Rejeki Senin, I like Monday. Setelah Minggu sore kemarin jajan di rumah makan steak, kali ini saya diajakin kuliner lagi ke Shao Kao Surabaya. Saya lupa itu di daerah mana, tapi yang jelas di Surabaya ada dua outlet, yaitu Manyar dan Citraland.
Apa si Shao Kao ini? Saya juga tidak tahu awalnya ini resto apa. Yang pasti resto ini menjual makanan seafood ala Chinese. Kalau dari Wikipedia, istilah "shaokao" atau "shao kao" terjemahannya "barbekyu". Di China sendiri, shao kao ini mudah ditemukan di pinggiran jalanan, terutama saat pasar malam. Dijajakan di kedai pinggir jalan, terkadang juga menyediakan bir sebagai pendamping hidangan. Shao kao biasanya dihidangkan dengan cara disate, dengan bumbu pedas. Karena sate-sate itu akan dibakar sebelum dihidangkan.
Nah, dari informasi Wikipedia itu, di resto Shao Kao Surabaya ini saya menemukan hal yang sama. Ketika datang, sebelum memilih tempat duduk, kita memilih beragam sate yang akan kita santap. Ada beragam sate, macam suki-suki, hingga telur gulung, bahkan sate babi, ayam, kambing juga ada, sate brokoli, sate buncis, sate jamur enoki juga ada. Lihat saja digambar yang saya ambil ketika di TKP.
Setelah memilih, sate pun dibakar. Tidak kita bakar sendiri, tapi dibakar oleh kokinya. Sampai ke meja kita itu sudah siap makan. Entah mau pakai nasi putih atau hidangan lainnya.
Kalau saya bandingkan, ya misalkan kebiasan orang-orang kita itu seperti angkringan gitu lah. Dulu angkringan ala Jogja, paling makanan gorengan dan sate-sate sederhana, puyuh, kerang. Tapi sekarang ragam satenya semakin banyak, mirip-mirip suki-suki atau Shao Kao ini.
Baca juga: Angkringan Depan Stasiun Tanggulangin
Kita menunggu 15-20 menit, hingga hidangan datang. Untuk harga per satenya saya kurang tahu berapa, tapi kisarannya Rp 5.000,- sampai Rp 15.000,- per tusuk, kebetulan yang diinformasikan dan saya lihat didaftar menu hanya makanan lain dan minuman. Tersedia juga minuman lain, lihat gambar.
Soal rasa? Saya suka bumbu bakarannya. Semua bumbu bakar itu menggunakan bumbu yang sama, tidak dibedakan. Bumbunya meresap disetiap hidangan satenya.
Ini berbeda dengan sate-sate yang saya makan di angkringan, meski warnanya coklat tampak meresap, tapi pas disantap biasa saja.
Bumbu, sate dan nasi putih sangat pas, jadi jika saya disediakan nasi putih satu centing bakulan, bisa saya habiskan. Pokoke enaklah bumbunya, saya suka.
Baca juga: Shao Kao Surabaya, BBQ ala China
Seperti yang diulas dipostingan di atas, memang Shao Kao Manyar ini menyajikan tempat makan yang nyaman. Kebetulan, pengalamannya juga datang pas jam makan siang, jadinya situasinya cukup nyaman, tidak crowded.
Sebenarnya menu yang disajikan ya mirip-mirip seperti di resto all you can eat. Tapi, saya rasa rasanya mantab ini. Kita langsung makan saja, tidak repot. Kalau di resto all you can eat memang sensasi memanggang yang ikut dijual.
Resto ini bisa jadi rekomendasi kalau mau kongkow dengan teman, karena tempatnya asyik. Ada indoor, outdoor, dan lantai di atas.
Ya sekian dulu catatan saya. Saya tidak banyak dokumentasi, karena datang ke sini tidak banyak waktu, hanya makan dan selesai, maklum namanya pekerja, waktu makan siang hanya 60 menit, karena harus kembali bekerja. Setidaknya catatan ini cukup jadi bahan nostalgia dilain waktu. Salam jajan! -cpr-
13 Komentar
Ini emang happening banget ya mas dimana-mana
BalasHapusMakanan makanan yang disajikan dalam tusukan terus dipajang dan pembeli tinggal pilih mau makan yang mana
Tinggal digoreng atau rebus sebentar, terus disiram saos
Udah bikin prang-orang bahagia wkwkwkw
Ala-ala begni lagi happening, sampai angkringan jg pakai cara ini. Tp dl di tempat asalny, cara bgni sdh ad, mybe bru sampai Indonesia belakangan dan jd hits
Hapussemua serba dengan tusukan yah terus dipanggang
BalasHapusIy, tp dsni yg bikin enak bumbu ny, ngeresep
Hapusduww ada sate brokoli. gak kebayang sih rasanya bakal kayak apa..
BalasHapusEnak tw mb, bumbu ny mantab.
HapusBrokoli goreng aj enk, sy dl gk sk brokoli,jd ska krn diolah bgni hihi #yummy
Brokoli ini kalau di panggang taruin keju di atasnya bakal enak banget....
HapusRasanya jadi nano-nano, manis asin ya
HapusSebagai penyuka makanan lite begini, aku langsung kepingin.
BalasHapusAku suka sekali segala makanan yang dibakar atau istilahnya grilled, ya?
Bener, angkringan khas Jogja begini. Bahkan nasi kucing yang dibakar itu aromanya mengundang selerah. Jadi ingat masa bujang, 7tahun lalu doyan nongkrong di angkringan, hehehe
Lezat, sambil nongkrong dan bercengkrama dengan teman dan sahabat, itu muantab kale ;)
Hapustusuk2an kek gini ane demen bgt, kaya di dokar (dodolan bakar) di transmart.. syedaaaap.. banyak pilihan pula...
BalasHapus-Traveler Paruh Waktu
Hahaha, istilahnya "dokar"
HapusKosakata baru nih buat saya ...
'dodolan bakar'
aku penasaran ingin mencicipi Chinese food yang identik dengan kuah kuah saus. tapi di daerah masih jarang beda dengan di kota kota besar
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6