Pameran: Lab Indonesia 2018 Exibhition

Jalan-jalan untuk kerja, ya begitulah sekarang. Berkunjung ke sebuah pameran itu menyenangkan, karena banyak hal baru yang saya peroleh dari kunjungan yang dilakukan.

Diawal April 2018, ada pameran alat-alat laboratorium, yang bertajuk "Lab. Indonesia 2018" yang berlangsung tanggal 4-6 April 2018 bertempat di JCC, Senayan, Jakarta Selatan. Lokasi tepatnya di Hall A dan B. Pemeran laboratorium ini dianggap pameran terbesar di Asia Tenggara. Pameran ini diikuti 210 peserta dari 13 negara, seperti Indonesia, Australia, Tiongkok, Prancis, Jerman, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Taiwan hingga Thailand.

Di sana bisa ditemukan brand besar seperti Metler Tolledo, Binder, Thermo Scientific, IKA, Genecraft, Merck, Waters, Agilent, Sartorius, dll.


Meski ikut dihari kedua ini, cukup padat juga antrian registrasi untuk bisa masuk ke dalam area pameran. Saya datang bersama tim purchasing + bos bagian research and development. Sampai di TKP, kami langsung menuju meja pengisian form registrasi, pengisian sederhana sih, hanya nama, alamat, dari mana (perusahaan), bagian apa, tujuan datang dan dari mana tahu informasi tentang pameran ini. Setelah isi, masuk lah ke barisan antrian untuk mendapatkan name tag visitor.

Name tag visitor yang saya dapat kali ini kurang oke, ya bahannya kaya kertas stiker gitu, kurang oke, meleot-melot, tidak kaku kaya name tag visitor pameran yang terakhir saya ikuti.



Tujuan kedatangan kami kali ini adalah mencari informasi dan ada beberapa barang/ mesin yang kami cari. Hmm, kebetulan sih, ada beberapa barang yang kami butuhkan bisa "dijawab" di sini, tinggal lanjut ke follow up lebih serius.


Cukup banyak sih ditampilkan seperti mesin-mesin, aksesoris dan alat-alat untuk laboratorium, biasanya disebut instrumen-instrumen. Ada yang langsung dihandel principle produknya, ada pula yang dihandel oleh distributor-distributor resmi yang sudah ditunjuk.

Tidak semua merupakan suplier-suplier baru bagi kita, ada juga nama suplier yang tidak asing, sehingga ketika kami ke sana, ya ada 1-2 orang yang dikenal, setidaknya kami pernah berkomunikasi via telepon, chat atau email.

 
Situasi ini sebenarnya kesempatan untuk berlatih conversation dengan orang asing, membiasakan diri sih lebih tepatnya. Tapi memang tetap harus didampingi dengan yang mampu, karena jika tidak maka akan merepotkan kita sendiri. Karena di sana yang terjadi adalah obrolan seputar produk, spesifikasi, keunggulan dan hal-hal lain yang sifatnya teknis dan scientific. Vocabulary saya yang lemah jadi kendala tersendiri, ditambah lagi teknologi laboratorium relatif awam bagi saya, yang pada akhirnya saya memutuskan menghindar dari suplier yang dijaga orang asing.


Lelah berkeliling di sini, tibalah waktu makan siang. Nah, bingung dong mau makan siang dimana. Sambil mencari saya lihat di sisi ruangan ada tempat dibuat seperti cafetaria gitu, kami berniat ke sana, namun sebelum masuk sudah disambut sama price list menu makan yang dijual, dan harganya wow! Harga satu porsi nasi goreng saya lihat itu 80K #astaga. Nasi goreng apakah itu? Melihat harga itu kami seakan-akan tidak jadi lapar, setidaknya bisa bertahan untuk mencari lokasi makan yang lain. Kebetulan saya ingat, pernah ke JCC dulu, dan saya ingat ada cafetaria "rakyat jelata" di dekat tempat parkir motor (dulu, kalau sekarang sudah dijadikan proyek bangunan). Nah di cafetaria "rakyat jelata" ini makanan dijual dengan harga lebih pantas.

Rata-rata harga makanan di sini ya 25-45K lah, ada sih yang lebih dari itu, ya tinggal dipilih, banyak pilihan koq. Uniknya di sini sudah menggunakan cara pembayaran cash less alias pembayaran menggunakan kartu dengan sebelumnya kita mengisi saldo di kasir di bagian depan (sebelum masuk). Saldo yang terisi pun bisa diuangkan kembali. Saya membeli satu porsi Rawon + nasi putih, total itu 30K.


Keliling satu stan ke stan lainnya kami mendapatkan beberapa oleh-oleh, brosur, katalog, kartu nama, godybag, serta beberapa souvenir seperti pulpen, gantungan kunci, termometer digital, hingga dompet minimalis.

Menjelang sore, sekitar pukul 17:00, kami memutuskan untuk pulang, toh karena waku kunjung pameran ini memang terbatas pada jam kerja saja. Ya begitulah catatan perjalanan saya hari ini. Oleh-oleh tambahan dari jalan-jalan kali ini adalah kaki pada pegel-pegel, mungkin terlalu lama berdiri, karena full selama beberapa jam di sini tidak sempat duduk.

Event seperti ini sepertinya akan berlanjut tahun depan. Event seperti ini menurut saya penting, karena bisa jadi sarana mempertemukan calon customer dan suplier. Tidak hanya itu, calon customer juga bisa mendapatkan informasi awal untuk kebutuhan yang mereka perlukan, ya seperti yang saya lakukan kali ini. Mungkin beberapa hari ke depan, hasil informasi yang telah diperoleh ini akan difollow up lebih lanjut.

Baiklah, sekian dulu catatan saya. Catatan ini bisa jadi catatan penting untuk reminder di tahun yang akan datang, apa saja yang bisa dilakukan di sini. Sampai jumpa dilain kesempatan.cpr.

Posting Komentar

0 Komentar