Mengenal Rupa Salib Kristus

Disore hari yang cerah, saya mendapat pencerahan ketika melihat sebuah postingan dari Instagram @almadecristo212_ tentang salib. Di sana ditampilkan empat buah kotak bergambar salib. Informasinya di sana tertulis nama salib-salib tersebut.


Seperti biasa, saya dibuat penasaran dan ingin tahu lebih lanjut. Selama ini saya hanya mengenal salib ya salib, semua salib apapun bentuknya asal salib, itu adalah lambang kemenangan orang Kristiani, lambang kekuatan iman ku, pada Sang Putra, yang lahir ke dunia, diutus Bapa Nya mewartakan kabar sukacita Allah dan mengembalikan hubungan yang rusak antara Allah dan manusia, untuk menebus dosa-dosa manusia, dengan lahir, hidup, sengsara, wafat disalib hingga bangkit. Salib yang awalnya adalah lambang kehinaan, jadi lambang kemenangan.

Tapi ternyata salib lambang kemenangan yang saya imani punya banyak bentuk dan rupa, intinya tetap satu, sama saja tidak merubah apapun. Hanya pada bagaimana memaknainya saja seperti apa. Untuk itu, pada catatan kali ini, penting buat saya mengumpulkan informasi mengenai hal ini.


Salib Polos
Salib ini sering dijumpai di gereja-gereja Kristen Protestan dan beberapa denominasinya. Salib hanya berupa salib saja, tanpa ada corpus Kristus yang tergantung disalib tersebut. Keyakinan mereka menganggap bahwa 'corpus' adalah bentuk berhala. Keyakinan lain mengatakan bahwa salib tanpa corpus meyakini bahwa Kristus itu sejatinya bangkit, jadi tidak perlu lagi ada Yesus yang tergantung di sana.

Source: Google

Hal pembeda hanya bagaimana memaknainya saja, dan ini bukan suatu perbedaan yang bagaimana gitu, so semua dikembalikan kepada keyakinan masing-masing, namun satu kita percaya bahwa di atas salib, Kristus wafat dan bangkit pada hari ketiga setelah dimakamkan.

Source: Google

Ada pun salib yang serupa dengan salib polos yang sudah dijelaskan sebelumnya, dikenal dengan Salib Kalvari, yang mana salib ini mempunyai tiga tangga yang menggambarkan tiga kebajikan teoligis yakni iman, harapan dan kasih.

Source: Google

Kemudian ada lagi salib yang juga polos, dikenal dengan Salib Penginjil atau Salib Evangelis. Salib ini mempunyai empat tangga yang mempresentasikan empat Kitab Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Source: Google

Kemudian ada lagi salib yang juga polos, dikenal dengan Salib Malta. Salib ini mempunyai delapan sudut meruncing yang melambangkan atau menyimbolkan delapan Sabda Bahagia. Salib ini biasanya digunakan oleh Ksatria-ksatria St. Yohanes atau Ksatria dari Malta.

Source: Google

Kemudian ada lagi salib yang juga polos, dikenal dengan Salib Yunani atau Greek Cross. Salib ini mempunyai bentuk seperti tanda "+". Salib ini digunakan untuk menyamarkan identitas para pengikut Kristus yang dianiaya pada masa Gereja Perdana.


Source: Google

Kemudian ada lagi salib yang juga polos dikenal dengan Salib Yerusalem. Sering dikenal juga sebagai salib Tentara Salib atau Crusaders Cross. Salib ini tersusun dari lima buah Salib Yunani satu salib besar dan empat salib kecil. Lima buah salib tersebut menyimbolkan lima luka Kristus dan empat salib kecil menyimbolkan empat Kitab Injil.


Salib Crucifix (salib ber- "Corpus")
Salib ini sering dijumpai di gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja lain. Pada salib ini tergantung corpus Kristus. Gereja Katolik memaknai hal ini sebagai pengingat akan penyelamatan Yesus disalib, pengorbanan hingga wafat-Nya.

Source: Google

Selain itu, penggambaran corpus Kristus disalib ini agar kita semakin menghayati ajaran iman kepada penggenapan nubuat para nabi akan Sang Mesias yang menderita dalam diri Kristus; corpus Kristus mengajarkan kita akan keadilan Allah; corpus Kristus mengajarkan kita akan kasih Allah yang tak terbatas; corpus Kristus mengingatkan dan mendorong kita agar kita mau mengasihi, memberikan diri kita kepada orang lain tanpa pamrih, rela berkorban, saling menghasihi terhadap sesama tanpa memandang perbedaan.


Salib "Tau" atau "T"
Salib seperti ini dikenal dengan sebutan salib tau, bukan "tau" atau mengetahui ya. Salib tau atau Crux Commissa merupakan salib yang berbentu "T".

