Warung Sambel Ijo, Pacet, Mojokerto

Trip saya ke Batu, Malang hari Minggu yang lalu membawa saya sekalian wisata jajan, ya sebenarnya sih bukan wisata jajan, lebih ke wisata cari kenyang sih. Bukan wisata kuliner, jalan-jalan cari makanan yang baru dan unik, tapi saya sih cari kenyang saja dan murah meriah.

Soalnya berhubung, sudah tanggal tengah bulan, uang di rekening pasti ya sudah ngepas buat bertahan sampai gajian, jadi kalau jalan-jalan jajan, mesti cari tempat makan yang murah.



Pas tengah hari, perut lapar, pas kami melintas di wilayah Pacet, Mojokerto, pas di simpang lingkar Pacet kalau tidak salah. Di sana pas kami lihat itu ada rumah makan begitu, yang pasang tagline tidak bikin kantong cekak intinya. Langsung saja deh kami mampir dan parkir.

Nampak sih tempat makannya dua lantai, saya pikir lantai satu dan dua itu satu rumah makan, ternyata tidak. Jadi yang punya tagline tadi itu rumah makan yang di bawah, namanya Warung Sambel Ijo.



Saya sih belum pernah mampir, ya baru pertama ini. Ternyata, warung makan yang disingkat WIS ini hanya punya tiga tempat jualan, yaitu:
1. Jl. Komando Hayam Wuruk, , Pacet - Mojokerto;
2. Jl Raya Krikilan, Driyorejo - Gresik;
3. Jl. Gajah Mada No.8, Mojosari - Mojokerto.

Nampaknya siempunya warung makan ini orang Mojokerto. Nampak ada dua lokasi warung di daerah Mojokerto. Ya ini sih hanya kira-kira saja.



Oh iya, awalnya kan saya pikir itu bisa memilih tempat di lantai 2, ternyata lantai dua itu adalah cafe, jadi beda. Jadinya ya kita memilih duduk lesehan saja di lantai 1. Setelah pilih lokasi duduk, langsung deh pesan makanan dan melihat list menu. Berhubung mengikuti budget, jadi saya pilih menu makanan yang memberikan harga termurah dengan ragam isi yang banyak.

Abaikan lipatan paha di bawah ya hahaha

Pilihan jatuh pada Paket Tempe + Telor, dengan harga Rp 10.000,-. Ini menu paling murah. Ya sebenarnya sih ada menu yang lainnya, tapi demi budget dan asal kenyang, yang murah meriah itulah yang dipilih. Ternyata tidak begitu buruk koq, saya menyukainya, enak sih sebenarnya, sambelnya lumayan sih, gak teralu pedas. Meski dijudul menunya simpel, ternyata pas menu datang isinya itu lengkap lho.

Ada telor mata sapi, tempe, tahu, terong, lalapan (kemangi dan timun) + sambel, tentunya pakai nasi juga. Lumayan lengkaplah untuk menu 10K. Kalau bisa tambah nasi, saya bisa habiskan dua porsi nasi untuk mencapai kekeyangan maksimal, tapi kembali mentok ke budget jadi saya urungkan menambah nasi.

Yang mahal sih minuman. Berharap irit, saya pesan air bening, tapi tidak ada ternyata, saya mesti beli air dalam kemasan, yang dihargai Rp 4.000,-. Hmm, sayang sekali, tahu begitu saya minum pakai air minum bekal yang dibawa di mobil.

Secara umum saya katakan, enak koq, tidaklah buruk. Itu saja menu yang biasa, saya pikir seharusnya menu ayamnya bisa lebih enak ya, mungkin ya sambelnya ini bisa sedikit membantu selera makan kita. Menurut saya bukan sambel istimewa, tapi setidaknya bisa jadi jalan masuk nasi dan lauk lain, peran sambelnya 'dapat'.

Oh iya untuk harga di atas itu ternyata belum PPN ya, jadi pas di kasir nanti kita akan bayar harga per menu + PPN 10%. Uih, ternyata ya, warung makan begini sudah pakai PPN segala, jadi berasa mahal sih pas dikenai PPN.

Tapi ya mau bagaimana lagi. Jujur sih, buat saya makanan dikasi PPN itu "gak enak", kalau mau pakai PPN, lebih baik include ke harga. Jujur saja, buat saya enak tidak makanan masih berhubungan dengan harga, meski makanan itu enak, tapi kalau harganya jadi mahal, kesempurnaan enaknya jadi tidak sempurna. Buat apa makan makanan mahal, toh ujung-ujungnya kenyangnya sama. Lebih baik makanan murah meriah tapi enak, itu baru TOP. Ya namanya juga manusia, carinya ya yang enak ajah hahaha.


Ya inilah catatan kuliner saya dalam jalan-jalan jajan, menu makan siang yang katanyanya "... Gak Bikin Kantong Bolong!!" Buat saya, ya bolongnya gak sampai sobek sih, tapi tetap saja "ada bolong-bolongnya", mudah-mudahan bukan sundel bolong. Sekian dulu catatan jalan-jalan jajan saya kali ini. Sampai jumpa di catatan jalan-jalan jajan lainnya. -cpr-

Posting Komentar

6 Komentar

  1. Saya tu sering banget miris liat-liat harga makanan di jawa timur mas, murah-murah enak pula.. Disini makan harga segitu, rasanya standar abis T.T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih harga makanan di Jatim bersahabat dengan kantong? Di Sby kayanya tidak deh hehehe
      Mungkin kota kecilnya masih iya, kalau kota besarnya rasanya sama-sama saja deh.

      Hapus
  2. gak papa miih yg murah yg penting kenyang adari pada mahal tapi cuma sesendok doang. he he. betul kan?

    kalo yg kafe2 harga paling murah dan dirata2 berapa tuh, mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya saya banget, makan itu asal kenyang dan murah ;), soalnya perut ini asal dibuat kenyang sudah gak rewel, percuma mahal2 tapi ga kenyang, malah cari masalah, yang ada kena maag. Maag gak bisa diboongin sama makanan mahal. Ya gak?

      Patokan saya sih begini, misal porsi pakai ayam di Jakarta itu 17K, di sana 13K sudah bisa dapat ayam. Itu untuk makanan warung pecel lele pinggir jalan.

      Kalau cafe sih harganya saya kira tidak beda, kalau beda ya paling dikit ajah deh.

      Hapus
  3. 10K sudah termasuk murah, Kak, hehehe. Di Ende juga ada yang macam begitu, namanya nasi 3T (Telor, Tahu, Tempe) plus terong goreng dan sambal lalapan. Harganya segitu tapi tanpa PPN :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aish murah, itu karena kota kecil x ya, jadi harganya lebih merakyat kecil. Kalau kota besar, harganya juga 'besar', cocoknya buat pembesar dah hahahaha

      Saya kangen itu penyetan ala Purwokerto, di sana dulu ata nasi telor bakar, penyetan telor bakar, kangen saya itu sama menu satu itu, biasanya dijual di emperan jalan kampus atau dulu itu masih di Jl. HR. Bunyamin, tapi sekarang sudah ditertibkan, jadi tidak ada lagi itu yang diemperan #kayanya, soalnya waktu ke sana sudah 'bersih'

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6