Beberapa hari terakhir
lini masa berita diramaikan dengan perdebatan pelaku industri musik dengan
legislator, tentang RUU Permusikan, ya rancangan undang-undang yang membahas
tentang musik.
Saya sih tidak tahu poin apa saja yang diperdebatkan, karena saya
memang tidak begitu ambil pusing dengan itu semua. Terlalu naif memang, masa
bodoh merupakan sikap warga negara yang tidak baik. Tapi, kadang begini ya, reaksional yang
berlebihan yang bikin malas mengikuti perdebatan itu. Setiap RUU pasti
menimbulkan pro kontra, itu pasti. Apalagi ketika dibenturkan dengan
kreatifitas yang akan 'dibatasi'.
Yang bikin kurang respek ya reaksi dari salah satu musisi yang
terlalu reaksional, ya beberapa waktu sebelumnya juga si ybs pernah ada
sengketa juga dengan artis lain, waktu itu temanya tentang hak cipta. Mungkin
ya itu memang karakter musisi tersebut, dimaklumi saja. Padahal ya ada cara
lain yang lebih mengedukasi ketika melakukan penolakan, sehingga membuat yang
tadinya skeptis jadi tergerak owh iya, ini lho yang diperjuangkan, daripada
hanya kaya adu otot dan 'tato' kalau ini tuh "guwe", berani bersuara
lantang.
Dari pedebatan yang ramai itu, ada satu hal menarik, dari hasil
penyelidikan ala-ala netijen. Soal sumber-sumber rujukan dari RUU yang sedang
ramai dibicarakan ini. Tertulis salah satu sumbernya ada referensi dari sebuah
blog.
Pas pertama kali baca tautan beritanya, saya langsung dibuat kepo
dan langsung mengklik dan membacanya. Ada sebuah blog, yang dijadikan referensi
dalam penyusunan sebuah RUU permusikan ini. Ya memang si, yang dibahas di blog
itu juga tentang musik, gak masalah si. Tapi, untuk sebuah undang-undang,
referensi sebuah blog apakah kredibel? Apalagi, referensinya merupakan dari
sebuah makalah yang isinya juga dari referensi lagi. Lain cerita jika memang
blognya memang blog yang fokus membahas topik yang dimaksud dan sudah banyak
postingan lain dengan topik serupa dari berbagai sudut pandang.
Iseng visit blognya, saya pikir ya blog yang sudah lama berdiri,
hidup dan berkembang dengan isi tentang dunia permusikan. Tapi ternyata, isinya
hanya sebuah postingan informasi soal tugas makalah anak SMA.
Tidak ada yang salah dengan postingannya, itu karya tulis pada
umumnya, yang coba dipublikasikan untuk keperluan tugas. Tidak salah juga
sebenarnya menggunakan itu sebegai referensi, yang jadi masalah adalah kualitas
legislator atau siapa pun itu yang memilih sumber itu. Hanya saja, apakah tidak
ada pilihan lain, untuk jadi rujukan referensi sebuah undang-undang. Buku atau
hal lain yang kualitasnya lebih tinggi dari itu misalnya kan masih bisa dicari.
Terkesan dipaksakan memang.
Beruntungnya, blog yang sederhana itu akhirnya menjadi viral dan
menjadi tujuan kunjungan semua orang yang kepo, termasuk saya di dalamnya.
Traffic sudah pasti melonjak kegirangan. Semua orang yang membaca berita
tentang polemik RUU permusikan ini pasti ingin tahu, blog seperti apa sih yang
dijadikan referensi legislator terpilih pada pemilu periode sebelumnya itu.
Kebetulan, kolom komentarnya dibuat si pemilik blog 'terbuka',
sehingga pengunjung bisa meninggalkan jejak komentar di sana. Pemilik blog yang
viral tersebut bernama Rony Setiawan, alamat blognya di
http://ronisetiawan271099.blogspot.com.
Alhasil, banyak visitor yang memanfaatkan situasi untuk numpang
eksis, termasuk saya. Ada juga yang memanfaatkan untuk ngiklan. Biasanya memang
blog-blog yang dianggap menarik sering dijadikan sasaran spamer iklan, buat
nyebarin link aktif iklan judi online, online shop dan lain-lain. Nah situasi
ini bisa saja jadi peluang para spamer tersebut.