Source: Google

Salib ini terinspirasi dari Kitab Perjanjian Lama, Yeh 9: 4, yang diberitakan oleh Nabi Yehezkiel, Firman Tuhan kepadanya: "Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T (Tau) pada dahi pada orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana."  Salib jenis ini sampai saat ini menjadi ciri khas dari Ordo Fransiskan.


Salib Slavonik
Salib ini mirip dengan Salib Byzantium hanya yang membedakan adalah palang yang miring di bagian bawah. Jika Salib Byzantium palangnya horizontal sempurna, kalau Salib Slavonik palang bagian bawahnya diagonal. Salib Slavonik digunakan oleh Gereja Katolik Timur tradisi Slavonik dan Ortodoks Rusia.

Source: Google

Source: Google

Palang bagian atas bertuliskan "Inilah Raja orang Yahudi". Palang bagian tengah merupakan tempat dimana tangan Yesus terpaku. Palang bagian bawah, ada bagian yang naik dan bagian yang turun , dimaknakan "Kristus tanda perbantahan yang akan mengangkat orang-orang yang percaya kepada-Nya, dan akan menjatuhkan orang-orang yang menolak Dia." Bagian yang diagonal ini pun ada pemaknaan lain, yakni sisi palang yang naik mempresentasikan surga dan sisi palang yang turun dimaknai mereka yang tidak bertobat yang jatuh kedalam dosa (neraka).


Salib Byzantium
Salib ini hampir serupa dengan Salib Slavonik. Yang membedakan adalah palang di bagian bawah dimana pada Salib Byzantium posisinya horizontal sempurna. Hampir serupa dengan Salib Slavonik, Salib Byzantium punya tiga palang, pada palang bagian atas ada tertulis INRI (Iesus Nazareus Rex Iudaerum), kemudian palang bagian tengah merupakan tempat dimana tangan Yesus terpaku. Palang ketiga menggambarkan pijakan kaki Yesus yang terpaku. Salib bentuk ini digunakan oleh Gereja Katolik Timur dan Ortodoks Timur.

Salib San Damiano
Salib ini dibuat oleh seorang seniman asal Umbrian pada abad ke-12. Salib ini tergambar dari sebuah lukisan. Dari lukisan ini, terdapat pengaruh Syria yang kuat, karena di daerah Umbria pernah ada biara-biara. Salib ini dilukis di atas kayu kenari yang kulitnya sudah diberi perekat. Tingginya kira-kira 190 cm, lebar 120 cm, dan tebal 12 cm.

Source: Google

Penamaan Salib San Damiano adalah karena seniman pembuat salib ini pertama kali menyimpan salib ini di Gereja San Damiano di Asisi, Italia. Sejarah mencatat dihadapan salib ini seseorang yang bernama Giovanni Fransesco Bernardone (1182-1226) bertobat dan mengabdikan diri untuk gereja-Nya terutama Gereja Katolik, dia adalah St. Fransiskus dari Asisi.

Salib San Damiano ini dibawa oleh suster-suster Klaris ke San Giorgio pada tahun 1257, dan sekarang berada di Kapel San Giorgio di Basilika St. Klara dari Asisi. Salib ini juga menjadi ciri khas Ordo Fransiskan.


Salib Santo Benedictus
Salib ini dikenal dengan sebutan Salib Benediktus atau Medali St. Benediktus dipercaya sebagai medali pengusir setan. Pada salib ini tertulis kode-kode yang mempunyai makna. Nama Benediktus sendiri berarti yang diberkati.

Source: Google

Source: Google

Pada bagian atas ada tertulis "PAX" yang artinya kedamaian. Masih di bagian atas, terdapat medali yang tertulis di empat sudut lambang berbentuk 'cross' C S P B, yang merupakan singkatan dari C = Crux berarti salib. S = Saint berarti santo. P = Patris berarti Bapa. B = Benedicti berarti Benedictus. Keseluruhannya berati Salib St. Benedictus.

Pada lambang berbentuk 'cross' tertulis secara vertikal C S S M L. Dan secara horizontal tertulis N D S M D. Dalam bahasa latin kepanjangannya adalah Crux Sacra Sit Mihi Lux! Nunquam Draco Sit Mihi Dux! Keseluruhannya berarti Semoga salib suci ini menjadi penerangku! Semoga iblis tidak akan pernah menjadi pedomanku!

Di bagian tepi medali, tertulis secara melingkar V R S N S M V - S M Q L I V B, dalam bahasa latin kepanjangannya adalah Vade Retro Satana! Nunquam Suade Mihi Vana! Suni Mala Quae Libas. Ipse Venena Bibas! Keseluruhannya berarti Pergilah setan! Jangan menggodaku dengan kesombonganmu! Apa yang kau tawarkan padaku adalah kejahatan. Minumlah bisamu sendiri!

