Aku sangat senang, ketika mendengar cerita yang bernilai A1. Saat kudengar cerita itu, aku langsung bersyukur pada Bunda Maria, ternyata Bunda mendengar permohonanku. Dalam doaku, aku memohonkan agar Bunda memberikan 'penglihatan' kepada ibunya, agar ibunya atau keluarganya bisa tahu bahwa laki-laki yang dibanggakan sebagai jodoh anaknya bukan laki-laki yang baik. Dan aku senang, ketika apa yang kumohonkan didengar. Paling tidak, itu baru awal. Karena begitu bangganya laki-laki itu dibanggakan sebagai laki-laki baik, padahal tidak begitu. Tampilan duniawi, materi serta sukuisme jadi sampul buku yang menutup isi buku yang isinya tidak baik.
Aku mendengar semua cerita yang berasal dari A1. Aku tahu dan sadar, dia pasti berpesan agar tidak menyampaikan semua yang dilihat kepadaku. Aku tahu itu, karena jika aku tahu tentang cerita itu, dia takut kalau itu memberi harapan untukku. Aku tidak merasa ada harapan di sana, aku cuma cukup senang karena Bunda mau mendengar doaku. Setidaknya dengan cara itu bisa membuka mata mereka yang ada di lingkaran itu. Apapun yang dikatakan orang lain mengenai laki-laki itu pasti tidak akan pernah digubris jika mereka tidak melihatnya sendiri, karena aku sadar mereka menganut paham Thomas, yang tidak akan percaya sebelum melihatnya sendiri. Hanya dengan cara-Nya mereka bisa percaya, dan untuk itu aku berdoa terus-menerus.
Buat aku apa yang terjadi ketika dia dan keluarga ke Purwokerto di akhir minggu kedua Oktober merupakan awal. Aku akan terus berdoa, agar tiba waktunya Dia menunjukkan sesuatu yang bisa membuat mereka percaya.
Aku bisa membayangkan apa yang terjadi di sana ketika itu. Situasi snewen ketika ada laki-laki yang rencananya jadi calon mantu berlaku agak tidak sopan, dan sepertinya acuh tak acuh. Seakan-akan apa yang dilakukan seperti mengemis cinta dari laki-laki itu. Sungguh ironi. Satu hal yang harusnya bisa jadi pelajaran, ini awal yang salah jika dilanjutkan, karena apa, inilah sebenarnya jadi gerbang untuk mengulangi kesalahan yang sama. Memang, tidak ada yang tahu bagaimana kedepannya, kita juga tidak bisa melebihi kekuasaan Tuhan, tetapi ketika diawal saja sudah begini bagaimana nanti?
Sekali lagi, aku cukup senang mendengar apa yang aku dengar ini. Setidaknya, apa yang aku dengar ini aku syukuri. Bahwa Tuhan masih mau mendengar doaku. Setidaknya, apa yang kau tanam itulah yang kau tuai. Dan mudah-mudahan apa yang telah terjadi bisa jadi bahan perenungan bersama. Bahwa apa yang terlihat baik belum tentu baik, apa yang terlihat buruk belum tentu juga buruk, yang bisa membuktikan adalah proses yang panjang.
Mungkin hanya ini yang ingin aku catat saat ini. Meski dia berusaha untuk tidak memberi harapan untukku, tetapi aku akan terus berharap melalui doa. Karena ketika aku tidak lagi berharap akan sesuatu hal, saat itulah aku sudah tidak punya alasan lagi untuk di sini.
0 Komentar
Tinggalkan jejak, jika anda mampir ;p Terima kasih atas kunjungannya - cocoper6