Hari Raya Santa Maria Bunda Allah

Bangun pagi, dihari pertama tahun 2018, dengan semangat baru dengan tidak melupakan yang lalu, tetap menatap hari-hari kedepan.

Selamat tahun baru 2018. Hari ini, ada perayaan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah. Awalnya saya tidak tahu, namun membaca pengumuman gereja di dua gereja berbeda, bahwa gereja merayakan hari ini. Ya kebetulan bertepatan dengan tanggal merah mengawali tahun, sehingga suasananya seperti hari Minggu.

Hari ini dirayakan tentang karya penyelamatan Allah melalui Bunda Maria, melalui Malaikat Gabriel, Maria diberi kabar gembira akan mengandung dari Roh Kudus. Apabila dulu Maria tidak mengindahkan kabar gembira ini, mungkin ceritanya akan lain. Maria digunakan Allah menjadi perantara karya-Nya. Mari kita rayakan hari raya ini dengan gembira, melalui perayaan ekaristi di gereja.

...

Bacaan pertama dikisahkan dari perjanjian lama tentang firman Tuhan kepada Musa. (Bdk. Bil 6:22-27)
"Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau; Tuhan menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Demikianlah harus mereka meletakan nama-Ku atas orang Israel; maka Aku akan memberkati mereka."

Sebuah pesan yang intinya bahwa Tuhan akan selalu memberkati umat-Nya. Umat ini tidak hanya diartikan sempit (hanya Israel), jangan mempersempit cara berpikir Tuhan, karena Tuhan tidak pernah membagi-bagi berkat-Nya hanya kepada kelompok tertentu saja, semua yang taat pada perintah-Nya pasti akan selalu diberkati.


Bacaan kedua, adalah Surat Rasul Paulus Kepada Jemaat di Galatia. Bdk. Gal 4:4-7.
"Saudara-saudara, setelah genap waktunya, Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk pada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru:"Abba, ya Bapa!" Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak, maka kamu juga menjadi ahliwaris-ahliwaris, oleh karena Allah."

Intinya adalah Allah mengutus Anak-Nya lahir ke dunia melalui perempuan (Maria). Dia diutus untuk menebus mereka, yang takluk pada hukum Taurat, supaya diterima menjadi anak. Sejak saat itulah, kita bukan lagi menjadi hamba, melainkan anak-anak Allah. Relasi ayah dan anak adalah hubungan yang sangat dekat, untuk itulah kita diajak untuk jadi anak-anak yang baik seturut kehendak-Nya.

Bacaan Injil mengisahkan kabar gembira yang sampai kepada para gembala, mereka tidak takut mendapati kabar gembira ini, mereka justru berbegegas mencari Dia yang telah lahir. Mereka tidak ragu mengikuti pesan yang dikabarkan malaikat, justru mereka pergi bergegas, membuktikannya dan setelahnya mereka mewartakannya atas apa yang mereka alami.

Dikisahkan bdk. Luk 2:16-21.
"Setelah mendengar berita kelahiran penyelemat dunia, para gembala cepat-cepat berangkat ke Betlehem, dan mendapati Maria dan Yusuf serta Bayi yang terbaring di dalam palungan. Ketika melihat Bayi itu, para gembala memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hati dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat; semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Ketika genap delapan hari umurnya, Anak itu disunatkan, dan Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya."


Tahun 2017 telah berlalu. Terkadang, ketakutan, kecemasan yang pernah terjadi ditahun sebelumnya masih membuat kita tidak berani atau takut atau cemas akan menghadapi apa yang ada dimasa yang akan datang, dalam hal ini tahun 2018.

Melalui iman akan Kristus, hendaknya kita tidak perlu cemas atau takut akan apapun. Sabda Tuhan sejak Natal, Pesta Keluarga Kudus sampai hari ini intinya adalah mengajak kita untuk yakin dan percaya pada jalan-Nya.

Sosok Maria memberikan teladannya, bahwa ketika Maria mendapat pesan dari Malaikat bahwa akan mengandung, meski belum bersuami, Maria tidak takut dan cemas, Maria menyerahkan semuanya pada Allah. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu."

Andaikan, Maria berkata tidak, karena Maria takut atau cemas menghadapi cemoohan orang, sehingga demi cari aman, Maria lebih mengatakan tidak. Maka, tidak akan pernah ada karya Allah hadir dalam hidup Maria. Itulah yang membuat Maria mendapatkan tempat khusus dalam karya penyelamatan Allah.

Kita pun diajak untuk meneladani Maria, agar kita tidak cemas dan takut pada apapun dalam hidup kita. Ketika kita percaya dan yakin pada Allah, semua akan berjalan sesuai kehendak-Nya, dan Dia tidak akan pernah salah.


Melalui pesan ini jadi bahan perenungan saya, karena sering kali saya merasa takut dan cemas, tidak percaya diri dalam melakukan sesuatu atau melangkah atau mengambil keputusan. Kembali lagi saya diingatkan untuk berani, dan menyerahkan semuanya pada cara-Nya. Tahun 2018, waktu yang tepat, untuk menyusun capaian-capaian harus saya kejar. Lakukan usaha terbaik, sisanya serahkan pada Tuhan.

Semoga teladan yang Bunda Maria berikan melalui pengalaman imannya, menjadi karya penyelamatan Allah akan manusia, bisa jadi contoh, saat kita takut atau cemas, ingatlah Bunda Maria, ketika ada perkara besar, Bunda Maria menyerahkan semuanya pada Tuhan, "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan-Mu." Amin. Semoga Tuhan memberkati kita semua.cpr.

Posting Komentar

0 Komentar