

Suasana menjelang senja, ini sudah masuk jalur arah Mojokerto, di sini aspalnya sudah gak asyik. Kalau mobil shock masih bagus gak akan berasa. Kasian kalau mobil tua, aduh bisa kram itu perut. Untung SiDat masih oke.

Ada sih ketemu satu, mintanya 2 jenis obat. Yang ditemukan justru bukan yang pentingnya, alhasil budir ini minta lagi, segera. 

Sore hari padahal jam kerja sudah selesai, masih hunting, telepon itu outlet Kimia Farma sekitaran Pandaan, dari Pasuruan, Malang, Sidoarjo, Surabaya hingga akhirnya nyantol di Mojokerto, di sana ada dijual yang saya cari. 

Hmm, sebenarnya obat apa sih yang dicari? 

Obat yang dicari adalah vitamin, Vitamin A 100.000 IU dan Vitamin A 200.000 IU ex. Kimia Farma.

Vitamin ini lho yang dicari, barangnya langka sekali di toko fisik. Kalau online mah ada saja, tapi kan harus nunggu waktu untuk datangnya. Karena ini butuh urgent. 

Sayangnya kedua suplemen vitamin ini tidak mudah dicari. Meski ex. Kimia Farma yang jaringan apoteknya ada di mana-mana, tapi barangnya sulit dicari, bisa dikatakan langka. 

Terbukti dengan mendatangi setiap outlet Kimia Farma itu tidak ada stok, ketika ditanya mereka pun tidak tahu. Outlet KF besar pun belum tentu ada. Rejeki saya, pas ada di KF di Kota Mojokerto. Itu pun hanya ada satu botol dan baru datang. 

Akhirnya saya pergi ke sana untuk mendapatkan barang itu, menunggu besok sama saja menghilangkan kesempatan untuk dapat. Alhasil harus PP, start pukul 16:30 sampai tiba kembali di  Pandaan pukul 19:30, total kurang lebih tiga jam. 

Sebenarnya jaraknya tidak terlalu jauh, < 50 kilometer sekali jalan. Jika rata-rata kecepatan dipanteng di 50km/jam saja itu hanya makan waktu sejam. Yang jadi masalah, jalan Pandaan ke Mojokerto itu jujur saya gak suka. #sampah

Kalau jalannya diisi mobil pribadi, jalan segitu masih cukup. Tapi kalau sudah bersama truk berat, trailer dan tronton itu jadi gak muat, mana mereka lambat kaya siput 🐌, kesal kan buang waktu di belakang mereka. Jadi gimana cara nya harus segera di overtake. 

Jalur itu kan sebenarnya jalur untuk kendaraan lintas kota, banyak kendaraan angkutan besar yang melintas. Tapi infrastruktur jalannya itu gak jelas. Marka jalan minim, kemudian kontur jalan tidak rata. Yang parah itu pembagian badan jalannya tidak adil. 

Memang jalur dibagi dua lajur, satu lajur harusnya dapat dua jalur, ini sih tidak, jalur itu masing-masing hanya dapat jatah 1,5 lajur doang. Jadi begini. Misalkan kita melaju, di depannya ada kendaraan lambat, kita itu tidak bisa menyalip dengan aman, karena mau nyalip dari kanan marka jalannya "garis tegas", alhasil ketahan di belakang.

Akses menyelip hanya ada di kiri jalan, lajur sisanya. Sayangnya luas lajur sisa ini tidak standar, ukurannya kecil mepet seukuran badan mobil pribadi, bahkan lebih kecil. Belum lagi dikurangi ada motor yang melintas di sisi sempit itu.

Ini sudah masuk wilayah Kota Mojokerto

Kondisi ini yang memperlambat laju dan membuat perjalanan jadi lebih lama. Jujur saja, saya dibuat jengkel ketika menyalip kendaraan lambat, baik truk maupun kendaraan pribadi. 

Tidak rekomendasi sih jalan ini. Tapi entahlah seharusnya Dinas Perhubungan sudah menambah badan jalan ini supaya layak, jadi di genapkan saja jadi 4 lajur, dua kiri dua kanan, itu baru adil. 

