Merubah Pola Hidup dalam New Normal

Saat ini kita harus menerima kenyataan, bahwa kita yang hidup disaat ini menjadi saksi sejarah dunia, mengalami hidup bersama pandemi yang mengguncang dunia. Sebelumnya dunia sudah pernah mengalami pandemi seperti wabah hitam (1346), lalu kemudian flu spanyol (1918). Saksi-saksi sejarah yang mengalami wabah-wabah itu mungkin saja sudah tidak ada saat ini.

Selalu ada yang berubah setelah terjadinya wabah. Karena manusia akan berusaha bagaimana lepas dari wabah itu. Seperti yang kita alami saat ini, covid19 mau tidak mau dilawan dengan protokol kesehatan ketat.

Setelah diawal pandemi ada kebijakan lockdown di beberapa negara, di Indonesia memilih strategi PSBB (pembatasan sosial skala besar), hingga pada akhirnya kini kita harus dihadapkan pada tatanan kehidupan normal baru (new normal).

Ilustrasi source:.tribunewsmaker

Jujur sih covid19 ini meluluklantakan sektor ekonomi. Membuat ekonomi biaya tinggi. Lihat saja satu sektor misalnya transportasi, karena ini akan berimbas ke sektor lainnya. Mau pergi ke luar kota, sekarang kita harus menyediakan surat sehat, yang tak sekedar sehat, harus ada test covid19, baik rapid test atau swab test. Biayanya itu yang tidak murah, malah biaya tiket jauh lebih murah dari testnya.

Repotnya test ini belum menjamin akan terbebas dari covid19, jadi resiko terpapar pasti ada. Mungkin kondisi seperti ini akan terus bertahan sampai ditemukannya vaksin. Sampai kapan, tidak ada yang tahu untuk saat ini. Yang pasti peneliti dari berbagai negara sedang berjuang menemukannya.

Protokol kesehatan sebenarnya ya baik adanya dan itu memang sudah seharusnya dilakukan kita untuk menjaga kebersihan pribadi, dan lingkungan. Kebetulan adanya covid19 ini, banyak hal yang menjadi perhatian, tambahan, supaya penyebaran covid19 bisa dibatasi.

Pola hidup new normal saat ini akan merubah banyak kebiasaan kita. Saya sendiri merasakan itu, hal-hal kecil, sudah mulai terasa perubahannya.

+ Mesti rajin cuci tangan, dengan sabun
+ Menggunakan masker setiap saat, terutama saat berada di luar rumah
+ Menggunakan face shield, sarung tangan dan APD lainnya sesuai kebutuhan
+ Berjemur matahari setiap pagi
+ Menggunakan dan membawa handsanitizer kemana saja
+ Rajin mencuci pakaian setelah dipakai berpergian, walaupun baru sekali pakai
+ Menjaga jarak dengan siapa pun
+ Menghindari bersalaman, cipika-cipiki atau berpelukan saat berjumpa dengan kerabat, kawan atau sahabat atau kolega
+ Tata tertib bersin, batuk, meludah sangat diperhatikan prosedurnya
+ Tidak lagi bisa sembarang mengusap wajah, ketika kita lelah, ngantuk atau gatal atau alasan apapun
+ Rajin konsumsi obat atau multivitamin, demi menjaga daya tahan tubuh
+ Beribadah (pembatasan jumlah umat, pembagian berdasarkan wilayah)
+ Cara penguburan orang meninggal
+ dsb.

Adakah yang lain? Mungkin ada yang bisa menambahkan? Kalau ini yang saya rasakan dan alami sih, hal-hal itu berubah sih dari yang biasa cuek, santuy, kalau sakit ya sakit biasa saja. Namun sejak ada sakit yang mewabah seperti ini, semuanya berubah.

Keyakinannya sih manusia pasti bisa menghadapi kondisi seperti ini, tapi tentunya ada yang harus dikorbankan, baik korban jiwa yang sudah tumbang karena covid19, korban materi secara ekonomi dan banyak hal lain yang harus dikorban ketika pandemi dan masa melewati pandemi ini.

Semoga dalam waktu dekat segera ditemukan vaksin dan obat untuk covid19, sehingga dunia bisa kembali tersenyum. Hendaknya manusia bisa mengambil banyak pelajaran berharga dari penyakit-penyakit yang berpotensi mewabah dikemudian hari. Kembali sadarlah akan lingkungan, dan sadarlah, jangan jadi manusia bar-bar. Semoga kita bisa, jika dihadapi bersama dan kompak, mengikuti prosedur kesehatan yang ada. -cpr-

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kalau naik kereta gak boleh ngobrol saat new normal. Rasanya gak ada cerita berkenalan dan berbincang dengan gebetan baru di sana, perantaranya gadget paling. Kalau dulu ada cerita, sepasang kekasih yang dipertemukan dengan kenalan di atas kereta. Kalau sekarang, skenarionya diubah sedikit, melalui gadget.

    BalasHapus
  2. Ada nya SE (Surat Edaran) untuk karyawan Jabodetabek akan ada berangkat ngantor 2 shift, spy gak jadi penumpukan di moda transportasi vital, KRL.

    Akankah efektif?

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6