Saat ini penggunaan uang elektronik sudah jadi hal yang lumrah,
dimana-mana transaksi pembayaran sudah diarahkan ke sana, dunia digital memang
sedang booming saat ini, wajar karena mengikuti perkembangan jaman. Memang juga
penggunaan uang elektronik ini membuat lebih praktis dan efisien.
Saat ini
banyak lembaga baik perbankan maupun non perbankan mengembangkan uang
digitalnya masing-masing. Kalau diperbankan kita tahu ada e-money dari Bank
Mandiri, Brizzi dari BRI, Tap Cash dari BNI, Flazz dari BCA. Kemudian dari non
perbankan itu ada GoPay dari Gojek, GrabPay dari Grab, Ovo. Belum lagi dari
perusahaan market place mengenalkan dompet digital mereka seperti Tokopedia Pay
dari Tokopedia, Dompet Bukalapak yang bekerja sama dengan Dana. Ada pula
Sakuku, Doku dan masih banyak lagi bentuk-bentuk pengembangan dari uang
digital.
Penggunaan
uang fisik untuk transaksi kecil memang diarahkan ke penggunaan transaksi
digital atau cass less. Bahkan untuk transaksi besar pun, perbankan sudah
mengarahkan sistem transfer, mengingat lebih aman dan praktis, yang tidak kalah
penting adalah semua transaksi tercatat secara digital dan mudah diakses
informasinya jika dibutuhkan.
Saya
juga termasuk pengguna uang elektronik, pada awalnya memang skeptis, tapi lama
kelamaan saya menyadari manfaat dari uang elektronik ini. Setidaknya saya mulai
sejak saya mulai meninggalkan yang namanya dompet. Belum lagi, dimana-mana
transaksi seperti transportasi pun sudah 'memaksa' penggunanya menggunakan uang
elektronik. Jadi perlahan tapi pasti uang elektronik saya anggap penting.
Flazz
saya pilih sebagai pendamping ketika saya melakukan transaksi sehari-hari,
terutama untuk naik angkutan umum baik KRL dan Transjakarta, plus untuk keluar
masuk tol.
Alasan
saya memilih Flazz karena memang rekening yang saya gunakan adalah BCA, fitur transaksi
online BCA lebih canggih, dan lebih mudah diakses. Kemudian, kalau saya mau isi
saldo itu lebih mudah, karena kartu ATM dan Flazz ini jadi satu kartu, jadi
lebih praktis. Kemudian, akses ke ATM lebih banyak dan dimana-mana. Kalau isi
saldo pastinya tidak kena biaya, itu sih. Dibandingkan jika punya uang
elektronik lain seperti e-money dari Bank Mandiri yang dikeluarkan oleh
Indomaret, itu kalau isi kena biaya, sudah gitu ada saja gangguan ketika mau
top up.
Oh iya,
pengisian saldo atau top up Flazz itu mudah saja koq. Kalau ke stasiun KRL,
disediakan mesin EDC BCA di tiap sudut stasiun, ada juga koq EDC dari bank-bank
lain, meski tidak lengkap dan belum tentu juga mesin EDC nya baik-baik saja
setiap waktu. BCA saja sering sekali trouble, pengalaman yang sering saya
jumpai di Stasiun Pondok Cina.
Top up Flazz itu bisa melalui mesin EDC BCA, ATM BCA dan bisa juga di mini market.
Tapi kalau di mini market sih tergantung, ada yang mau mengisikan tanpa biaya
ada yang bayar. Tapi saran saya sih mudah via ATM atau mesin EDC.
Top Up
via EDC
Yang pasti pertama adalah temukan mesin EDC berlogo BCA. Biasanya sih
disediakan dua alat, alat tap saldo dan EDC, tapi jika hanya EDC saja bisa koq
buat top up.
Awal
yang dilakukan adalah menekan tombol enter/ok, pada keypad sudut paling kanan,
bewarna hijau kalau tidak salah. Setelah itu, akan muncul menu pada display LCD
EDC. Tekan terus sampai muncul pilihan, cari Flazz, lalu kemudian Top Up, untuk
masuk menu gunakan enter atau tombol hijau. Setelah itu, kita akan diminta
memasukan kartu ATM kita, bisa ditancapkan/ diselipkan ke slot kartu di bagian
pantat EDC atau model swipe kartu di sisi kanan EDC.
