Inspirasi Iman dari Santo Yusuf "Cupertino"

Ada yang membuat saya tertarik sore menjelang malam minggu kali ini, sebelum memutuskan membuat ringkasan tentang catatan ini. Tentunya ya karena rasa penasaran pada sosok tokoh biarawan yang dianggap punya kemampuan khusus yaitu terbang atau melayang. Semakin kepo karena ketika membahas tentangnya, hanya dibahas singkat. Maka dari itu saya mencoba mencari tahu tentang sosok biarawan ini dan mencatatkannya di sini.

Sosok itu dikenal dengan nama Yusuf atau Joseph dari Copertino. Ternyata, beliau telah ditetapkan sebagai orang suci oleh Gereja Katolik Roma. Siapakah beliau, dimanakah beliau berkarya selama hidupnya? Mari simak catatan di bawah ini yang saya catat dari beberapa sumber, tautan sumber bisa dilihat di bawah catatan ya.

Yosef lahir di sebuah desa kecil yang bernama Cupertino, Lecce di negara Italia, pada 17 Juni 1603. Daerah tersebut masuk ke dalam wilayah Keuskupan Nardo, dekat Brindisi Naples, Italia. Yosef dilahirkan dari keluarga miskin. Ayahnya bernama Felice Desa, merupakan seorang tukang kayu, meninggal sebelum Yosef lahir. Yosef dilahirkan tidak di rumah, melainkan di kandang kuda, karena ketika ibunya sedang mengandung, keluarganya terlilit hutang pada seorang rentenir yang akhirnya menyita rumah mereka.

Masa kanak-kanak Yosef tidak seperti kanak-kanak seusianya yang bahagia, hidupnya tidak bahagia, karena dia dikucilkan dari keluarganya, karena dianggap aneh dan menyusahkan. Dia sering mendapatkan perlakuan yang buruk.

Yosef tumbuh menjadi seorang yang lamban, pelupa, sehingga banyak pekerjaan yang tidak bisa dia kerjakan dengan baik, terkadang pemarah sehingga membuatnya tidak disukai orang.  Selain itu, Yosef juga dianggap aneh oleh orang lain, karena sejak berumur delapan tahun Yosep sering menerima penglihatan yang membuatnya mengalami *ektase. Yosef sempat belajar keterampilan membuat sepatu, namun gagal, itu pun dipengaruhi ektase yang dialaminya itu. Yosef sering terlihat pergi ke mana saja tanpa tujuan yang jelas.

Yosef kecil tertarik pada cara hidup Santo Frasiskus dari Asisi dan berniat mengikutinya. Itu pula yang menjadi dorongan baginya untuk hidup sebagai seorang biarawan.

Suatu waktu, Yosep meminta ijin untuk masuk biara Fransiskan, namun sayang dia tidak diterima karena kurang pendidikan. Yosef pun mencoba melamar ke biara Kapusin, di sana dia diterima sebagai saudara awam tahun 1620, ketika umurnya 17 tahun. Namun kembali dia harus mendapatkan masalah di sana akibat ektase yang sering dialaminya. Yosef dianggap tidak bisa melakukan pekerjaan yang diperintahkan kepadanya. Yosef hanya bertahan selama delapan bulan di biara itu dan dianjurkan untuk meninggalkan biara.

Yosef akhirnya harus kembali kepada ibunya, dan ibunya tidak suka dengan hal ini. Akhirnya Yosef dicarikan pekerjaan menjadi pesuruh di sebuah biara Fransiskan. Di sana Yosef diberikan jubah Fransiskan, diserahi tugas untuk merawat kuda-kuda biara. Di sinilah Yosef mulai berubah, ia menjadi lembut dan rendah hati, ia lebih berhati-hati dan berhasil dalam pekerjaannya. Yosef juga mulai melakukan silih.

Pemimpin biara Fransiskan pada akhirnya memutuskan menerima Yosef menjadi anggota ordo Fransiskan dan mulai belajar menjadi seorang imam. Meskipun Yosef mempunyai keterbatasan dalam hal belajar, namun Yosef adalah pekerja yang tekun dan keyakinannya pada pertolongan Tuhan membuat Yosef mampu melalui proses itu semua dan ditahbiskan menjadi seorang imam.