Sehingga kendaraan yang ingin cepat bisa menyalip, dan kendaraan 'siput' ya harus di posisi lajur lambat, jadi tidak menghambat kendaraan lain yang butuh cepat. 

Beberapa kali saya tertahan sama truk dan kendaraan pribadi yang lambat. Alhasil jadi buang waktu percuma, ditambah lagi hambatan lain dari perilaku pengguna jalan lain, pemotor yang lawan arus, menyebrang sembarangan, itu mengganggu pengemudi lain yang sudah di jalurnya, akhirnya terdistrak.

Harusnya ya, itu jalur dilebarkan sekalian, jadi ada ruang untuk kendaraan lain menyalip lebih aman, dan untuk motor disediakan jalur lambat supaya tak mengganggu mobil dan truk.

Ini dia KF nya, ini dia tujuan jauh-jauh ke Mojokerto

Resume perjalanan ini bisa dilihat dicatatan di bawah ini. Total berapa kilometer, total biaya bensinnya kira-kira berapa. Bisa dilihat di bawah ini:
Total jarak: 97 km (43-54) 
Waktu tempuh: 3 jam (16:30 - 19:30) 
Kecepatan max: 70 km/jam (perkiraan)
Isi BBM: Rp 50.000,- (real BBM Rp 49.470,- sampai Rp 57.080,-), perkiraan rata-rata 1:13,5Km/1:15Km.

Ini jadi pengalaman pertama saya menjelajah kota Mojokerto. Kotanya tidaklah besar, dan saya tak melihat keramaian seperti layaknya Malang, Sidoarjo dan Surabaya. Mungkin kalau saya boleh katakan, suasananya sekilas mirip Kota Pasuruan.

Satu catatan  saya ya di kualitas jalannya. Itu yang paling menyebalkan selama perjalanan. Andaikan ke depannya luas jalannya diperbaiki akan lebih baik.

Cek jam, sampai KF ya jam segini. Masuk kota itu 18:45 kalau tidak salah. 

Ini dia vitamin yang saya cari, harganya cuma Rp 31.000,- per botol. Bayangkan, harus jalan jauh menempuh jarak 97 kilometer. 

Sepanjang perjalanan, supaya tetap terjaga, saya membayangkan jika ini adalah permainan GTA. Ingin saya singkirkan itu truk dan mobil yang menghambat perjalanan. 

Mereka yang lambat ini gak tahu diri untuk minggir. Jika tadi itu games GTA ingin rasanya menyingkirkan mereka entah di parkir di pinggir jalan atau dor saja itu pengemudinya, mengganggu. Agak sikopat sih, tapi ya namanya juga games. 


Melintas jalur ini sebenarnya saya sudah 3x sama saat ini. Testimoni saya masih sama, tak ada perubahan. Seharusnya, jalurnya disamakan atau distandarkan bahwa jalur luar kota antar kabupaten kota diberikan ukuran badan jalan standar. 

Bayangkan kondisi ini terjadi saat mudik, yang ada bisa buang waktu di jalan karena kehambat kendaraan lambat. Mau nyelip susah, stay di belakang waktu jadi terbuang.


Ini yang saya sukai tinggal di daerah daripada tinggal di ibukota. Di sini saya bisa melintas ke daerah lain pulang pergi dalam waktu yang singkat. 

Mau ke Malang, Sidoarjo, Pasuruan, Surabaya, Gresik, Mojokerto, Jombang, Kediri itu bisa dilakukan pulang pergi. Estimasi waktunya itu normal, realistis. 

Bayangkan kalau di ibukota, mau ke antar Jakarta saja bisa habiskan waktu berjam-jam, lelah di badan dan macetnya buang banyak energi, dari bensin hingga fisik. Apalagi ke daerah penyangga seperti Bekasi, Depok, Bogor, Karawang, Cianjur. Secara peta dekat, tapi dijalani itu sengsara, dan gak mungkin PP. 


Ya begitulah catatan  perjalanan saya hari ini. Beruntung saya masih ada kesempatan mencatatkan ini semua. Setidaknya buat catatan nostalgia. Sekian dulu deh catatan unfaedah kali ini. 

Semoga jalan lintas ke Mojokerto ini segera dinormalkan seperti jalur Surabaya Malang atau sebaliknya. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar