Jalan-jalan Lagi Explore Batu, Malang

Masuklah ke dua minggu terakhir sebelum saya kembali ke Jakarta. Inisiatif dari bro Rizky, yang menginisasi buat jalan-jalan ke Batu lagi. Sebelumnya, pertama kali saya tiba di Pandaan, minggu pertama saya dikenalkan jalan-jalan ya ke Batu.


Masih inget tuh, sehabis pulang renang, lanjut jalan-jalan ke Paralayang di Batu. Sayangnya waktu di sana, hanya sempat bermain di Oemah Kayu dan makan indomie di warung di tempat wisata ini. Saat itu, aktivitas jalan-jalan kita keganggu sama heavy rain, sampe harus kedinginan di warung indomie sambil nunggu hujan.

View di landasan take off olahraga paralayang, Batu

Sebenarnya ada tempat lain yang mau didatangi saat itu di sana tapi tidak memungkinkan, jadi diputuskan lain waktu saja lah ke sini lagi. Nah, pas minggu terakhir ini, Rizky ajak lagi ke sana, tapi kali ini personelnya terbatas, hanya bertiga, yaitu Rizky, Dhea dan saya. Sebenarnya sih ini jalan-jalan kencan sambil ditemani penasihat pra-nikah. hahahaha

Pagi, selepas jam ibadah kami berangkat, kembali ke Paralayang, Batu. Pastinya kali ini lewat tol baru, nyobain tol gratis Pandaan - Malang yang beberapa waktu lalu baru diresmiin pak Presiden Jokowi. Katanya di sana punya pemandangan bagus, dan memang sih, view nya bagus, apalagi kalau pagi pas cerah.

Keluar tol, langsung lanjut arah Batu. Perjalanan hari Minggu ini menyenangkan, cerah. Oh iya, personel trip kali ini ya hanya bertiga saja. Tadinya mau ajak satu lagi, tapi dianya gak bisa karena ada acara pribadi, ya sudahlah.

Tujuan awal ini sempat bingung mau kemana, ke Paralayang, atau ke Jatim Park atau ke Museum Angkut atau ke air terjun dll. Akhirnya, karena kembali ke soal budget, pergi ini pas banget tanggal tua pula, jadi kita ke Paralayang saja. Toh di sana ada tempat yang belum dikunjungi, yaitu di spot paralayangnya dan Taman Langit.

Spot pertama ini adalah take off paralayang. Di sini memang ada disediakan fly tandem gitu, kita tandem paralayang bersama ahlinya. Biayanya itu Rp 400.000,- sampai Rp 500.000,- kalau tidak salah. Bisa juga kalau memang sudah ahli, penghobi, mungkin juga sudah punya sertifikat terbang paralayang seperti ini, bisa terbang dari sini.



Saya sempat lihat beberapa turis asing asal Korea yang mencoba terbang tandem. Uih, saya lihat saja bergidik ngeri ketinggian, apalagi mencoba.


Setelah lihat orang terbang paralayang, kita bergeser ke Taman Langit, lokasinya adalah atas dikit dari pintu masuk Oemah Kayu, yang saya datangi waktu pertama kali ke Batu. Di sini banyak spot foto lho, suasannya enak kalau sejuk mendung-mendung bagaimana gitu, kalau pas terik spot ini kurang nyaman, tempat untuk berteduhnya tidak ada. Ada satu tempat itu di bagian akhir, atas dimana di sana ada rumah pantau. Oh iya, tiket masuk ke Taman Langit kalau tidak salah Rp 10.000,- per orang.


Di ujung taman langit ini ada patung rangka besi bermotif singa bersayap, ini patung mengingatkan saya pada serial kartun zoid 'betlaiga' gitu, yang mengendarai robot hewan. Apalagi my star is Leo, jadi berimajinasi saja singa terbang ini hidup.


Di sini kami bertiga banyak berfoto, ya berswafoto dengan bermoda tripod ala kadarnya. Tapi ya lumayan koq hasilnya. Foto ini bisa buat kenang-kenangan di lain waktu, apalagi buat dua teman saya ini yang sedang #kasmaran.



Setelah puas main di Taman Langit, kita kemudian cuss, turun gunung. Seturun dari Batu, kami mampir di pinggir jalan ada warung mobil yang jual es duren ketan gitu. Jajanlah dulu kita di sana. Meski bulan puasa, tak menyurutkan niat kita buat jajan, ya meski makannya di dalam mobil itu tidak jadi masalah.


Habis dari situ, kita bingung tuh mau kemana lagi. Akhirnya diputuskanlah kita pergi ke Selecta. Sebuah tempat yang baru bagi kita bertiga, sepertinya sih begitu.

Bermodalkan GMaps kita diantar ke Selecta, sebuah tempat wisata taman bermain mini. Sampai di TKP sempat dibuat shock dengan harga tiketnya yang naik, kalau gak salah sekarang itu jadi Rp 35.000,- per orang, belum mobil parkir kalau tidak salah Rp 15.000,-. Padahal dipostingan blogger yang pernah ke sini, diinfokan tiketnya gak segitu. Tapi mau gak mau, sudah sampai sini, ya bayar deh.



Halaman parkirnya cukup luas, di halaman yang kita parkir saja sudah cukup luas, di bagian bawah masih ada lagi halaman parkir untuk bus-bus, luas deh pokoknya.

Di parkiran kita disambut dengan hiburan aquarium, di sisi pintu masuk, ikan-ikan mas tua dan besar-besar. Saya dibuat heran, koq bisa si ikan mas bisa tumbuh besar-besar ya.


Masuk ke bagian dalam melewati jembatan kecil, ada taman tebing di sisi kanan. Selepas jembatan, ada belokan ke kanan itu ada taman jurasic, di sana ada patung-patung binatang purba, dino-dino yang umum kita kenal, ada mammot, ada babi hutan, ada tyrex dan lain-lainnya. Setelah selesai berfoto di taman jurasic ini.





Keluar dari taman jurasic itu keluar arah ke foodcourt, agak ke depan lagi lihat kolam renang, rasanya lihat situ sejuk, lanjut lagi masuk ke area lebih dalam di sana ada taman bunga, pokonya indah deh.


Di sini ada banyak wahana ringan yang ditawarkan. Ada kereta rel kayuh, ada roller coaster mini, ada kora-kora mini, ada theater 4D, ada wahana main air, ada foodcourt, ada juga gua macan, ada restoran juga, sisanya ya tempat berfoto.


Kebetulan pas saya ke tempat ini, pas sudah sore, masa puasa pula, jadi pas sepi. Jadinya, bener-bener bisa menikmati suasana tempat ini. Mungkin, jika saya ke sini pas kondisi ramai mungkin rasanya akan berbeda.









Pengen sih ke sini lagi, tapi kalau ke sini lagu, pengen mainan di kolam airnya, ya walau tidak selengkap wahana air di water park pada umumnya, tapi nampaknya seru main di sini. Sekitar pukul 5 sore, kami pergi meninggalkan Selecta untuk menuju tujuan terakhir yaitu alun-alun Kota Batu.

Lanjut, kami pergi ke alun-alun Batu. Di sana yang kami cari adalah oktopus bakar. Di alun-alun Kota Batu ini banyak sekali penjual makanan dan jajanan. Apalagi pas bertepatan dengan waktu berbuka puasa, jadi makin menambah keramaian di sini.

Sekalian isi perut untuj makan malam, di salah satu tempat makan, saya dan bro Rizky pilih penyetan ati, Dhea pilih nasi goreng babat. Wajarlah kita lapar, karena seharian memang belum ketemu nasi, hanya jajan dan ganjel indomie goreng yang saya bawa sebagai bekal.


Setelah selesai makan kita jajan itu gurita bakar, biasa mereka sebut oktopus bakar. Ternyata banyak lho yang menjual makanan seperti itu di alun-alun Kota Batu, harganya dikisaran Rp 15.000,- sampai Rp 30.000,-. Tak hanya itu, ragamnya juga ada sosis, marsmelow dll. Jajanan unik yang tidak pernah saya beli.

Mengakhiri perjalanan hari ini, kami makan oktopus bakar dan tambahan jagung manis di alun-alun Kota Batu, di bawah bianglala ikonik alun-alun Kota Batu. Sekitar pukul 7, kita kembali ke mobil dan siap-siap kembali ke Pandaan.

Perjalanan melelahkan sekaligus menyenangkan. Dokumentasi fotonya banyak sekali, ya sampai memory hape saya full. Belum lagi foto yang diambil dari hapenya Dhea juga banyak. Semua itu tersimpan sebagai 'sebuah kisah klasik untuk masa depan'. Mudah-mudahan sih jadi kenangan yang indah buat bro Rizky.

Sekian catatan saya tentang trip jalan-jalan diminggu terakhir sebelum saya kembali ke Jakarta. Sampai jumpa lagi Pandaan dan sekitarnya, kenangan-kenangan mu mengingatkan ku akan kembali. -cpr-

Posting Komentar

0 Komentar