Penglihatan dan ektase yang dialaminya sejak kecil, masih dialaminya ketika sudah menjadi seorang imam. Hidup Pastor Yosef menjadi serangkaian mukjijat, visi dan ektase dalam roh kudus. Pastor Yosef bisa langsung masuk ke alam ektase di setiap waktu, bila dipicu oleh suara lonceng gereja, suara koor gereja, penyebutan nama Allah, Bunda Maria atau nama orang suci, perenungan setiap peristiwa jalan salib, passion suci, gambar-gambar suci, pikiran tentang kemuliaan di surga dan lain-lain. Kesadarannya kembali ketika mendengar suara atasannya memanggilnya.

Puluhan kali orang-orang melihat Pastor Yosef terangkat dari tanah ketika tengah mempersembahkan misa atau sedang berdoa khusuk, dimana dia sendiri tidak menyadarinya. Situasi ini membuat Pastor Yosef menjadi sangat terkenal, karena membuat takjub orang-orang saat itu. Pihak gereja kemudian menyembunyikannya supaya tidak menjadi bahan tontonan.

Pastor Yosef selama 35 tahun sisa hidupnya harus diasingkan dan diminta untuk tidak datang ke paduan suara, ia juga dicegah pergi ke ruang makan umum, ikut dalam prosesi rohani hingga dilarang mengadakan misa bagi umat di gereja. Biara mengasingkannya untuk tinggal di sebuah kamar khusus dengan sebuah kapel pribadi untuk merayakan misa harian. Meskipun ada perasaan sedih, namun pengasingan ini membuatnya merasa berbahagia karena memberinya kesempatan untuk sendiri bersama Kristus.

Di dalam pengasingannya, Pastor Yosef sempat berkirim surat dengan temannya, menceritakan tentang keadaanya di pengasingan. Dalam suratnya itu, Pastor Yosef bercerita tentang pengalamannya berkomunikasi dengan "malaikat" yang dia tidak tahu itu siapa. Diceritakannya, malaikat itu memberikannya sebuah jubah, dan ketika dia mengenakannya segala putus asanya lenyap. Pastor Yosef menyadari bahwa Yesus tidak pernah meninggalkannya sendirian.

Pastor Yosef wafat pada 18 September 1663 karena sebab kematian yang alamiah. Pada 24 Februari 1753 Pastor Yusuf dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XIV, setelah 14 tahun pada 16 Juli 1767 dikanonisasi oleh Paus Klemens XIII. Pastor Yosef dinyatakan kudus dan mendapat gelar Santo Yusuf dari Cupertino atau Santo Joseph dari Cupertino, dikenal sebagai orang suci pelindung orang-orang yang mengalami kesusahan. Dikenal juga sebagai pelindung siswa dan siswi yang sedang mengikuti ujian sekolah. Pestanya dirayakan setiap tanggal 18 September.

Doa bersama Santo Yusuf dari Cupertino:
Pengalaman hidupnya yang sering ditolak ketika mencari pekerjaan, bahkan ketika dirinya mau masuk menjadi seorang biarawan, namun dia tetap tekun dan berusaha dan mempercayakan semuanya kepada Tuhan, membuat pada akhirnya Tuhan menunjukan jalan terbaik. Dia bukan orang yang pandai dalam segala hal, banyak karya gagal yang diperbuat ketika melakukan pekerjaan, meski begitu tidak membuatnya putus asa, dia percaya pada Tuhan, dan tetap tekun berusaha, dia percaya Tuhan menuntunnya ke arah yang terbaik.

Apa yang dialami St. Yosef dari Cupertino ini bisa jadi perenungan iman kita dan inspirasi agar kita tidak mudah berputus asa dalam melakukan setiap pekerjaan, meskipun kerap kali gagal dan gagal. Pertolongan Tuhan adalah sumber kekuatan lain yang menuntun kita kesebuah keberhasilan yang sejati.

Di bawah ini ada sebuah doa melalui devosi pada St. Yosef dari Cupertino, agar kita bisa belajar dari teladan hidupnya. Agar kita tidak putus asa dengan segala kekurangan yang kita miliki, karena Tuhan sendiri melihat kita dengan cara Nya, yang kita tidak ketahui, kita hanya perlu percaya pada karya Nya.