Tapi ya, bisa saja tidak bagi pengiklan judi online, mereka gak
akan mengiklankan atau menyepam iklan judi online di sana, soalnya meskipun
bisa jadi sumber visitor, tapi beresiko situs judi onlinenya terendus cyber
crime police. Saya rasa, spamer judi online tidak akan memilih peluang ini.
Saya jadi penasaran, seberapa tinggi trafficnya karena viral ini?
Seberapa jauhkah peningkatannya. Mudah-mudahan sih siempunya blog itu masih
punya keinginan eksis di dunia maya dan memanfaatkan blognya ini untuk
dikreasikan, tidak sekedar menelantarkannya seperti ini.
Penelusuran account admin blog yang menggunakan domain blogspot
ini ternyata juga mengelola satu blog lagi, yaitu
http://rlogger1211.blogspot.com. Hanya saja alamat blognya ini entah
templatenya atau apanya itu disusupi direct link, jadi tidak bisa dikunjungi
dengan nyaman. Tapi terlihat di sana, postingan terakhir itu November 2018,
setidaknya lebih muda daripada postingan terakhir blog yang viral itu 2016.
Si empunya blog nampaknya harus berterima kasih pada kualitas ble'e
anggota legislator yang terhormat. Kualitas mereka memang dapat dilihat dari
produk undang-undang yang mereka terbitkan. Ya setidaknya masih akan membuat
saya skeptis sama profesi mereka. Belum lagi melihat tingkah mereka dilayar
kaca ketika dimintai pendapatnya tentang topik tertentu, bikin muak. Menjual
nama rakyat, tapi entah rakyat di planet mana.
So, pemilu untuk memilih legislator? Lupakan pada nama-nama mereka
yang sering muncul dilayar televisi yang gemar asbun dan grasa-grusu, dan yang
sifatnya julit. Coret nama mereka dari daftar pilih. Karena itu terbukti hasil
kerja mereka tidak ada manfaatnya selain menimbulkan polemik dan pecah belah
bangsa. Jadi, pilihlah mereka yang sudah berkerja nyata untuk orang lain dan
orang banyak, bukan bekerja hanya untuk kelompoknya sendiri. Sudah jelaskan
siapa yang saya maksud. Ya begitulah adanya, pilihanya jelas hanya 1, tidak
lebih. -cpr-
9 Komentar
Wahahaha.. Ya emang kualitas legislator kita seperti itu Mas. Jangan ambil pusing, tinggal jangan dipilih lagi untuk next 5 years.
BalasHapusSaya baru ini ngeliat blognya yang dijadikan referensi, ternyata mas cooper-nya aktif balas komentar ya wkkwkwk
Betul-betul, iya mas, biar rame itu blog nya.
HapusKenapa ya legislator cuma punya satu referensi dan yang seperti itu pula. Coba mereka menggali lebih dalam, baru bikin RUU, mungkin masyarakat juga bakal masuk akal. Ck ck ck ... syedih hatiku hahah.
BalasHapusRefrensinya banyak si mba, hanya sj dri banyak pilihan knp ada referensi yg krg oke aja gitu untuk bahan sebuah UU.
HapusHny yg buat miris, klo nonton kelakuan mrk menanggapi sebuah topik mslh, kdang nalar berpikirny jrg dpakai.
Jd wjr sj, netijen, mncontoh demikian, atau mrk yg duduk di kursi terhormat itu gambaran netijen2 sejatinya.
Hanya Tuhan yg tw itu smw.
Kita hny tw, gk ush pakai lg legislator macam itu.
Betul, nggak usah pakai lagi, ngga usah milih mereka lagi, hahaha. Iya saya setuju, cara mereka menanggapi sesuatu / berita itu bikin nalar kebalik.
HapusIya, drpd bikin gaduh aja, klo bikin gaduh realistis dan jelas mendidik jadi cerdas oke, ini didik pd jadi julid sulit berpikir objektif.
Hapustahan jangan emosi wkwkwk saya bacanya seperti terbawa emosi penulis haha menggebu gebu gitu lho, padahal saya gk tau juga sih, penulis bisa aja sambil ngopi xD
BalasHapusMasa sih, padahal itu lagi suantai banget lho hahahaha
HapusHanya saja pas sampai pada kata 'legislator', agak gemas saja jari jemari ini menekan keyboard lebih dalam hahahaha
Sisanya sih selow hahahaha
Salam kenal kang ;)
Setelah gerbang visitor terbuka, si empunya blog mulai memperindah 'rumahnya' dan mulai ditata, diisi dan dirawat, nampaknya begitu ... #goodjob
BalasHapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6