Nonton Demo Ricuh, Bikin Emosi

Saya kesal dan jengkel pada DPR dan pemerintah, atas disahkannya rancangan undang-undang omnibus law cipta kerja tidak dengan sosialisasi yang masif.

Memang undang-undang ini banyak sedikit pro ke pengusaha. Tapi mau bagaimana lagi, mereka yang punya modal untuk menyelenggarakan dunia usaha, pekerja dan buruh adalah bagian dari itu, saling membutuhkan. Tapi kita juga harus sadar porsinya. 

Pemerintah harus ada di sana melindungi ketika ada perusahaan nakal, itu fungsi pemerintah yang selama ini belum ada terasa pengaruhnya. Ditambah lagi, kita lebih banyak pasrah ketika terjepit kebutuhan dan pekerjaan. 

Hari awal demo, tidak begitu rusuh. Eh hari ini, menjelang akhir mogok tiga hari, mulai deh rese, rusuhnya keluar. Padahal saya sudah berpikir, uih bangsa ini agak dewasa sedikit, tumben. Eh ternyata, emang masih sama saja, #jongkok juga.

Bisa tidak demo tanpa merusak, yang menarik simpati, bukan seperti ini yang malah menarik makian ke mereka.

Ilustrasi | source: IG @dr.tirta

Hari ini, melihat kelakuan pendemo yang rusuh di berbagai kota justru makin jengkel. 

Awalnya yang simpati pada buruh dan pekerja, karena saya juga pekerja, melihat kelakuan penyampaian pendapat dengan cara seperti itu, rasanya mereka pun gak ada bedanya dengan si DPR dan pemerintah. 

Gak sadar apa, kita ini sudah dalam kondisi sulit, belum lagi pandemi yang belum berakhir, bisa-bisanya melakukan perusakan. 

Apa yang dirusak itu dibiayai dari dana yang kita semua bayarkan. Bukan dari uang anda saja hei para buruh! 

Saya percaya, ini gak semua buruh ada di sana. Di dalamnya pasti ada anak-anak sekolah yang harusnya study from home, guna mencerdaskan diri mereka kelak, malah ikut-ikutan rusuh. 

Lainnya mungkin preman dan pengangguran yang iseng-iseng gak da kerjaan, ikut-ikutan. Momen begini, kapan lagi mengekspresikan diri rusak sana-sini. 

Entahlah gak ngerti cara berpikir mereka perusak fasilitas. Lihat halte Transjakarta yang baru direvitalisasi dirusak, fasum sepeda umum dirusak dibakar.
Belum lagi fasilitas lainnya, yang kadang itu dibangun dari hasil korupsi, disia-siakan gitu saja. Untuk membangunnya saja sudah mengorbankan keprihatinan kita, eh mereka ini perusuh hanya bisa merusak. Kalau boleh dicek, mungkin kontribusi mereka itu nol untuk apa yang telah mereka rusak. 
Tanya ke mereka perusak, berapa pajak yang mereka bayar? 

Lihat kelakuan sampah perusuh itu rasanya gemes. So, daripada kebawa kesal melihat kelakuan mereka, lebih baik matikan televisi dan abaikan berita.

Lebih baik nonton youtube, recap film-film, sambil berdoa semoga bioskop cepat buka, supaya karyawan bioskop dapat kembali bekerja dengan normal dan kita pun bahagia. 

Covid-19 enyahlah kau bersama para perusuh yang tak tahu diri. Perjuangan mu tak akan pernah dihargai, jika untuk meluluskan keinginanmu dilakukan dengan merusak! Anda itu sampah! Tempat mu di pembuangan sampah akhir! -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar