Empat Kera Sakti Menurut Mitologi Tiongkok

Pasti kenal dengan serial Kera Sakti kan, yang kisahnya diambil dari novel terkenal karya Wu Chengen, yang berjudul Journey to the West. Yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Perjalanan ke Barat. Merupakan karya sastra yang terkenal dijaman Dinasti Ming. Mengisahkan tentang perjalanan seorang spiritualis seorang biksu dari jaman Dinasti Tang yang dikisahkan merupakan reinkarnasi dari salah satu dari empat Budha. Beliau ditugaskan pergi ke barat yaitu negeri India untuk mendapatkan Kitab Suci.

Ilustrasi

Diserial televisi Kera Sakti yang saya tonton itu, dikisahkan ada empat kera sakti yang ada di dunia. Salah satunya adalah Sun Go Kong yang dikisahkan dalam Journey to the West. Lalu, ketiga kera sakti lainnya, siapakah mereka?

Kalau yang nonton serial Kera Sakti pasti tahu tentang Kera Tum Pei (Tong Bei) dan juga Kera Lok Yi (Lie Er Mi) atau kera berbulu emas dan satu lagi Kera Pinggul Merah (yang disebutkan ketika Budha Matereya membandingkan Kera Tum Pei dengan Kera Pinggul Merah yang juga muridnya, yang sudah lebih dulu jadi Budha).

Dicatatan kali ini saya ingin merangkum tentang keempat kera sakti itu. Untuk menambah pengetahuan saja tentang kisah mitologi dari tanah Tiongkok atau based on kisah sastra terkenal dimasanya, yang sudah dikenal mendunia.


Kera Tum Pei (Tong Bei)
Kera sakti yang satu ini kita tahu adalah musuh terberat Sun Go Kong dalam serial Kera Sakti based story Perjalanan ke Barat. Perlawanan dengan kera Tum Pei harus membuat Sun Go Kong harus kehilangan ilmu yang dimilikinya, dan memulai dari nol lagi. Tapi siapakah sosok kera Tum Pei ini?

Ilustrasi Kera Tum Pei di serial Kera Sakti

Sun Go Kong kisahnya diceritakan dalam novel Journey to The West, kera Tum Pei atau Tong Bei atau Yuang Gong juga dikisahkan dalam novel tersendiri yang berjudul Ping Yao Zhuan (The Sorcerer Revolt). Novel ini karya Feng Meng Long.

Seperti Sun Go Kong, kera Tum Pei juga merupakan salah satu dari empat kera sakti. Kera Tum Pei punya jalan hidup berbeda, sedari awal kera Tum Pei dikenal sebagai pangilma kera yang dihormati. Yang membedakan hanya akhirnya, dimana kera Tum Pei harus menjadi Raja Siluman karena sifat iri dengkinya terhadap Sun Go Kong.

Kisah ini diambil dari serial Kera Sakti yang saya tonton. Pastinya ada kisah lain yang bersumber dari buku berbeda menceritakan tentang kera Tum Pei dari sudut kacamata berbeda.

Pada suatu jaman hidup seekor kera ajaib, yang bernama Yuan Gong. Kera ini bisa berbicara seperti layaknya manusia, dan sangat senang berkelahi. Karena hobinya ini, kera ini senang menantang pendekar untuk bertarung, dan selalu menang. Sampai akhirnya dia menemukan lawan yang tangguh dan berhasil mengalahkannya. Dia adalah seorang gadis berpedang. Akhirnya kera ini mengangkat guru kepada si gadis berpedang itu, dan bertualang bersama. Dari gurunya ini si kera mendapatkan banyak kesaktian seperti memindahkan matahari dan bulan, menyusutkan gunung dan ilmu perubahan lainnya. Karena kemenangan demi kemenangan diraih, kera ini mendapat gelar Panglima Kera Tong Bei. Tong Bei berarti lengan panjang, karena memang lengan kera Yuan Gong panjang. Atas jasanya itulah dibuatkanlah patung untuk menghormati dirinya.

Suatu waktu, terjadi bencana kelaparan dan kemiskinan di suatu daerah. Demi menghidupi penduduk suatu desa yang dilanda kelaparan dan kemiskinan, dengan bantuan burung kecil, lempengan emas yang terpasang dipatung dirinya di pafiliun kuilnya dikelupas satu per satu untuk dibagikan kepada penduduk.

Dalam kisah Journey to The West, dikisahkan sisi Tum Pei sebagai antagonis. Pada kehidupan berikutnya, kera Tum Pei menjadi murid dari Budha Matereya. Bersama Budha Matereya, kera Tum Pei mengangkat saudara seperguruan dengan Si Alis Kuning. Namun pada saat yang sama, kera Tum Pei kesal karena penduduk yang pernah dia selamatkan justru tidak lagi menghormatinya, justru malah menghormati Sun Go Kong, yang mana hanya kera liar biasa yang tidak punya jasa pahala apapun jika dibandingkan dengannya. Sifat iri dengki ini membuatnya terjerumus pada tindakan yang salah. Sifat iri dengkinya ini membuatnya terjerumus dalam lembah dosa, bahkan sampai membuatnya menjadi siluman.

Selama proses kedosaannya inilah, kera Tum Pei menjadi kera yang juga sakti, kesaktiannya nyaris sebanding dengan Sun Go Kong, bahkan sempat melampaui Sun Go Kong, ketika kera Tum Pei memakan pil ratu siluman. Kera Tum Pei, mampu menyedot hawa energi siluman siapapun dan berhasil menguasai kesaktian siapa pun yang berhasil dihisapnya. Kera Tum Pei pun melakukan kesalahan-kesalahan yang pernah dilakukan Sun Go Kong dulu, yaitu mengacau neraka dengan merusak kitab hidup mati, mengacau istana naga untuk mengambil pusaka toya perak dan menguasai kerajaan siluman dengan bersekutu dengan ratu siluman.

Pada akhirnya kera Tum Pei harus kalah dan mati, dan harus melewati siksaan reinkarnasi. Setelah melewati proses pertobatan, kera Tum Pei bisa mencapai nirwana, dan melepaskan penderitaan kehidupan.

Kisah yang tertulis di atas merupakan gabungan dari kisah novel yang membahas kera Tum Pei ini dan kisah additional pada serial kera sakti based on Perjalanan ke Barat.


Kera Lok Yi (Li Er Mi)
Kera satu ini juga dikisahkan dalam serial kera sakti, Perjalanan ke Barat. Kera ini juga sakti, sejak kecil kera ini sudah punya kesaktian, hanya saja karena hidupnya yang sebatang kara, kera kecil ini dimanfaatkan oleh siluman-siluman lain.

Kera Lok Yi ini dikenal juga sebagai kera bertelinga enam. Tapi dalam cerita yang dimunculkan dalam perjalanan ke barat, Kera Lok Yi hanya seperti kera kecil polos. Hanya saja kera kecil ini punya kekuatan besar bisa merubah diri menjadi raksasa ketika marah, dan bisa berubah menjadi naga terbang raksasa yang dapat menyemburkan api jika terkena air.

Sun Go Kong dikisahkan harus melalui ujian menghadapi kera ini. Tidak banyak sih yang bisa diceritakan tentang asal-usul kera ini. Yang pasti Kera Lok Yi terlahir dari batu yang juga menerima energi dari alam semesta yang membuatnya jadi salah satu kera terkuat.


Kera Pinggul Merah
Kera lain yang juga sakti adalah Kera Pinggul Merah, yang pernah juga jadi murid Budha Matereya, yang seharusnya jadi kakak seperguruan Kera Tum Pei dan Alis Kuning. Hanya saja, Kera Pinggul Merah telah mencapai nirwana dengan segala budi baiknya selama hidup dan telah melewati masa reinkarnasi, sehingga telah murni.

Kisahnya ini berdasarkan dari cerita Kera Sakti based Journey to The West. Saya tidak banyak dapatkan informasi seputar kera sakti satu ini. Siapa dia, tidak banyak dibahas, Google pun tidak banyak menemukan mereka yang mempublish informasi terkait.


Kera Sakti Sun Go Kong
Kita tahu, Sun Go Kong merupakan salah satu dari tokoh utama yang dikisahkan dalam Perjalanan ke Barat. Sun Go Kong merupakan salah satu kera yang lahir dari batu. Dikisahkan Sun Go Kong lahir di bukit Huaguo (dikenal sebagai gunung bunga dan buah-buahan). Sebuah gunung batu yang telah ada dalam waktu yang sangat lama, yang telah menyerap sari pati matahari dan bulan dan alam semesta.

