Peka Terhadap Panggilan Tuhan

Blog walking sekali lagi memberikan banyak manfaat, banyak hal yang bisa dibaca, mengenai banyak hal, termasuk sharing iman. Kebetulan waktu itu saya lagi mencari profil seorang romo, untuk bahan informasi sebuah postingan saya. Eh ketemu blog yang dikelola seorang romo atau pastur atau imam.

Di sana dikisahkan tentang bagaimana Tuhan memanggilnya dengan cara yang unik, namun bukan bagaimana Tuhan memanggil, tapi sebenarnya bagaimana kita menanggapi panggilan Tuhan. Cara Tuhan itu beranekaragam, dari yang masuk akal hingga yang tidak biasa, tapi buat saya yang menarik adalah ketika kita menanggapi panggilan Nya.

"Banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang terpilih." Petikan kalimat itu pun menunjukan, ketika dipanggil saja dan kita menanggapi itu belum cukup, karena Tuhan akan kembali memilih, dan kita harus setia pada panggilan itu. Jadi kembali tentang bagaimana kita menanggapi panggilan.

Oh iya, romo yang sharingnya membuat saya terenyuh, adalah Romo Koko, begitu panggilannya di header blog pribadinya. Beliau adalah RP Albertus Joni, SCJ.

Romo Albert mengisahkan tentang panggilannya dengan judul Kakiku Milik Bunda Maria. Untuk lengkapnya, bisa baca dari tautan judul di atas ya. Baca juga sisi lain tentang pengalaman iman Romo Albert memilih hidup membiara melayani Tuhan.


Sama seperti kita, Romo Albert mengawali hidupnya dari seorang anak, pastinya, masa lahir dari batu atau telur. Beliau lahir dari kedua orang tua yang berbeda keyakinan. Ibunya seorang Katolik dan ayahnya saat itu belum memeluk Katolik. Albert kecil seperti anak kecil lainnya, diusia kanak-kanaknya ya bermain seperti anak pada umumnya.

Dikisahkan Albert kecil mengalami sakit pada bagian kakinya, sepulang bermain sepeda bersama temannya, kaki kanannya tiba-tiba menekuk kaku tanpa sebab yang jelas.

Keluarganya berusaha menyembuhkan Albert kecil. Berbagai usaha untuk sembuh dilakukan dari pergi ke tukang urut, dokter rumah sakit yang spesialis tulang dan syaraf, shinse, hingga pengobatan yang tidak masuk akal yaitu dukun.

Ayah Albert punya keyakinan berbeda, mencoba berusaha menyembuhkan dengan membawa Albert kecil ke dukun tatung, untuk mengikuti sesi pemanggilan roh dewa-dewi.

Dari kesemua usaha yang coba dilakukan tidak berbuah hasil. Hari-hari Albert kecil mau tidak mau harus ditemani alat bantu untuk berjalan.

Tiba-tiba suatu ketika, saat terbangun dari tidur Albert kecil, langsung bisa berjalan seperti sebelumnya saat sebelum kakinya kaku. Entah apa yang telah terjadi, yang membuat kesembuhan datang begitu saja, padahal proses penyembuhan yang dilakukan sebelumnya tidak menunjukan hasil.

Namun dari kesemua usaha yang dilakukan, ada yang menarik, yang dilakukan mama Albert kecil. Mamanya berdoa Novena dan Rosario memohon pertolongan melalui Bunda Maria. Ketika mamanya berdoa, Albert kecil juga sering ikut menemani, meski kadang ya terbawa kantuk dan tertidur. Tapi ternyata Bunda Maria tidak marah. Dan hari dimana Albert kecil sembuh, adalah hari setelah Novena Tiga Salam Maria selesai.

Dimomen ini saya merasa terharu, ketika seorang ibu berdoa dengan segala keteguhan hati, berharap pada kesembuhan anaknya. Hal yang sama sebelumnya telah dilakukan Bunda Maria, ketika Bunda Maria menggendong kanak-kanak Yesus ketika lahir dan ketika memangkunya setelah wafat saat setelah diturunkan dari kayu salib. Semuanya dilakukan dengan keteguhan hati.

Setelah beberapa waktu selang kesembuhan itu, ketika Albert kecil tumbuh menjadi remaja dan dewasa, Albert memilih jalan hidupnya. Kaki yang telah disembuhkan Nya, melalui perantara Bunda Maria, digunakan Tuhan untuk berkarya sebagai Imam. Albert memilih menjadi seorang Imam dan ditahbiskan dalam Kongregasi Imam-Imam Hati Kudus Yesus. Itu kenapa Romo Albert berkisah, "Kakiku Milik Bunda Maria."


Pengalaman iman Romo Albert jadi mengingatkan saya pada pengalaman saya, hampir mirip, namun sepertinya saya kurang menanggapi panggilan Nya. Itu juga yang buat saya terharu, apa saya terlalu 'tuli' atau egois?

Ketika kecil saya pun pernah mengalami sakit berat, yang kata orang tua saya nyaris 'lewat'. Kala itu katanya, saya kena muntaber hebat, sakit itu membuat semua sari pati kehidupan yang saya miliki habis terbuang. Mungkin itu sebabnya kenapa saya sampai saat ini jadi pria kurus yang sulit gemuk, bahkan saya jadi tertinggal gemuk dari kedua adik saya.