Source: Google

Salib Benediktus ini bertujuan melindungi kita dari pengaruh iblis. Salib ini yang sering digunakan para exorcis sebagai sarana bantu mengenyahkan iblis. St. Benediktus menggunakan salib untuk mengusir setan, menghancurkan piala penuh racun, mengusir roh jahat dan membangkitkan orang mati. Kata-kata yang tertulis di atas berupa kode-kode itu merupakan kata-kata dari St. Benediktus.


Salib Santo Petrus

Source: Google

Salib satu ini agak berbeda dengan salib yang umum di bahas di atas, merupakan salah satu salib yang punya bentuk 'unik'. Pada jamannya dulu, salib ini dikenal dengan nama Salib Santo Petrus atau Cross of St. Peter atau Petrine Cross, yang mempunyai bentuk terbalik. Itu karena St. Petrus  martir, tidak mau disalibkan seperti Yesus, karena merasa tidak layak, St. Petrus meminta untuk disalibkan terbalik. Salib ini sering digambarkan bersama dua kunci, yang menandakan kunci kerajaan Allah.

Source: Google

Namun propaganda iblis membuat lambang salib terbalik ini jadi lambang antikristus atau lambang satanis. Bagi mereka yang awam, jika melihat salib terbalik pasti langsung menganggap adalah antikristus, anggota pengikut sekte sesat. Iblis menggunakan ini untuk menunjukan propagandanya pada iman Kristiani, membaliknya agar kita tidak lagi percaya.

Namun tidak perlu kawatir jika kita tahu awalnya mengenai Salib St. Petrus ini. St. Petrus merupakan Sri Paus pertama, yang melanjutkan penyebaran kabar Injil setelah Yesus bangkit dan diangkat ke surga, jadi tidak aneh jika kursi kepausan itu punya logo atau lambang salib terbalik. Gereja-gereja tua masih menggunakan lambang ini. Gereja Katolik menggunakan simbol ini sebagai simbol rendah hati dan rasa tidak pantas untuk dibandingkan dengan Kristus.


Salib Santo Andreas

Source: Google

Source: Google

Hampir mirip dengan kisah Salib St. Petrus, St. Andreas pun wafat sebagai martir digantung disalib, hanya berbentuk menyilang seperti huruf "X". St. Andreas merupakan saudara St. Petrus. St. Andreas disalibkan dengan cara salib X saat di Patras, Yunani. Sebelum ajalnya, St. Andreas disiksa dengan hukum cambuk oleh tentara dan diikatkan disalib. Inilah kenapa kita kenal Salib St. Andreas.


Cukup banyak bukan rupa-rupa salibnya orang Kristiani, nah selama ini, salib ber-corpus jadi ciri salibnya orang Katolik yang umum. Bagi mereka yang awam, menilai bahwa semua sama saja, "Kristen" juga. Memang benar, tetapi, ada ciri tertentu yang membedakannya, salah satunya ya di salibnya ini. Bukan untuk membedakan, tapi lebih ke pemahaman dan pengetahuan, salah satu ciri umum orang Katolik dan orang Kristen Protestan. Harapannya, dengan adanya catatan ini, mereka yang berbeda bisa memahami perbedaan.

Banyak hal yang tidak diketahui sehingga membuat pemahaman yang salah saat ini, apalagi saat sekarang dimana kabar hoax mudah tersebar. Soal simbil antikristus yang banyak beredar sekarang pada mulanya merupakan simbol gereja, hanya saja perkembangan jaman dan propaganda iblis mencoba menggiring ke arah yang berlawanan dengan ajaran Kristiani. Tetapi bagi yang paham, tidak perlu khawatir terbawa hoax yang salah.

Semoga rangkuman informasi ini dapat bermanfaat, dalam rangka perayaan Pesta Salib Suci, yang dirayakan Gereja Katolik setiap tanggal 14 September setiap tahunnya. -cpr-


Sumber bacaan:
Katolisitas.org. Mengapa Salib Katolik Ada Corpusnya? | diakses 14 September 2018
Katolisitas Indonesia. Bentuk-bentuk Salib Kristus | diakses 14 September 2018
Fiat Foluntas Tua. Bentuk-bentuk Salib | diakses 16 September 2018
PAPS RM. Jenis-jenis Salib dalam Gereja | diakses 16 September 2018
Ordo Fratrum Minorum St. Mikael Malaikat Agung Indonesia. Salib San Damiano | diakses 16 September 2018
Stellatours.com. St. Fransiskus dari Assisi, Italia | diakses 16 September 2018
Antonsuseno's Blog. Kristus dari San Damiano | diakses 16 September 2018
Katolisitas Indonesia. Salib Benediktus | diakses 16 September 2018
Buka Info. Pingin tahu tentang Salib Benediktus | diakses 16 September 2018
Wikipedia. Salib Santo Petrus | diakses 16 September 2018
Katolisitas Indonesia. Kisah Meninggalnya Para Rasul | diakses 16 September 2018

Posting Komentar

0 Komentar