Ilustrasi

Pada suatu waktu, saat energi yang tersimpan didalam gunung batu meledak dan melahirkan seekor kera. Kera ini hidup bersama kera-kera lain dan tinggal di Gua Shuilian berarti Gua Tabir Air. Gua ini terletak tersembunyi dibalik air terjun raksasa. Kera kecil ini berbeda dengan kera lain, sehingga kera lain mengangkatnya menjadi pemimpin mereka dengan gelar Mei Houwang (Raja Kera Gagah).

Suatu waktu si kera melihat bahwa ada kematian yang dialami kera lain. Dia sadar bahwa suatu saat akan mengalami kematian. Atas alasan itulah si raja kera berusaha mencari keabadian. Raja kera ini pergi mencari guru yang bisa mengajarinya mencapai tujuannya. Hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang guru spritual penganut Budhisme/Taoisme, sang guru dikenal Guru Bodhi. Guru Bodhi menamainya Sun Wukong, Sun berarti kera dan Wukong berarti sadar akan kekosongan (atau kita lebih kenal dengan sebutan Sun Go Kong).

Melaluinya, si raja kera belajar banyak hal, seperti seni bertutur seperti manusia, serta melatihnya menguasai beberapa jurus sakti "72 perubahan", si kera juga belajar teknik salto yang mana dalam sekali salto bisa mencapai 54.000 kilometer, si kera ini juga punya kesaktian dari 84.000 bulu ditubuhnya yang dapat diubah ke dalam bentuk barang atau makluk.

Namun karena kesombongan dari sifat asli kera liar, Sun Go Kong diusir gurunya. Kera Sun akhirnya kembali ke rumahnya Gua Shuilian, di sana dia jadi siluman kera yang disegani. Sifat liarnya ini semakin membuatnya ingin merasa kuat, dan kerap buat onar. Sampai tiba keinginannya mencari senjata baginya. Kera Sun pergi ke laut timur, untuk mencari senjata sakti. Senjata sakti itu kita kenal sebagai tongkat emas, yang bernama Ruyi Jingu Bang. Tongkat sakti ini punya berat 8.100 kilogram Ruyi Jingu Bang merupakan benda pusaka laut timur yang berfungsi sebagai mengukur kedalaman lautan dan menenangkan lautan. Untuk mendapatkannya kera Sun harus memporakporandakan Istana Naga Laut Timur. Tak hanya pusaka sakti tongkat emas yang kera Sun ambil, tapi juga baju jirah, topi berbulu Fenghuang dan sepatu yang bisa membuatnya berjalan di atas awan.

Kekacauan yang dibuat kera Sun ini mulai membuat para dewa gerah. Hingga pada akhirnya tibalah waktu dimana kera Sun tiba ajalnya. Dewa Kematian (Raja Neraka) menarik arwahnya untuk dipanggil ke neraka. Namun karena kesaktiannya, kera Sun mengecoh Dewa Neraka, ternyata yang diambil adalah arwah yang menyerupai kera Sun. Kera Sun pun turun ke neraka dan memporakporandakan neraka, merusak kitab hidup mati agar dirinya tak perlu lagi mengalami kematian.

Ilustrasi

Karena ulahnya ini, Raja Neraka melaporkannya ke Kaisar Giok (Raja Kahyangan). Kaisar Giok kemudian memanggil kera Sun untuk diperkerjakan di Istana Langit. Namun ternyata, kera Sun dipekerjakan sebagai Penjaga Kuda Kahyangan. Kera Sun tidak senang, karena pekerjaan ini dianggap rendahan dan tidak sesuai dengan gelarnya. Kera Sun kembali bertingkah dan kemudian Kaisar Giok mengangkatnya menjadi Pelindung Taman Surga. Tugas kera Sun adalah menjaga taman buah persik, buah yang merupakan pusaka kahyangan. Di sini sebenarnya kera Sun jauh lebih baik, tapi dia merasa dicurangi dan tidak dianggap karena sebagai pejabat kahyangan dia tidak diundang pesta. Akhirnya kera Sun mencuri dan memakan buah persik yang dikenal sebagai buah keabadian. Juga mencuri dan menelan pil lanjut usia Lao Tzu.