Sakit muntaber ini membuat kondisi fisik saya saat itu semakin buruk, kondisi ini membuat ibu saya sudah pasrah saat itu. Setidaknya begitu yang ibu saya kisahkan, kenapa saya tidak bisa gemuk sampai saat ini. Ibu saya bermimpi ketemu Yesus, didalam mimpinya itu, diceritakan bahwa ibu saya sudah memasrahkan, jika memang diberi kesembuhan sembuhkanlah, jika tidak pun sudah iklas.

Selang beberapa waktu kemudian, saya saat itu juga diurus oleh tetangga saya. Kebetulan tetangga saya sangat sayang pada saya, bahkan sampai ingus saya tidak jijik dibersihkannya, padahal saya bukan siapa-siapa, karena tidak ada pertalian darah (baca: saudara).

Tetangga saya ini diam-diam memberikan obat warung, dan diminumkan pada saya. Setelah itu, kondisi saya makin membaik dan akhirnya saya sembuh. Padahal sebelumnya, obat dari dokter tidak memberikan perubahan berarti. Beruntung, tetangga saya itu diam-diam memberikan obat warung itu.

Saya tentunya berterima kasih pada tetangga saya itu, dulu saya memanggilnya "emak", tapi entah sekarang dimana, kami sekeluarga sudah lost contact dengan keluarga tetangga kami itu.

Dari pengalaman itu, sebenarnya, apa yang saya terima saat ini adalah anugerah pemberian Yesus, Yesus mengiklaskan saya untuk tetap hidup.

Jika berkaca pada pengalaman Romo Albert, jika saya peka, hendaknya hidup saya diberikan pada Allah. Namun hingga saat ini, saya masih saja selalu menyangkal Nya, dan masih suka berbuat sesuatu yang tidak disukai Nya. Sebenarnya jadi malu ketika membaca sharing iman seperti yang Romo Albert kisahkan.

Pernah terpikirkan menjadi seorang Imam. Namun, saya sadar kemampuan saya dan saya percaya jalan hidup saya bukan di sana. Saya masih punya cita-cita dan harapan membentuk keluarga kudus yang diidamkan semua keluarga Kristiani, yang tidak saya peroleh ketika saya kecil.

Apakah saya salah? Menanggapi panggilan Nya dengan cara berbeda? Mungkin saya termasuk ke dalam, "banyak yang dipanggil, sedikit yang mendengar dan menanggapi."

Namun tetap, refleksi iman yang dialami Romo Albert akan tetap jadi semangat hidup dalam panggilan, semangat hidup menanggapi panggilan. Setidaknya dengan sharing iman yang dialami Romo Albert memberikan gambaran Tuhan itu berkarya dalam hidup kita melalui perantaraan siapapun di sekitar kita, bahkan hingga Bunda Maria sendiri dan Yesus.

Sebelum catatan ini saya buat, saya telah meminta ijin pada Romo Albert untuk mempublikasikan kembali atau menshare kembali pengalaman imannya ke dalam blog pribadi saya.

Catatan ini setidaknya membantu saya mengingat akan karya Tuhan dalam hidup, melalui karyanya itu selalu ada panggilan Nya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya, menanggapinya dan memberikan respon positif atas panggilan Nya tersebut.

Semoga semua romo dan calon romo, biarawan dan biarawati tetap selalu teguh dan diteguhkan dalam menanggapi panggilan Nya, dan melaksanakan panggilan Tuhan dengan baik, memupuk iman umat lainnya untuk lebih dekat dengan Tuhan dan hidup seturut kehendak Nya. Tuhan memberkati, terima kasih Romo Albert atas sharingnya. -cpr-

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Yang saya alami adalah ganti plat nomer seharusnya terhitung 5 tahun yg jatuh pada 11.18 tetapi di STNK dan PLAT NOMER nya mobil saya malah 11.19 ...jadi bukan 5 tahunan malah 6 tahunan... Salah ketik STNK dan PLAT NOMER jadi terhitung 6 Tahunan....

    BalasHapus
    Balasan
    1. #salahkamar

      Sbnr ny ya, polisi akan patokan pada yang tercantum di STNK dan surat2 yang teregistrasi disistem mereka.

      Sudah cb cek disistem online samsat? Tgl yg bnr apa, kalau sdh ssuai dg tgl itu, ya sdh ikuti sj aturan ssuai yg tertera surat2, itu bukti otentiknya, kesalahan bukan dikita.

      Kecuali, tgl di surat2 sdh tlt, tp qt anggap itu belum waktunya exp, polisi tetap akan berpegangan pada surat2 yg tercantum disistem mereka.

      Berkaca dikasus sim sy, yg tgl exp ny maju dripd tgl sbnr ny, jd sy dianggap tlt perpanjang pdhl ssuai tgl lahir sy blm trlambat perpanjang.

      Ada kalanya kiga dirugikan, klo mrk yg rugi, bkn urusn qt, patokan pd sistem sj, toh polisi krj brdsrkan sistem yg sdh mereka rekam.

      Sisa ny konsultasi ke samsat sj sih.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6