Mandi ke Pemandian Air Panas Cangar, Batu, Jawa Timur

Menunggu hari Jumat itu lama sekali, ditambah beban pekerjaan yang banyak, lalu menyesuaikan tekanan psikologis di lingkungan menjadikan tantangan tersendiri setiap hari, membuat lelah juga ternyata. Tiap minggu netralisirnya hanya dari hobi saja, ngeblogging atau mancing.

Minggu pertama November ini beruntung ada berkah libur diakhir pekan, pas hari raya Maulud. Buat saudara-i yang beragama Muslim ini jadi momen kumpul keluarga. Bagi saya, ini berkah, libur apalagi pas Sabtu, menjelang libur rutin tidak perlu kerja. Memang, selalu jadi impian Sabtu jadi hari libur rutin, tapi sayangnya tidak bisa untuk saat ini, akhirnya menanti berkah libur seperti ini adalah yang didambakan.

Mengisi libur hari ini, pagi hari bersama bro @rizkydhewantara, kita mau main ke pemandian air panas. Memang suasana belakangan lagi high temperature, tapi kalau berendem air hangat di tempat yang sejuk sepertinya asyik. Masa iya, kita berendem air hangat di pantai, itu sama aja bunuh diri.

Berangkat sekitar pukul 07:15, kami start menuju lokasi, tujuan kami adalah Pemandian Air Panas Cangar. Perjalanan ditempuh kurang lebih dua jam menuju TKP, ya kita sempat beberapa kali berhenti karena motor tidak kuat nanjak, mungkin dia lelah.

Jalanan yang nampak datar di foto, padahal mah ini menanjak, naik motor saja terasa berat apalagi jalan kaki, ini belum seberapa, beberapa meter ke depan juga nanjak lagi lho

Oh ya, kami berangkat dengan motor. Ini pengalaman baru buat saya, dulu pernah melintas rute yang jadi tujuan kami ini tapi dengan mobil. Ternyata berangkat dengan motor punya sensasi berbeda. Medan yang berat membutuhkan skil dan kendaraan yang prima.

Saya lihat banyak kendaraan baik motor dan mobil cukup kepayahan melintas medan ini, naik turun, tikungan curam memberikan tantangan. Bahkan kami sendiri jadi korban kepayahan, karena di beberapa titik tak kuat menanjak mau gak mau saya harus jalan kaki, supaya tidak membebani motor.

Di beberapa titik kita harus bergantian jalan kaki, karena motor tak kuat menanjak jika bonceng berdua, maklum ban motor yang besar tak diimbangi tenaga motor (motor standar ban tak standar)

Ternyata, jalan kaki itu memang berat, benar-benar melelahkan, berat rasanya seperti berada di ruang latihan gravitasi Vegeta #imajinasi. Gak ding, ngehayal itu. Iya gitu rasanya, berat sekali. Terkadang saat seperti ini saya berpikir bahwa naik gunung bukan kesukaan saya, saya lebih suka laut.

Setelah melewati tantangan naik turun, tiba juga saya di lokasi. Masuk gerbang utama, untuk motor dan dua orang kita harus membayar Rp 26.000,- (biaya masuk dan parkir). Parkiran di sini cukup luas, parkiran motor dekat dengan gerbang masuk, parkiran motor lebih agak ke dalam.

Ini loket pembayaran pertama, masuknya bayar, kalau mau berenang bayar lagi, tapi ada dua kolam itu tidak perlu bayar koq, tinggal byur 

Ini gerbang masuk utama, tampak saya foto dari arah dalam, langsung area parkir motor, parkir mobil masih masuk lagi

Area parkir mobil di sini ya, kalau mau masuk ke arah pemandian itu masih harus jalan lagi lurus ke arah foto itu di sana

Itu dia nampak area pemandiannya, masih harus jalan ya. Sebelumnya nanti ada area buat kantin gitu, buat makan minum ada tempatnya, seharusnya, tapi banyak pengunjung yang makan di pinggir kolam, padahal itu dilarang, namanya juga orang Indonesia ya begitulah

Salah satu kolam yang tak berbayar, alias gratis

View dari atas, tapi sayang ketutupan semak belukar


Di dalam komplek pemandian air panas Cangar ini terdapat dua spot kolam, pertama kolam buat berendam dan kedua kolam buat berenang, tapi harus bayar per orang Rp 5.000,-. Saya masuk ke kolam untuk berenang.