Kemudian,
kita akan diminta memasukan saldo yang akan diisikan ke Flazz kita. Minimum itu
20K ya. Setelah mengisikan angka saldo, tekan enter (tombol hijau) lagi,
kemudian kita akan disuruh memasukan nomor PIN ATM, setelah itu instruksi
selanjutnya adalah mencabut kartu ATM kita untuk digantikan dengan kartu Flazz
yang mau diisikan saldonya. Kalau kartu ATM include Flazz sehabis cabut kartu,
masukan kembali kartu ATM kita itu. Kalau kartu terpisah, ya masukan kartu Flazz yang mau diisi tersebut.
Setelah
itu, saldo akan otomatis terisi ke dalam kartu Flazz kita. Setelah isi, tinggal
cabut deh kartunya, dan silakan cek saldo dengan menempelkan kartu pada 'dahi'
mesin EDC. Sebenarnya setelah terisi pun akan diinformasikan saldonya pada
display, tapi kadang kita sering tidak yakin, boleh lah dicek kembali. Hmm,
kalau tidak salah itu maksimal saldo yang bisa terisi dikartu Flazz itu 1000K,
ya setidaknya untuk saat ini, untuk kartu Flazz yang umum.
Itu tadi
diatas yang biasa saya lakukan ketika mengisi saldo. Cara swipe saya tidak
begitu suka, karena kadang sering tak terbaca direader EDC dan bikin kartu
cepat ledes karena tergesek. Kalau dimasukan ke slot kartu dimesin EDC jauh
lebih aman, meski sama-sama kegesek juga. Mau tahu lebih 'ilmiah', bisa lihat
video tautan di atas.
Mesin
EDC BCA sangat bervariasi modelnya, namun secara umum penggunaan untuk top up
sama lah, pastikan tombol enter dan tombol scrol naik turun untuk memilih menu.
Jadi tidak perlu bingung. Kalau kepepet bingung, cari petugas saja, kalau di
stasiun pasti ada petugasnya koq.
Oh iya,
jangan sembarang mengisi saldo dimesin EDC yang tidak jelas ya, pastikan jelas
itu mesin EDC nya. Karena banyak modus kejahatan transaksi elektronik
menggunakan mesin EDC untuk memudahkan pembobolan rekening perbankan kita.
Top Up
via ATM
Cari ATM BCA pastinya, masukan kartu ATM seperti biasa layaknya mau ambil uang
tunai. Tapi pilihnya adalah menu Flazz.
Top Up
via M-Banking (Mobile Banking)
Nah cara ini paling praktis, tapi syaratnya smartphone atau mobile phone kita
harus punya fitur NFC (Near Field Communication). Cara ini saya belum pernah menggunakannya,
jadi saya belum bisa menginformasikannya. Kalau butuh informasinya, bisa
kunjungi ke tautan ini.
Mudah kan mengisi saldo Flazz. Sebenarnya sama juga dengan uang elektronik dari perbankan lainnya, asalkan kita punya rekening atau kartu ATM nya juga. Jadi pengisian tidak terpaku pada minimarket saja yang tidak bisa setiap saat isi. Masalah yang umum, "Maaf ya, sistem lagi eror." "Maaf ya, koneksinya lagi jelek untuk mesin EDC nya." Serta banyak alasan lainnya, entah toko mau tutup, yang tahu cara isi lagi tidak di tempatlah dan alasan lainnya. Kalau kita punya ATM bank penerbit uang elektronik, kan kita bisa isi via ATM yang jaringan sistemnya lebih stabil ketimbang dari mesin EDC.
Ya
mungkin itu saja yang bisa jadi bahan catatan saya kali ini. Dicatat
berdasarkan pengalaman pribadi sebagai komuter pengguna uang elektronik
sehari-hari. -cpr-
4 Komentar
aku ini juga nasabah BCA tapi nggak ppunya kartu flazz bca. he he. mungkin utuk saat ini aku blm begitu membutuhkan.
BalasHapusWah, kalau di ibukota itu harus punya. Apalagi ketika atm ketelen, mau gk mw gnti kartu atm yg include flazz
HapusPak Christ terima kasih atas pos yang ini, sangat bermanfaat sekali (untuk saya pribadi). Sepertinya harus shere dan dibaca lebih seksama lagi.
BalasHapusTerima kasih, sangat bermanfaat dan informatif..
Amapu benjer
berkah dalem
Pak Martin tidak pakai emoney kah? Orang Jakarta nampaknya sudah harus terbiasa dengan uang elektronik begini, karena jaringan transportasi besarnya aksesnya semua pakai uang elektronik.
HapusMungkin kalau BCA gk pny, pasti bank lain ada lah. Sy pikir, cara isi saldonya tidak jauh berbeda.
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6