Unboxing Proyektor Epson EB S400

Membeli tapi tak memiliki itulah sensasi yang dirasakan saat berada didivisi pembelian. Punya akses untuk melakukan aktivitas membeli, namun barang yang dibeli tidak bisa dimiliki. Salah satunya ini, satu unit proyektor bermerk Epson dengan tipe EB S400.

Unit proyektor ini didapat dari toko online JD.ID dengan harga 4700K kurang lebih, itu sudah include PPN yak. Pasaran di Surabaya itu di toko langganan, sekitar 4825K, itu pun include PPN. Harga tersebut termasuknya yang paling miring sih dari hasil searching.

Order dari JD.ID tidak makan waktu lama, order, pay and come. Barang pesanan dikemas hanya dilapis plastik wrap yang sebelumnya sudah dibungkus bubble wrap. Dikemas seperti itu rasanya cukup aman, karena kemasan box dari si Epson ini sudah baik. Lumayan ringan si packaging Epson EB S400 ini.


Waktunya unboxing, silet dulu ini lapisan wrapingnya, supaya kelihatan box aslinya. Dibungkus sama box coklat dengan cetakan Epson EB S400, dan setelah dibuka, taraaa, didalam terdapat unit proyektor dan kawan-kawannya.





Isi didalam box itu kalau tidak kelewat menyebutkan ya, ada:
- 1 unit Epson EB S400 white;
- 1 unit remot;
- 1 kabel power;
- 1 kabel VGA;
- 1 kabel USB port;
- CD-room;
- Kartu garansi, manual book dan 'kitab-kitab' lainnya;
- Part plastik putih, yang tidak tahu fungsinya untuk apa.






Spesifikasi lebih lanjutnya bisa lihat di sini ya. Saya tidak berniat untuk review panjang lebar, karena hanya unboxing dan coba unit saja.

Setelah dibuka, demi memastikan unit bekerja dengan baik dicobalah. Pas dibuka, aroma khas barang elektronik baru terasa, macam bau-bau barang baru gitu deh.

Colok kabel power dan colok kabel VGA ke laptop, kemudian tekan tombol power, dan nyalalah unit proyektor. Ups, jangan lupa buka slot lensa di bagian depan ya, kalau tidak dibuka sorot lensanya tidak bisa keluar.

Setelah nyala, mulai menampilkan gambar yang tertampil di dekstop laptop. Seting fokusnya dan kepresisian layar. Satu catatan penting, untuk Epson tipe ini nampaknya kurang punya fokus yang baik, gambar yang ditampilkan tidak begitu jelas, kurang detail. Ternyata ini disebabkan karena pixel yang kurang besar. Jadi, saran jika membutuhkan proyektor dengan detail yang lebih baik, carilah yang punya pixel besar serta lumens yang diatas 3500. Hasilnya akan lebih baik. Tapi berhubung kepentok budget, unit tipe ini juga tidak buruk kalau sekedar untuk presentasi yang tidak membutuhkan detailing gambar.

Itu saja sih yang pengen saya catat selepas unboxing. Saya tidak akan mereview lebih lanjut, maklum ini barang tidak saya gunakan, karena aset kantor dan saya hanya membantu instalasi ketika dibutuhkan saat digunakan meeting.

Nah buat yang mau beli proyektor, ingat perhatikan kebutuhannya apa, butuh detail gambar atau tidak, atau kalau kepentok budget ya sesuaikan budget dengan kebutuhan tadi. Kalau hanya ingin sekedar punya proyektor kelas menengah dan bermerk, ya ini cukup lah. Sekian dulu catatan unboxing saya kali ini. -cpr-


Posting Komentar

1 Komentar

  1. Menggunakan LCD projector tipe ini sepertinya tidak cocok untuk kebutuhan menampilkan data excel atau presentasi data, karena tulisannya jadi tidak jelas alias ngeblur, apalagi jika disandingkan dengan laptop yang beresolusi besar. Displaynya tidak maksimal karena spesifikasinya standar.

    BalasHapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6