Kolamnya air hangat, bukan air biasa kaya di kolam renang biasa, jadi meskipun udara/ hawanya dingin di dalam air tidak terasa kedinginan. Baru misalnya keluar air, kena angin baru deh berasa dingin.

Ternyata di komplek pemandian air panas Cangar ini ada juga tempat wisata gua 'belanda', saya sempatkan visit ke sana, karena ya sekalian pas di sini. Selain itu ada wahana flying fox. Untuk makanan, di sana banyak penjual di kantin. Sarana ibadah seperti mushola pun tersedia.

Itu dia wahana flying fox, bayarnya kalau tidak salah sih Rp 15.000,- 

Ini dia yang dikenal dengan gua 'belanda', jalan dulu untuk menuju lokasi. Di gua ini tidak ada apa-apa, banyak orang paling hanya berfoto di mulut gua saja. Saya penasaran dengan gua ini dulu bekas apa, tapi tidak ada informasi apapun. Di sana pun tidak ada papan informasi apapun. Gua ini bisa dimasuki atau tidak saya tidak tahu. Kalau berbahaya seharusnya diberi rambu. Tapi nampaknya orang mikir-mikir mau masuk, saya sempat mau masuk tapi mengurungkan niat, karena tidak ada senter, gelap sekali ke dalam. Catatan nih buat pengelola, wajib memberikan informasi, supaya tidak terjadi hal yang tak diinginkan

Impresi pertama saya ke sini, di luar ekspektasi si. Harapan saya di sini tertata, bersih dan lebih apa ya, mungkin lebih modern tahun-tahun kekinian. Ternyata, di sini masih mempertahankan infrastruktur lama dengan sedikit perbaikan #mungkin.


Kolamnya meski relatif bersih, karena standar saya kolam menengah, menilai kolam di sini kotor, licin dinding kolamnya, kemudian lantai dasar kolam pun licin, kemudian banyak kotoran di dasar kolam, keramik dasar kolam juga banyak yang pecah. Sebenarnya sih resiko buat kaki tergores. Jadi hal ini wajib jadi perhatian buat pengguna kolam.

Banyak material-material bangunan, pecahan keramik, batu, kayu dan rerumputan semak dari hutan belakang kolam juga membuat tempat ini jadi kurang terawat. Kalau saya bilang, minim dirawat dan diindah-indahkan, jadi ya seadanya saja selama masih bisa digunakan dan menjadi sumber pemasukan retribusi.

Sabtu libur ini banyak pengunjung ke tempat ini, meski langit cerah dan panas terik. Tapi karena hawa, udara dan anginnya yang berhembus sejuk panasnya terabaikan. Tapi, tanpa sadar kulit bisa langsung menghitam.

Saya hanya berenang sebentar, paling 30 menit, olah tubuh dan bolak-balik renang gaya katak, saya rasa matahari sudah terik ya saya naik berteduh dan mengeringkan badan. Waktu di dalam air enak, hangat, pas keluar, keringkan badan dengan kanebo, barulah kerasa dingin dari angin yang berhembus.

Kamar ganti dan ruang bilas pun minim, cenderung antre ketika pengunjung lagi banyak. Kemudian, tempat buat menaruh barang jika pengunjung lagi banyak pun sulit, ya meski pintar-pintar cari space tempat.

Ini dia salah satu kamar mandi/ bilas, posisinya menyebar tapi masih di komplek yang sama. Saya foto dari samping, soalnya panas matahari, untungnya udaranya sejuk, beda banget sepulang kami ke Pandaan, udaranya seperti hawa kompor #panas

Selesai dari kolam itu sekitar pukul 10:00, cuacanya cerah panas, tapi sejuk hawanya. Cari kamar mandi bilas di dalam penuh antre, akhirnya cari yang agak keluar bayar Rp 2.000,- ya antre juga sih. Btw, air di kamar mandinya air panas lho.

Rekomendasi menurut saya sih kalau mau berendam di sini waktu menjelang sore enaknya, apalagi malam, bisa menikmati hangatnya. Tapi ternyata, tidak bisa ding, lokasi wisata air panas ini tutup jam 16:00 dan buka jam 07:00. Pilihan terbaik ya datang pagi pas buka pertama, jadi bisa merasakan manfaat hangatnya.

Akhirnya setelah selesai ganti, kami pun kembali ke Pandaan, pulanglah kita. Sepanjang perjalanan dari tempat wisata arah pulang masih ditemani suasana sejuk, mulai masuk wilayah Pasuruan, pas sudah masuk Cimory panas mulai terasa, gila hawa panas pantulan dari aspal sangat terasa ke kulit, belum lagi senteran panas dari langit makin menguras energi.