Ya Santo Yusuf dari Cupertino, engkau ditolak dimana-mana, ketika engkau hendak melamar pekerjaan maupun keinginan untuk masuk biara. Engkau begitu tabah dan sabar menghadapi semuanga sehingga engkau dapat mencapai apa yang engkau harapkan.

Saat ini kami sedang mengalami kesusahan dalam hidup. Kami mohon, doakanlah kami kepada Tuhan agar kami selalu diberi kemudahan.

Ajarilah kami untuk tetap sabar, setia dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi semuanya itu 

Kami juga memohon doamu bagi saudara-saudara kami yang mengalami kesusahan seperti yang kami rasakan. Kiranya engkau memberikan kepada mereka kemudahan dan kelancaran dalam mencari dan menemukan jawaban atas semua kesusahan mereka. Demi Kristus Tuhan kami. Amin

Bapa Kami ...
Salam Maria ... 3x
Kemuliaan ...


Semoga kisah hidup orang kudus yang kita ketahui ini, bisa jadi inspirasi dalam hidup kita, menjalani hidup. Bagi anak-anak yang lahir dengan keterbatasan, janganlah berputus asa, percaya pada Yesus seperti teladan St. Yosef dari Cupertino ini. Semoga bisa menjadi inspirasi kita semua. Amin. -cpr-

Note:
*ekstase
Sedikit belajar, sejak tadi di atas dibahas istilah ekstase, apakah itu?
Ekstase diterjemahkan dari bahasa Inggris 'ecstasy' yang artinya pengalaman subjektif dari keterlibatan total subjek, dengan objek kesadaran mereka.
Ekstase berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata 'ex' artinya keluar dan 'histanai' artinya berdiri, artinya berdiri di luar diri sendiri.
Definisi ekstase menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ekstase /eks-ta-se/ merupakan keadaan di luar kesadaran diri (seperti keadaan orang sedang khusuk bersemedi).


Sumber catatan:
Wikipedia. Yosef dari Cupertino | diakses 11 Mei 2019

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Berulang kali saya membaca kisah hidup Beliau, saya merasa sedih awal kehidupan mereka. Betapa luar biasanya St. Yusuf, sekiranya kisah ini menguatkan kita semua untuk senantiasa sabar dalam menjalani hidup ini. Terima kasih Doanya. Tuhan Yesus memberkati.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar. Sy jadi paham, budaya buly sudah ada sejak jaman dulu, ketika ada pribadi yang 'aneh' kebanyakan orang akan memandang sebelah mata, bahkan orang tua pun berpikir hal yang sama. Jadi jika kondisi yang seperti itu terjadi saat ini, makin marak, ya karena memang itulah sifat manusia.

      Kisah-kisah orang suci, membantu kita belajar banyak hal, menjadi kuat dan bagaimana kita bersikap terhadap sesama manusia. Ya semoga kita dimampukan untuk jadi pribadi yang lebih baik, untuk sesama kita manusia. Gbu too

      Hapus
    2. Itulah kenyataan hidup. pada dasarnya, jika hal yang demikian terjadi pada orang dewasa, disebabkan kurangnya kontrol terhadap diri sendiri. padahal sesuatu yang diucapkan mulut, menjadi kekuatan bagi orang lain untuk membangkitan dirinya dari keterpurukan. lebih dalam dari cara hidup St. Yusuf adalah besarnya kesabaran hidup yang dimilikinya. begitu pula dengan ibunya. Saya tak bisa membayangkan kalau hal itu terjadi pada kita, apa yang kita lakukan?

      Hapus
    3. Benar. Dengan tahu kisah santo-santa seperti ini, kita diajak untuk selalu kuat. Penting untuk dimasa sekarang, banyak orang muda yang mudah putus asa ketika menghadapi kesusahan, ujungnya bunuh diri. Suatu cara yang egois lepas dari masalah di dunia.

      Dengan sharing kisah seperti ini bisa jadi cara saling menguatkan, meneladani hidup orang-orang suci.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6