DWP Event Pariwisata yang Ditolak, Apa Itu?

"DWP" sebuah singkatan seperti tidak asing, biasanya saya dengar ketika BPK melaporkan hasil auditnya, 'dengan wajar pengecualian'. Hahaha salah itu harusnya WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atau WDP (Wajar Dengan Pengecualian) atau juga BTP (Basuki Tjahaya Purnama), hahaha makin ngaco. Skip-skip, hanya intermeso. Tapi sebenarnya bukan itu maksudnya. Maklum, awal mula saya berpikir begitu, karena membaca judul berita bahwa Haji Lulung menolak DWP, saya pikir itu berhubungan dengan pemerintahan dan hasil audit dan sebagainya.

Beberapa hari ini saya membaca beberapa media tentang segelintir pihak yang menolak diselenggarakannya DWP. Sampai ada aksi unjuk rasanya segala lho. Aksi penolakan hingga unjuk rasa terjadi sebelum ijin acara dikeluarkan oleh Pemprov DKI Jakarta, meskipun pada akhirnya ijin tersebut diteken, dengan syarat tertentu sesuai aturan yang berlaku.

DWP ternyata merupakan sebuah event atau acara tahunan. Tapi, apa sih DWP itu? Penasaran, seperti biasa saya kepo dan cari tahu dimesin pencari Google.

DWP merupakan singkatan dari Djakarta Warehouse Project. Adalah sebuah event musik elektronik terbesar di Indonesia. Hmm, ini mungkin adalah festival musik DJ, karena biasanya DJ yang senang bermain olah musik, sound dengan kelengkapan elektronik sound. Festival musik elektronik ini biasanya mendatangkan artis atau pemusik elektronik mancanegara. Tidak hanya itu sajian dance pun tersaji dalam acara ini.

Festival yang ditolak beberapa gelintir orang di Jakarta ini akan digelar pada 15 - 16 Desember 2017 ini, yups, hari ini acara tersebut akan dimulai, bertempat di JIEXPO Kemayoran.

Alasan penolakan dari segelintir pihak di Jakarta adalah soal norma-norma adat ketimuran. Seperti kita tahu, musik elektronik lebih banyak dipertunjukan di sebuah klub malam, diskotik atau pub. Musik elektronik sendiri mulai dikenal ditahun 1970. Memang lebih ekslusif dan tertutup dibandingkan acara musik tradisional lain seperti dangdut koplo yang tak jarang menampilkan biduan erotis ke semua khalayak yang nonton, tak jarang anak-anak kecil yang menonton dibaris depan.

Budaya ketimuran memang tidak mengenal budaya hedon, disco sampe larut bahkan dini hari. Sebagian pihak menganggap acara tersebut memberikan efek negatif dan dilarang agama. Wajar saja, banyak hal negatif yang dekat dengan event seperti ini, narkotika, minum-minuman keras, seks bebas, pesta hubungan sesama jenis (gay dan lesbian), hingga masalah mengganggu ketenangan masyarakat lain. Beberapa hal negatif yang mengiringi jenis acara atau event seperti inilah yang jadi alasan penolakan segilintir orang.

Festival musik elektronik seperti ini tidak hanya diselenggarakan di Indonesia, tapi juga pernah diadakan di Singapura, Malaysia dan Thailand. Yang diselenggarakan di Indonesia ini termasuk yang terbesar di Asia. Namun, acara yang diadakan di Indonesia lebih sukses dengan pengunjung lebih banyak. Wajar, karena penduduk Indonesia lebih banyak belum ditambah wisatawan mancanegara.

Event DWP ini merupakan tahun ketujuh. DWP yang pertama kali bernama Blowfish Warehouse Project (BWP) digelar tahun 2008. Setelah itu di tahun 2010 festival ini kembali digelar dengan nama Djakarta Warehouse Project (DWP). Dilanjutkan ditahun 2013 digelar di Eco Park, Ancol. Kemudian penyelenggaraan DWP ditahun 2014 berhasil mendatangkan 70.000 pengunjung, naik menjadi 75.000 ditahun 2015, dan 80.000 ditahun 2016. Peningkatan pengunjung diharapkan terjadi ditahun 2017 ini. Tapi apa mungkin, ketika ada aksi penolakan, akankah membuat pengunjung takut untuk datang?

Event ini tidak diselenggarakan cuma-cuma, ada tiket masuknya. Tiket early entry 1 dijual seharga 800.000 rupiah. Untuk kategori yang sama tiket dijual ketika Presale 1 dengan harga 860.000 rupiah dan Presale 2 dengan harga 920.000 (general admission) rupiah. Harga tersebut merupakan harga tiket untuk dua hari event berlangsung. Sedangkan tiket VIP Gold dijual dengan harga 2.000.000 rupiah. Tersedia pula Group Package (6 tiket) seharga 4.781.000 rupiah. Ada pula Daily Pass General Admission 660.000 rupiah dan Dialy Pass - GA Early Entry 620.000 rupiah dan Dialy Pass VIP Gold 1.200.000 rupiah.

Pembelian tiket pun pihak penyelenggara dalam hal ini Ismaya Live menggandeng Blibli.com, Goers App, GO-Tix, JD.ID, Panorama Tours, Raja Karcis, Serba Pay, Sindhen App, Tiket.com, Traveloka dan Yes24. Mempermudah pembelian tiket secara online.

DWP selalu menghadirkan DJ kelas dunia dan juga lokal. Seperti contoh tamu internasional pada DWP 2017 ini antara lain Andre Dunant, Chelina Manahutu, Cyberjapan, David Gravell, Desiigner, Devarra, DVBBS, Flosstradamus, Flume,  Galantis, Hardwell, Higher Brothers, Ilan Bluestone, Joji, Junior Royal, Keith Ape, Loco Dice, Marshmello, NWYR, Dokay, Purple Haze, R3HAB, Rich Chigga, Richie Hawtin, Robin Schulz, Slander, Steve Aoki, Tiesto, Tony Romera, Vini Vici, W.W, Zatox, Zeos Dead, Elrow Special Stage itulah daftar line up yang saya peroleh dari site DWP.

Nah, buat yang senang dugem, monggo dinikmati acaranya hari ini dan besok. Untuk pihak keamanan, semoga bisa menjaga keamanan pengunjung. Karena event ini termasuk event besar dan mampu menarik wisatawan sekitar Asia untuk datang ke Indonesia. Untuk aksi penolakan, kepolisian dan dinas terkait harus bisa menjalankan tugasnya menegakan aturan yang ada. Jadi, untuk kekhawatiran segelintir pihak bisa diredam dengan cara yang lebih baik.

Nah sepertinya cukup informasi yang saya peroleh tentang Djakarta Warehouse Project, setidaknya saya jadi tahu apa itu DWP dan apa yang jadi alasan pendemo yang menolak event besar ini. Ya, mudah-mudahan, event berjalan lancar dan bisa menarik devisa bagi Indonesia.cpr.

Posting Komentar

1 Komentar

Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6