Ternyata perbedaannya extreme sekali, dari wilayah pegunungan turun sampai di wilayah dataran suhunya bisa berubah drastis, hawa sejuk yang tadi di rasa di gunung hilang sama sekali, berganti menjadi hawa panas. Kalau begini, jadi ingin suasana tadi saja deh. Sayangnya semua itu tidak bisa dipindahkan. #imajinasi


Kamu Harus Tahu
Sedikit informasi mengenai tempat wisata yang tadi kami datangi. Pemandian Air Panas Cangar ini berada di komplek Taman Hutan Raya R. Soeryo. Berada di kaki Gunung Welirang, Dusun Cangar, Sumber Brantas. Berdasarkan GMaps, lokasinya berada di Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumi Aji, Kota Batu, Jawa Timur. Lokasi ini berada di ketinggian 3000 mdpl lho.



Tempat wisata alam ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada  24 Desember 1992, terlihat dari prasati tulis yang ada di TKP, di area parkir mobil sebelum masuk ke arah pemandian.

Sumber air panas di pemandian ini bersumber dari alami panas bumi, bukan buatan manusia, tempatnya memang dibuat manusia tapi sumber air panasnya alami.

Foto ini halaman parkir mobil, pada gambar sisi kanan tampak tembok pilar kuning itu pendopo serba guna, nampak tali kuning menandakan tidak boleh dilintasi karena bangunan nyaris ambrol, kurang perawatan dan perbaikan

Dulu ketika awal diresmikan taman hutan ini sepertinya bagus, di tengah lokasi parkir ada pendopo serbaguna, tapi sayangnya saat ini pendopo itu tak terawat dan nyaris roboh. Ada pula kandang burung, dulunya terisi, mungkin karena mahalnya biaya perawatan kini kandang itu kosong. Intinya tempat ini kini ya seadanya aja, meski begitu masih jadi tujuan wisatawan domestik untuk menghabiskan akhir pekan.


Ya begitulah catatan jalan-jalan saya diliburan akhir pekan bulan November ini. Terima kasih atas liburnya, meski sebentar tapi lumayan lah, sering-sering saja libur begini. Hehehe. Sampai jumpa dicatatan lain waktu. -cpr-


Resume:
Pandaan - TKP: 35 kilometer
Tiket masuk: Rp 11.500,-
Parkir motor: Rp 3.000,-
Tiket masuk renang: Rp 5.000,-
Mineral Aqua 1,5L: Rp 10.000,-
Gorengan: Rp 2.000,- /pcs
Kamar mandi/ Toilet: Rp 2.000,-

Posting Komentar

9 Komentar

  1. Cocok ke sini pas lagi hujan, efek mandi air panasnya lebih kelihatan karena ada asap dan kabut, sensasinya lebih dapat. Soal kolam kotor dan licin lumut pasti terlupakan deh. Bentar lagi musim penghujan, seru kalau ke sini lagi pas hujan ;) jadi kolam air panasnya benar-benar bermanfaat, daripada berendam pas musim panas dan cuaca cerah.

    BalasHapus
  2. Tiketnya masuknya tergolong mahal, belum lagi teket masuk di kolam renang.
    Sudah medannya ngos-ngosan, dan harus jalan kaki hehehe
    Keramik dasar kolam renang ada yang retak atau pecah, wah bisa bahaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sy kira sy sj yg anggap kemahalan dg situasi sprti itu. Gk tw tuh, tp ya ttep sj bnyk yg dtg.
      Kalau dblg hidup segan mati tk mau sih tdk juga, tmpat ini msh punya pengunjung nampaknya, aplg nti pas musim2 hujan, psti bnyk yg mencari kehangatan di sini

      Hapus
  3. Saya belum pernah nih cicip di pemandian air panas. seringnya sih cuma nyemplung di sungai doang, berteman dng air yang keruh.hahaha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru lagi mandi air panas, tapi sumber air panasnya di sungai, itu seru mandi air panas bener2 di alam

      Hapus
  4. pengeeeeennnn... susah yah tinggal di kota, mau apa2 yang asri2 harus nempuh berjam-jam perjalanan. pengen banget rasanya berendem di air panas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sy baru bisa begini ya sjk tinggal di daerah ... #menyenangkan

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6