Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Menjelang akhir tahun, kita dapat membaca berita tentang aksi gaya-gayaan seorang pengusaha kaya berpistol dan bermobil mewah. Yang aksinya melibatkan dua orang anak SMA.

Pengusaha 'koboi' itu melakukan aksi jedar-jeder ketika menakuti anak sekolahan di jalan akhirnya dikenai sanksi, pelaku ini mendapat gelar 'tersangka'. Yang dianggapnya telah menyinggung si pelaku.

Polisi akhirnya bertindak dan menangkap pelaku. Untungnya sih, si pelaku ini merupakan anggota resmi dari Perbakin, kemudian senjata api yang dimilikinya pun berijin resmi. Tapi sayangnya, sikapnya yang tak mampu mengelola emosi dengan baik membawanya ke jeruji besi dengan ancaman hukuman setahun penjara.

Untungnya lagi, mobil Lambo mewah yang dikendarainya itu memiliki surat-surat resmi yang jelas. Itu keberuntungannya ditengah duka yang sedang dialaminya.

Tapi, jangan senang dulu, polisi ternyata mencari tahu lagi 'kesalahan' lainnya. Biasanya, pemilik mobil mewah selalu punya trik akal-akalan soal kepemilikan kendaraan tersebut, masalahnya soal pajak. Jadi, ternyata, kepemilikan Lambo orange tersebut diatasnamakan orang lain, yang bekerja sebagai buruh, seorang warga Cipulir.


Biasa modus kaum OKB nanggung, ingin nampak tersohor tapi berat bayar pajak. Beli mobil mewah, arogan tapi ternyata penunggak pajak. #satir
Kesialan lagi si tersangka, selain aksi 'koboi' ini, si pelaku ini diduga mengkonsumi tumbuhan narkotika yang dilarang di Indonesia yaitu ganja. Hal ini otomatis bisa jadi dakwaan baru soal narkotika.


Belum usai urusan-urusan di atas. Si adik tersangka setelah kejadian 'koboi' itu menggunakan Lambo orange, dan kecelakaan, si Lambo jadi ringsek. Usut punya usut, pengemudi diduga mabuk.


Akibat kecelakaan itu, polisi akhirnya makin membongkar 'borok' si tersangka, dari kepemilikan kendaraan, dari sisi surat-surat dan perpajakan serta lain-lainnya.


Hasil penggeledahan di rumah tersangka ini, polisi menemukan hal lain, yakini kepemilikan tujuh pucuk senjata api ilegal diantaranya senjata laras panjang jenis AR16, M16 yang sudah dimodifikasi  menjadi M4, M4 dan shotgun, jenis pistol Glock dengan peredam suara, berikut juga amunisi dan granat aktif. Kesemuanya tidak berijin.


Permasalahan senjata ini masih didalami polisi lagi, dan ternyata senjata ini diperoleh dari anak dari Ayu Azhari, Axel Djody Gondokusumo (ADG), dimana senjata yang dijual adalah milik pribadi ADG.


Tak hanya itu, ditemukan pula empat hewan langka diawetkan. Diantaranya harimau sumatera, burung cenderawasih, rusa bawean sebanyak dua ekor. Temuan ini jadi catatan BKSDA DKI Jakarta. Pastinya akan jadi tambahan masalah bagi si tersangka.

Baca juga: Temuan Polisi di Rumah Pemilik Lamborghini Oranye, Ada 4 Hewan Langka Diawetkan

Jadi, jika diibaratkan, si tersangka ini bak sudah jatuh tertimpa tangga pula. Amboi ina, apesnyo si tersangka ini. Ya itulah, buah dari arogansi, songong bin sombong. Pada dasarnya manusia itu punya banyak salah, itu pasti, tapi karena tingkahnya sendiri malah akhirnya jadi panjang urusannya.

Entah akan ada kasus apa lagi yang terbongkar dari kasus per kasus yang dikembangkan oleh polisi sampai saat ini. Padahal, awalnya saya memulai catatan ini diakhir Desember 2019, tapi seiring waktu kasus ini terus berkembang sampai si tersangka ini jadi kena beberapa pasal hingga lapis-lapis. Kalau kue lapis enak dimanak, manis-manis, lha ini pahit-pahit.

Seandainya, si tersangka ini tidak memulai kesombongannya di jalan, maka tidak akan panjang seperti ini. Walau lambat laun, kepolisian dan dinas perpajakan akan tahu soal kepemilikan kendaraan mewah yang tidak sesuai kepemilikannya, tapi dengan cara sombongnya itu, pihak terkait jadi tahu lebih cepat. Ya bagus sih, membantu petugas mengendus kasus.


Kasus ini bisa jadi bahan pelajaran kita semua. Siapapun kita, kaya apalagi miskin, berpangkat atau apalagi tak berpangkat, tidak ada gunanya angkuh, sombong, arogan, emosian dan merasa diri paling hebat ketika dimanapun berada, mau di jalanan, di perumahaan, di sekolah, di tempat wisata, di mana pun, hendaklah bersikap santun, rendah hati, ramah pada siapapun. Hadapi tiap masalah, singgungan, sengketa dengan kepala dingin.

Contoh yang sederhana sering kita jumpai, sudah hanya orang biasa, tapi tingkahnya kemlitak. Ini sering ditemui di jalanan, pemotor-pemotor yang suka lawan arus. Dari kelakuan pemotor ini bisa dilihat, siapa sih mereka, tapi tingkah arogannya ketika salah, ditegur malah lebih galak.

Itu sama seperti tingkah laku tersangka. Hanya saja, karena kasusnya lebih kecil mereka ini bak 'lalat' yang mau tidak mau hanya bisa digibas. Baru menjadi masalah ketika ada kasus besar, tertabrak hingga terburai viral.

Saya sih hanya berharap, manusia-manusia seperti contoh buruk yang tersebut di atas pada waktunya nanti mendapatkan karmanya, sudah jatuh tertimpa tangga. Hanya itu yang bisa diungkapkan dalam hati, ketika melihat arogansi manusia jaman sekarang di jalanan.

Ramah, senyum, tegur dan sapa adalah cara terbaik bersosialisasi dengan siapapun dimana saja, tak memandang SARA, kasta, jabatan dan lainnya. Karena kita semua manusia, sama dimata Tuhan. Kita pun sadar punya kesalahan. Berusahalah paling tidak jangan merugikan orang lain.

Semoga saja, banyak kasus yang terjadi belakangan menjadi pelajaran buat manusia-manusia yang sadar dan mau berubah, bagi yang belum seperti mereka tetap teguh menjadi manusia yang baik dan benar. Berusaha jadi lebih baik, itu lebih baik, daripada menjadi manusia kebanyakan. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar