Bagi yang senang dan sering menonton serial India,
pasti tidak asing dengan perayaan satu ini. Budaya India terutama Hindu mengenal
banyak sekali perayaan. Masing-masing perayaan mempunyai maknanya
masing-masing, dari pemujaan untuk dewa-dewi maupun perayaan khusus atas
peringatan adat atau budaya tertentu.
Salah satu perayaan yang sering ditonjolkan dari
budaya Hindu adalah perayaan Holi atau sering dikenal dengan perayaan warna.
Seperti yang kita lihat, dalam perayaan ini setiap orang saling melempar serbuk
warna-warni ke orang yang lain dengan kegembiraan. Tidak boleh ada yang marah
ketika mendapat noda warna-warni dari yang lainnya.
Tapi apa sih itu perayaan Holi. Untuk hal ini saya
jadi penasaran untuk tau literaturnya, meskipun secara ringkas sudah sedikit
paham karena sering menonton film India.
Ilustrasi [Sumber: google.com] |
Menurut Wikipedia,
Holi atau festival warna merupakan festival musim semi yang dirayakan di India, Nepal, Bangladesh dan
negara-negara yang memiliki penduduk beragama Hindu, seperti Suriname, Guyana,
Afrika Selatan, Trinidad, Britania Raya, Mauritius, dan Fiji. Holi dirayakan
pada akhir musim dingin ketika phalgun
purnima atau bulan purnama terakhir bulan pada bulan phalguna menurut kalender lunar dan biasanya bertepatan dengan
akhir Februari atau awal Maret. Kata Holi sendiri secara harfiah berarti “membakar”
(dalam bahasa India).
Holi dirayakan lebih meriah di tempat-tempat yang
berkaitan dengan Sri Kresna seperti
di Mathura dan Vrindavan, India. Kota-kota ini ramai menjadi kunjungan
wisatawan, karena festival Holi di sini berlangsung hingga 16 hari. Hubungannya
adalah kepada pemujaan terhadap Dewa
Wisnu.
Puncak perayaan Holi disebut Dhulheti, Dhulandi, atau Dhulendi. Pada hari itu perayaan Holi
diisi dengan kegiatan saling melemparkan warna dan air yang berwarna-warni. Api
unggun dinyalakan pada malam sebelum Holi disebut Holika Dahan (kematian Holika) atau Chhoti Holi (Holi kecil). Penyalaan api ini untuk mengenang
peristiwa lolosnya Prahalad ketika ingin dibakar oleh Holika (saudara perempuan
Hiranyakasipu). Holika terbakar dan tewas, namun Prahalad yang penganut setia Dewa Wisnu selamat tanpa luka karena
dilindungi oleh sang dewa.
Perayaan
Holi ini tidak lepas dari legenda atau kisah yang melatarbelakanginya, secara singkat
sudah tersebut di atas. Kisah lengkapnya akan saya ceritakan di bawah ini,
diambil dari berbagai sumber:
Kisah Holika
Dahan ini menceritakan tentang ada seorang raja iblis yang jahat bernama
Hiranyakasipu yang ingin mengakhiri hidup anaknya yang diberkati, Prahalad. Tindakannya
ini untuk membalas kematian adiknya yang juga iblis, yang dibunuh oleh Dewa Wisnu. Sang raja iblis ini
berusaha untuk memperoleh daya yang cukup untuk memperoleh kekuasaan diatas
para dewa, dengan melakukan penebusan dosa berat dan bersemedi bertahun-tahun
untuk memperoleh suatu anugerah dari dewa. Hingga akhirnya anugerah itu
diberikan oleh dewa kepada raja iblis ini. Hiranyakasipu makin sombong, dan
memerintahkan semua alam menyembahnya. Hiranyakasipu punya seorang anak
laki-laki bernama Prahalad. Prahalad adalah bakta/ pemuja setia Dewa Wisnu.
Oleh karena itu, Hirakanya berusaha ingin membunuh anaknya. Hirakanya meminta
bantuan adiknya yang bernama Holika. Holika pun punya anugerah yang diberikan
dewa, yakni tahan terhadap api. Prahalad direncanakan akan dibakar hidup-hidup
bersama Holika yang tahan api. Dipersiapkanlah sebuah tumpukan kayu dan Holika
duduk diatasnya sambil memegang Prahalad, kemudian api menyala, dengan maksud
agar Prahalad terbakar dan mati. Namun kenyataan berkata lain Dewa Wisnu memberkati dan melindungi
baktanya, Prahalad sehat tanpa luka sedikit pun, sedangkan Holika yang katanya
punya anugerah kebal terhadap api justru
malah terbakar menjadi abu. Pada akhirnya raja iblis Hiranyakasipu dibunuh oleh
Dewa Wisnu.
Inti dan makna dari perayaan Holi ini adalah perlawanan
antara sesuatu yang jahat dan yang baik. Yang jahat diwakili oleh raja
iblis Hirakanya dan Holika sedangkan hal yang baik diwakili Prahalad sebagai
bakta setia Dewa Wisnu. Pada akhirnya kejahatan berhasil “dibakar” dalam api,
meskipun kebaikan ikut dibakar bersama, tapi kenyataannya kekuatan kebaikan
pada akhirnya menang karena berkat dari Dewa Wisnu itu sendiri sumber kebaikan
sejati. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari makna dari kisah itu
adalah kita untuk “membakar” segala sesuatu yang tidak baik, yang jahat atau masalah-masalah,
hal-hal buruk yang telah terjadi di masa lalu (ketika perayaan pada
malam sebelum hari raya Holi), dan ketika keesokan paginya, kita menatap masa
depan dengan semangat, harapan dan sukacita yang baru.
Setidaknya, bagi kita (saya) yang awam, yang tidak
mengimani kepercayaan Hindu menjadi tahu asal-usul tentang perayaan ini,
perayaan yang dirayakan oleh saudara kita yang menganut agama Hindu setiap
tahunnya. Keingintahuan saya ini sebagai cara untuk saling menhargai dan menghormati
kepercayaan lain. Yang terpenting adalah maknanya itu sendiri. Selamat hari
raya Holi, bagi yang merayakannya, kebetulan postingan ini tepat di awal Maret,
dimana di sana (India) Holi sedang dirayakan. Cpr
2 Komentar
Elo sodaraan ama SULUH ZAMAN NUSA ya???
BalasHapusHaha, siapa kah dy?
HapusTinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6