Atas kelakuan nakalnya ini Kaisar Giok panglima langit Dewa Er Lang, melalui pertarungan sengit kera Sun berhasil ditangkap. Namun upaya menghukum mati kera Sun gagal, akhirnya kera Sun dihukum dengan mengurungnya dalam tungku obat Dewa Lao Tzu, agar lebur menjadi pil obat. Namun sayang, di tungku itu justru kera Sun menambah kesaktiannya dan mempunyai mata api yang bisa melihat makluk itu siluman atau bukan.

Kaisar Giok memohon pertolongan dari Sang Budha. Budha Rulai akhirnya menantang kera Sun, untuk bisa lepas dari telapak tangannya. Kera Sun merasa dia telah mampu lepas dari telapak tangan Budha, dengan mengencingi pilar ujung dunia yang ternyata adalah jari Sang Budha sendiri. Karena merasa kalah kera Sun berniat kabur, namun Sang Budha berhasil menghujamkannya ke bumi, dan menyegelnya dikaki gunung, yang dikenal dengan Gunung Lima Jari.

Kisah kera Sun ini berlanjut ketika ada seorang biksu yang diutus menuju negeri barat untuk memperoleh Kitab Suci. Sang guru inilah yang membebaskannya dan sejak saat itulah kera Sun menjadi murid pertamanya dan menemani sang biksu memperoleh Kitab Suci.

- 0 -

Tidak banyak informasi yang saya peroleh untuk membahas kera lain selain Sun Go Kong, karena kebanyakan kisah yang diambil dan dipublikasikan itu based on novel Journey to The West. Semua punya versi masing-masing, tergantung siapa yang dijadikan spot centernya.

Mungkin perlu banyak membaca lagi untuk menggali kisah-kisah kera menurut mitologi Taoisme/Budhaisme. Menarik untuk dicari tahu, menambah khasanah informasi, sisi lainnya adalah mengambil makna positif dari kisah-kisah tersebut, bukan ditelan mentah-mentah dan dianggap merusak iman seseorang non penganut. Rasanya itu pikiran sempit segelintir orang saja.

Saya cukupkan sekian dulu catatan saya tentang empat kera sakti yang pernah dikisahkan dan kisahnya mendunia ditiap jaman, terutama jaman saya kanak-kanak dulu. -cpr-

Posting Komentar

16 Komentar

  1. Balasan
    1. Ya saya penasaran karena dalam cerita kera sakti itu sempat diceritakan, tapi secara legendanya seperti apa kan tidak ada yang menjelaskan, di google juga informasinya minim sekali.

      Hapus
  2. Saya tidak percaya..tapi saya suka filmnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, yg mw dipercayai apa nya?
      Kan dri awal itu dtuliskan kisah, dan diawali dari sebuah karya sastra yg mendunia, semua orang tahu. Tp bukan berarti itu nyata dan kita hrs percaya jg si.

      Mana kisah fiksi, fakta dan karya sastra itu perlu dipahami lebih :)
      Kalau gak percaya, sy juga koq, sama ada 'teman' nya, gk sendirian koq.

      Hapus
  3. bego juga ya atas gue, jelas2 cerita fiksi, masa harus di percaya gitu wakakakak
    kalo emank beneran ada, gw mau dah nyari buah persik panjang umur haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mitologi ya berbeda dengan kisah nabi yang dipercaya agama samawi. Faktanya ya sulit juga dipahami.

      Hapus
  4. Tq,sdah sya baca..menarik threadnya..👍

    BalasHapus
  5. Kalo percaya sih hanya beberapa % doank kalo menurut saya sih itu ada sebab dahulu hanuman itu ada dan sun gokong pun pernah bertemu dengan hanuman kalo di kaitkan dengan naga jugak pernah ad didunia hanya yang mahakuasa lah yang tau percaya tidak percaya itu pribadi masing" 😊

    BalasHapus
  6. Balasan
    1. Terima kasih sudah berkunjung, saya pasti berkunjung balik

      Hapus
  7. Wah baru tau ternyata ada 4 yah kerasakti, sqira cuman 1 doang yang sunggokong..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu juga dari film SunGokong mas, kera² lain selain GoKong

      Hapus
  8. Balasan
    1. Karena kita tahunya SunGokong ya jadinya berpikir 'rajanya' tetap Gokong. Tapi tidak diketahui juga sih. Lakonya tetap si raja kera dari gua suilian.

      Hapus

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6